Konflik Palestina Vs Israel
Penyeberangan Rafah Gaza Dibuka, 50 Anak Palestina yang Terluka Menyeberang ke Mesir untuk Berobat
Israel setuju untuk membuka kembali penyeberangan Rafah di Gaza setelah kelompok militan Hamas membebaskan sandera Israel.
Presiden Mesir, Abdel Fattah El-Sisi pada Rabu (29/1/2025), menolak gagasan bahwa Mesir akan memfasilitasi pemindahan warga Gaza.
Ia mengatakan warga Mesir akan turun ke jalan untuk menyatakan ketidaksetujuan mereka.
Sebagai informasi, Rafah adalah satu-satunya penyeberangan Gaza yang tidak memasuki wilayah Israel.
Pasukan Israel menutup penyeberangan Rafah pada awal Mei setelah merebutnya selama serangan di kota selatan tersebut.
Mesir menutup sisinya sebagai bentuk protes.
Bahkan sebelum perang Gaza dimulai, penyeberangan Rafah merupakan pintu gerbang penting untuk keluar dari wilayah tersebut, tempat blokade Israel-Mesir selama 15 tahun yang bertujuan untuk membendung Hamas telah merusak fasilitas kesehatan dan membuat penduduk miskin.
Warga Palestina secara rutin mengajukan permohonan izin untuk bepergian ke luar wilayah tersebut untuk mendapatkan perawatan yang menyelamatkan nyawa yang tidak tersedia di Gaza, termasuk kemoterapi.
Baca juga: 3 Sandera Israel Bebas, Keith Siegel Jadi yang Terakhir Diserahkan ke ICRC Hari Ini di Gaza

Diperlukan beberapa upaya diplomatik untuk membuka kembali perbatasan dan mengatasi pertikaian keamanan antara pejabat Israel, Mesir, dan Palestina.
Hamas telah mengawasi perbatasan sejak 2007, ketika mengambil alih kendali Gaza dari pesaingnya, Otoritas Palestina yang diakui secara internasional, atau PA, setelah memenangkan pemilihan parlemen pada tahun 2006.
Pasukan Israel masih berada di perbatasan Rafah dan di Koridor Philadelphia, sebidang tanah yang membentang di sepanjang perbatasan.
Israel menolak mengizinkan Hamas untuk melanjutkan pengelolaan perbatasan tersebut, menuduhnya menyelundupkan senjata melalui terowongan di bawah perbatasan, meskipun Mesir mengatakan telah menghancurkan terowongan dari sisinya dan menghentikan penyelundupan beberapa tahun yang lalu.
Israel juga menolak mengizinkan Otoritas Palestina untuk secara resmi mengelola perbatasan tersebut.
Baca juga: Abaikan Larangan Netanyahu, UNRWA Lanjutkan Misi Bantu Pengungsi Gaza dan Tepi Barat
Sebaliknya, penyeberangan akan dikelola oleh warga Palestina dari Gaza yang sebelumnya bertugas sebagai petugas perbatasan dengan PA, tetapi mereka tidak akan diizinkan mengenakan lambang resmi PA.
Hal ini sebagaimana disampaikan seorang diplomat Eropa, yang berbicara dengan syarat anonim, karena pejabat tersebut tidak berwenang memberi keterangan kepada media.
Israel telah memeriksa para petugas tersebut untuk memastikan mereka tidak berafiliasi dengan Hamas, diplomat Eropa tersebut menambahkan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.