Jumat, 3 Oktober 2025

'Orang bilang wajah saya gosong seperti terkena azab' – Kosmetik ilegal mengandung merkuri, mengapa susah diberantas?

Krim abal-abal berbahan merkuri masih beredar di tengah pesatnya industri kosmetik Indonesia. Para pemengaruh dan korban mulai berbicara…

BBC Indonesia
'Orang bilang wajah saya gosong seperti terkena azab' – Kosmetik ilegal mengandung merkuri, mengapa susah diberantas? 

Industri kosmetik tumbuh pesat di Indonesia, namun peredaran produk perawatan kulit (skincare) ilegal yang mengandung bahan-bahan berbahaya seperti merkuri dan hidrokuinon masih marak dan "susah diberangus".

Nur Tya, 31 tahun, nampak semringah saat ditemui pada Desember 2024 silam. Sesekali ia membetulkan jilbab yang membingkai wajahnya.

Tak terlihat ada rasa kikuk atau rendah diri, meski nyaris seluruh permukaan kulit wajah Nur berwarna lebih gelap dari bagian kulit lainnya.

"[Dulu] saya merasa malu kalau bertatapan dengan orang, apalagi harus berkomunikasi. Mereka memandang aneh dan bertanya, 'Wajahnya kenapa, kok gosong? Kena azab ya?'," kenang Nur.

Sehari sebelumnya, Nur terbang dari Samarinda, Kalimantan Timur, ke Jakarta untuk menjadi salah satu pembicara dalam acara komunitas Melanin Hero.

Komunitas yang diinisiasi oleh sejumlah perempuan yang menjuluki diri "beauty enthusiasts"—yang memiliki minat tinggi terhadap dunia kecantikan—ini mengampanyekan perempuan Indonesia untuk mencintai warna kulitnya.

Nur tak pernah membayangkan bisa tampil di depan orang banyak dan mengembalikan lagi rasa percaya dirinya yang bertahun lalu sempat hilang gara-gara kosmetik abal-abal.

Semua berawal pada 2013, saat dia membeli paket krim siang dan malam dengan embel-embel bleaching cream di sebuah pasar tradisional di Samarinda.

"Tujuan saya beli saat itu bukan untuk [membuat kulit wajah] putih. Tapi karena kulit saya belang terkena sinar matahari, niatnya hanya ingin meratakan warna kulit," papar Nur.

Dia tak menyadari kalau paket krim wajah seharga Rp150 ribu itu sudah masuk daftar kosmetik berbahaya yang dilarang Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) karena mengandung merkuri.

Nur mengaku kulit wajahnya memang tampak lebih rata dan memutih setelah pemakaian beberapa bulan.

Ia melanjutkan pemakaian selama dua tahun dan berhenti setelah merasa krim itu tak memberikan efek lagi di wajahnya.

Namun sejak itulah "tahun-tahun terburuk" di hidup Nur dimulai.

Takut bertemu orang

"Awalnya muncul flek hitam, bintik-bintik di bagian pipi," kata Nur, yang mengakui jarang memakai tabir surya.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved