Konflik Palestina Vs Israel
Media Israel: Perang Gerilya dan 'Bom Pinggir Jalan' Hamas Buat Israel Bayar Mahal di Beit Hanoun
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) harus membayar mahal pertempuran di Beit Hanoun, Jalur Gaza utara. Banyak tentara Israel yang tewas di sana.
Para pejuang Hamas dilaporkan menggunakan metode baru dalam melawan IDF.
Avi Askhenazi, seorang kolumnis pada surat kabar Israel Maariv, menyebut IDF kini harus menghadapi ancaman besar di Gaza, yakni ranjau darat.
Menurut dia, tentara Israel telah mendeteksi adanya perubahan cara berperang Hamas dalam beberapa hari belakangan, terutama di Gaza bagian utara.
Hamas kini mulai memasang lebih banyak ranjau darat di bawah tanah. Ranjau-ranjau itu oleh Askhenazi disebut sebagai "belly bomb" atau "bom perut".
IDF memperkirakan Hamas akan lebih suka menyerang IDF dengan senjata yang ditinggalkan tentara Israel di lapangan.
Senjata-senjata itu misalnya bom yang dijatuhkan dari udara (gagal meledak), peluru tank, rudal antitank, dan granat.
Baca juga: Ribuan Amunisi Zionis Israel Gagal Meledak di Gaza, Disulap Hamas Jadi Senjata Baru Mematikan
Para pejuang Hamas melekatkan mekanisme detonasi sekunder pada bom itu untuk meledakkan bom.
Bom itu diaktifkan menggunakan remot kontrol ketika Hamas mendeteksi adanya pergerakan pasukan dari jarak jauh.
Dalam beberapa kasus, pejuang Hamas tiba-tiba muncul dari tempat sembunyi lalu menarik perhatian pasukan Israel agar menuju ke arahnya. Namun, pada kenyataannya IDF justru digiring ke tempat jebakan.
"Metode ini tak asing bagi IDF dari Yudea dan Samaria, dengan penekanan di Samaria utara," kata Askhenazi dalam artikel di Maariv, Kamis (9/1/2025).
Dia menyebut kemarin IDF membunuh tiga pejuang Hamas ketika mereka sedang menyiapkan jebakan di Desa Tamun.
IDF menyebut pejuang Hamas berupaya menembatkan tong penuh bom di bawah jalan. Mereka mencoba menggiring IDF ke tempat itu lalu meledakkan bom.
"Dalam beberapa minggu terakhir ada banyak personel Brigade Kfir, Nahal, zeni, dan lapis baja yang tewas di Gaza utara karena jebakan maut jenis ini," kata Askhenazi.
"IDF berupaya menghidupkan buldoser yang membajak tanah dalam-dalam, tetapi karena tertutupi hujan baru-baru ini dan kenyataan bahwa tanah itu terendam air, mereka (Hamas) berhasil menggali dengan cepat dan menempatkan bom."
Askhenazi mengatakan IDF memiliki alat pendeteksi panas untuk mengetahui adanya perubahan di bawah tanah.
"IDF juga mengoperasikan buldoser untuk mengetahui adanya bom di bawah tanah," ucapnya.
Dia berujar IDF harus mengubah rute pergerakannya di lapangan dan mempelajari area tempat para pejuang Hamas bisa melakukan pengamatan.
Baca juga: Gencatan Senjata dengan Hamas: Israel Setuju Tarik Pasukan dari Gaza, Termasuk di Koridor Netzarim
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.