Konflik Palestina Vs Israel
Korban Genosida Israel di Gaza 47.306 Orang dan 111.483 Lainnya Terluka sejak 7 Oktober 2023
Dari laporan terbaru dari Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan 47.306 martir dan lebih dari 111.000 orang terluka sejak 7 Oktober 2023.
TRIBUNNEWS.COM - Jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 meningkat drastis.
Dikutip dari Al Mayadeen, laporan terbaru dari Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan 47.306 martir dan lebih dari 111.000 orang terluka.
Pada Minggu (26/1/2025), kementerian mengonfirmasi rumah sakit Gaza menerima 23 jenazah dalam 72 jam terakhir, termasuk 14 jenazah yang ditemukan di bawah reruntuhan, lima orang yang meninggal akibat luka-lukanya, dan empat martir yang baru dilaporkan.
Selain itu, 11 orang terluka juga dilaporkan dalam periode tersebut.
Sejumlah korban lainnya masih terjebak di bawah reruntuhan atau di jalan-jalan, karena tim penyelamat dan pertahanan sipil belum dapat menjangkau mereka akibat kerusakan parah di daerah tersebut.
Sementara itu, perjanjian gencatan senjata antara Perlawanan Palestina dan Israel, yang dimulai pada 19 Januari 2025, terus diterapkan, namun pelanggaran oleh Israel tetap terjadi.
Pihak pendudukan Israel dilaporkan menghalangi pengungsi untuk kembali ke Gaza utara dan terus menembaki warga sipil, menyebabkan lebih banyak korban jiwa dan luka-luka.
Perjanjian gencatan senjata tersebut mencakup tiga tahap, dengan tahap pertama diperkirakan berlangsung enam minggu.
Salah satu ketentuannya adalah pembebasan 33 tawanan Israel sebagai imbalan atas sekitar 1.900 tahanan Palestina.
Meskipun kesepakatan itu berlaku, kantor media Pemerintah Gaza mengungkapkan bahwa Israel terus menghindari komitmennya, dengan tindakan yang menghalangi pelaksanaan gencatan senjata.
Kantor media tersebut menyoroti sikap Israel yang dinilai sebagai "pengabaian nyata terhadap upaya untuk meringankan penderitaan rakyat Palestina" dan menilai tindakan tersebut sebagai pelanggaran terhadap hukum dan norma internasional.
Baca juga: Pengungsi Palestina Kembali ke Gaza Utara, Sumber Daya Pangan Masih Terbatas
Dalam pernyataan mereka, pihak Palestina juga mendesak mediator serta sponsor perjanjian internasional untuk memberi tekanan pada Israel agar menghormati kesepakatan yang telah dicapai.
Pada hari yang sama, tembakan Israel mengenai warga Palestina yang berkumpul di dekat pos pemeriksaan Netzarim saat berusaha kembali ke Gaza utara.
Rumah Sakit Al-Awda melaporkan lima orang yang terluka, termasuk seorang anak, akibat serangan tersebut.
Selain itu, laporan juga menyebutkan seorang warga Palestina tewas di dekat Lapangan Martir di pusat Rafah, Gaza selatan.
Sementara itu, buldoser Israel dilaporkan sedang melakukan pembongkaran di sekitar pasar sentral di kamp pengungsi al-Shaboura di Rafah, yang semakin memperburuk kondisi di Gaza selatan.
Rute Tak Sah ke Utara
Militer Israel baru-baru ini mengeluarkan peringatan kepada warga Palestina yang berusaha menuju wilayah utara Gaza dengan kendaraan.
Dalam pernyataannya di platform X, juru bicara militer Israel yang berbahasa Arab, Avichay Adraee, menekankan bahwa warga Palestina yang bepergian ke utara harus menggunakan Jalan Salah al-Din dan menjalani pemeriksaan.
"Untuk keselamatan Anda dan orang-orang yang Anda sayangi, harap patuhi petunjuk ini," ujar Adraee, dikutip dari Al Jazeera.
"Upaya untuk menuju utara melalui rute yang tidak sah akan membahayakan keselamatan Anda."
Peringatan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan di Gaza, di mana pasukan Israel telah beberapa kali melancarkan serangan di Gaza tengah, meskipun ada gencatan senjata yang sedang berlaku.
Dalam serangan terbaru, seorang pria dilaporkan tewas saat Israel mengebom buldoser yang berusaha mengeluarkan kendaraan yang terjebak di kawasan Nuseirat.
Tinggalkan Rumah di Bawah Todongan Senjata
Kementerian Luar Negeri Palestina baru-baru ini memberikan informasi terkait serangan militer Israel yang sedang berlangsung di Tulkarem, Tepi Barat yang diduduki.
Serangan ini memasuki hari kedua, dengan pasukan Israel mengusir keluarga-keluarga dari rumah mereka di kamp pengungsi Tulkarem pada malam sebelumnya.
Pasukan Israel dilaporkan melakukan "pengepungan ketat" di Rumah Sakit Pemerintah Martir Dr Thabet Thabet.
Selain itu, pasukan Israel juga menghalangi ambulans untuk "menjalankan tugas mereka" di daerah tersebut, sebagaimana tercantum dalam pernyataan yang dikeluarkan melalui X.
Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk tindakan ini, menyatakan bahwa kejahatan dan pelanggaran tersebut mencerminkan pengulangan tindakan yang sistematis dan disengaja oleh pemerintah Israel terhadap warga Palestina di Gaza.
Serangan ini dianggap sebagai perluasan kekerasan brutal Israel ke wilayah Tepi Barat, yang dinilai melanggar hukum internasional dan Konvensi Jenewa secara terang-terangan.
Kementerian Palestina kemudian menyerukan kepada masyarakat internasional untuk "bertindak segera" guna melindungi warga Palestina dari pelanggaran lebih lanjut.
300.000 Warga Palestina Pulang ke Rumah
Kantor Media Pemerintah di Gaza mengumumkan bahwa 300.000 warga Palestina yang mengungsi kembali ke Gaza utara dan Kota Gaza kemarin.
Dikutip dari Palestine Chronicle, dalam pernyataan singkat, kantor media tersebut mengonfirmasi bahwa 300.000 warga Palestina kembali ke Gaza dan wilayah utara melalui jalan Al-Rasheed dan Salah Al-Din.
Hal ini terjadi 470 hari setelah tentara pendudukan Israel melakukan apa yang disebutnya sebagai kampanye pemusnahan massal.
Pemulangan warga Palestina merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang mulai berlaku pada 19 Januari.
Warga Palestina dijadwalkan kembali ke wilayah utara pada hari Minggu, namun Israel menolak untuk mencabut blokade jalan yang diberlakukan saat itu dan menunda kepulangan mereka selama 24 jam.
Baca juga: Gaza Utara Butuh 120.000 Tenda untuk 300.000 Warga Palestina yang Pulang ke Rumah
Israel Tembaki Warga Gaza yang Kembali ke Rumah
Pada Selasa (28/1/2025) pagi, tank-tank pendudukan Israel melepaskan tembakan ke sejumlah warga yang kembali ke rumah mereka di lingkungan Zeitoun, selatan Kota Gaza.
Koresponden WAFA melaporkan bahwa pasukan pendudukan menembaki warga saat mereka mencoba kembali ke rumah mereka di sekitar Sekolah Khalil al-Nubani, di selatan lingkungan Zeitoun, Kota Gaza.
Pasukan pendudukan juga melepaskan tembakan ke arah perbatasan timur laut Khan Yunis, selatan Jalur Gaza.
Sementara itu, Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan bahwa mereka berhasil mengevakuasi 10 mayat yang membusuk dari berbagai tempat di sepanjang Jalan Rashid di Jalur Gaza pada hari Senin.
Kemarin, para pengungsi mulai kembali dari selatan Jalur Gaza ke utara dengan berjalan kaki dari Jalan Rashid di pesisir pantai.
Mereka sebelumnya menghabiskan dua malam di tempat terbuka, menunggu izin dari pasukan pendudukan untuk kembali ke rumah mereka setelah dipaksa pindah ke selatan.
Cuaca yang sangat dingin tidak menghalangi mereka untuk mencoba kembali.
Agresi pendudukan Israel juga mengakibatkan pengungsian lebih dari 85 persen warga Jalur Gaza, yaitu lebih dari 1,93 juta warga dari 2,2 juta jiwa, yang terpaksa meninggalkan rumah mereka setelah penghancuran rumah-rumah tersebut.
Sekitar 100.000 warga telah meninggalkan Jalur Gaza sejak awal agresi.
Saat ini, sekitar 1,6 juta warga Jalur Gaza tinggal di tempat penampungan dan tenda-tenda yang tidak memenuhi standar minimum kehidupan manusia, di tengah kehancuran infrastruktur dan properti yang besar dan belum pernah terjadi sebelumnya.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.