Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Turun ke Jalan Berdemo, Warga Israel Terpecah Belah: Ada Pendukung & Penolak Gencatan Senjata

Warga Israel terpecah belah dalam menanggapi kabar gencatan senjata Israel-Hamas yang sebentar lagi terwujud.

The Times of Israel
Warga Israel berunjuk rasa menolak perjanjian gencatan senjata Israel-Hamas, Selasa malam, (14/1/2025). 

Ben Gvir dan Smotrich sebelumnya pernah mengaku lebih suka menumbangkan pemerintahan Netanyahu daripada harus menerima gencatan senjata.

“Tahun lalu, dengan kekuatan politik kita, kita bisa mencegah kesepakatan ini, berkali-kali,” kata Ben Gvir di akun media sosial X miliknya.

Akan tetapi, Ben Gvir mengklaim kali ini tak punya kekuatan untuk mencegah perjanjian gencatan karena Netanyahu memasukkan Menteri Luar Negeri Gideon Sa’ar dari Partai Harapan Baru pada bulan September 2024.

“Baru-baru ini pihak lain yang mendukung penjanjian itu telah bergabung dengan pemerintah, dan kami tak lagi bisa menjaga keseimbangan kekuatan.”

Rincian gencatan senjata

Seorang pejabat Israel telah mengungkapkan rincian gencatan senjata Israel-Hamas kepada wartawan.

Baca juga: Hamas Belum Tanggapi Draf Gencatan Senjata, Tunggu Israel Kirim Peta Penarikan IDF dari Gaza

Pada tahap pertama gencatan senjata akan ada 33 warga Israel yang dibebaskan Hamas. Mereka adalah anak-anak, wanita (termasuk tentara wanita), pria berusia di atas 50 tahun, orang yang terluka, dan orang sakit.

Pada hari ke-16 setelah gencatan itu berlaku, tahap kedua akan dimulai. Pada periode itu tentara laki-laki dan pria usia militer akan dibebaskan. Jasad sandera yang meninggal akan dikembalikan.

Lain daripada itu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akan menarik diri. Namun, IDF tetap akan berada di perbatasan untuk menjaga perbatasan kota-kota Israel.

Ada pula pengaturan keamanan di Koridor Philadelphi yang berbatasan dengan Mesir. Tentara Israel akan mundur dari sana beberapa hari setelah gencatan disepakati.

IDF juga bakal mundur dari Koridor Philadelphi yang berada di Gaza tengah.

Warga Gaza yang tak bersenjata akan diizinkan kembali. Ada ada mekanisme untuk memastikan tidak ada senjata yang dibawa.

Menurut pejabat Israel itu, militan Palestina yang didakwa melakukan pembunuhan atau serangan mematikan juga akan dibebaskan. Namun, jumlahnya akan bergantung pada jumlah sandera yang masih hidup.

Di sisi lain, para militan yang ikut ambil bagian dalam serangan ke Israel tanggal 7 Oktober 2023 tidak akan dibebaskan.

Laporan menyebut ada sekitar 150 hingga 200 "pembunuh" yang akan dibebaskan. Mereka tidak diizinkan kembali Tepi Barat. Mereka akan perrgi ke Gaza dan barangkali ke Mesir, Turki, dan Qatar.

Times of Israel melaporkan masih ada 94 dari 251 sandera yang dibawa oleh Hamas setelah serangan itu.

Al Hadath menyebut Israel sudah mengirimi Hamas daftar nama ratusan orang Palestina yang ditahan Israel dan akan dibebaskan.

Baca juga: Menteri Israel Ancam Bubarkan Parlemen Netanyahu Jika Nekat Setujui Gencatan Senjata

Marwa Barghouti, pemimpin Intifada yang ditahan Israel, tidak akan dibebaskan.

(Tribunnews)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved