Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Gencatan Senjata Disepakati, Israel Diklaim Keok di Setiap Front, Pakar: Kegagalan Terbesar

Seorang pakar Inggris mengklaim Israel telah kalah di setiap front pertempuran setelah gencatan senjata di Jalur Gaza disepakati.

Khaberni
Seorang tentara Israel di dekat perbatasan Jalur Gaza tampak menyandarkan kepalanya ke uung turret, laras meriam tank. 

TRIBUNNEWS.COM – Setelah gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza disepakati, Israel disebut telah kalah di setiap front pertempuran.

Pakar Timur Tengah sekaligus jurnalis senior Inggris bernama David Hearst mengatakan rakyat Palestina telah menunjukkan kepada dunia bahwa mereka bisa menghadapi perang total.

Hal itu disampaikan Hearst dalam tulisannya di Middle East Eye yang berjudul “Gencatan Senjata di Gaza: Setelah Kebrutalan 15 Bulan, Israel Telah Gagal di Setiap Front” dan terbit hari Rabu, (15/1/2025),

Dengan tegas Hearst menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu adalah perintang utama dalam kesepakatan gencatan senjata.

“Pada musim semi kemarin dia (Netanyahu) menolak kesepakatan yang ditandatangani Hamas di depan Direktur CIA Willams, dan lebih memiliki serangan ke Rafah,” kata Hearst.

Jurnalis itu mengatakan Netanyahu sempat menerapkan apa yang disebut sebagai “Rencana Jenderal”. Tujuannya adalah mengosongkan Gaza utara untuk mempersiapkan pendudukan oleh warga Israel.

“Rencana itu untuk mengebom dan membuat warga Gaza utara kelaparan dengan cara menyatakan bahwa siapa pun yang tidak pergi secara sukarela akan diperlakukan sebagai teroris.”

Tentara Israel beroperasi di Jalur Gaza.
Tentara Israel beroperasi di Jalur Gaza. (IDF)

Dia menyebut setiap jurnalis Israel yang meliput perundingan telah melaporkan bahwa Netanyahu menolak semua kesepakatan gencatan senjata.

Angin perubahan terjadi setelah Donald Trump kembali menang Pilpres AS.

“Kami adalah pihak pertama yang harus membayar atas kemenangan Trump. [Kesepakatan] itu dipaksakan kepada kami. Kami berpikir bahwa kami akan menguasai Gaza utara, bahwa mereka akan membiarkan kami menghalangi bantuan kemanusiaan,” kata pakar Israel bernama Erel Segal.

Sementara itu, junalis Israel benama Yossi Yehoshua mengakui bahwa gencatan senjata adalah hal buruk bagi Israel.

Baca juga: Gencatan Senjata Gaza Belum Dimulai, Tentara Israel Tetap Lanjutkan Pemboman, Serangannya Mengerikan

“Tak perlu memperindah kenyataan: Kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera adalah hal buruk bagi Israel, tetapi Israel tak punya pilihan kecuali, menerimanya,” kata Yehoshua di kolom Yedioth Ahronoth.

Hearst menyebut drat perjanjian sudah dengan tegas menyebut Israel akan angkat kaki dari Koridor Philadelphi dan Netzarim.

“Bahkan tanpa ini, draf perjanjian sudah dengan jelas menyebutkan bahwa warga Palestina bisa kembali ke rumah mereka, termasuk yang di Gaza utara.”

“Upaya untuk membersihkan Gaza utara dari penduduknya telah gagal. Ini kegagalan terbesar dalam invasi darat Israel.”

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved