Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Militer Israel Peringatkan Personelnya Soal Risiko Ditangkap di Luar Negeri Karena Perang Gaza

Peringatan itu dikeluarkan setelah salah satu tentara Israel (IDF) melarikan diri dari Brasil saat sedang diselidiki terkait kejahatan perang

Anews/Tangkap Layar
Pasukan Israel (IDF) dalam agresi mereka di Jalur Gaza. 

Kata dia, IDF menghujankan bom-bom kuat, mengerahkan tank, dan merampas area demi area di Gaza.

Namun, suara-suara mesin perang Israel dan pembunuhan terhadap para pejuang Hamas tidak membuat Israel lebih dekat dengan kemenangan.

"Hampir seluruh area di Jalur Gaza utara sudah dibersihkan dari warga sipil dan Hamas. Menara-menara di kawasan Beit Lahiya yang menjadi tempat para staf dan dokter telah diratakan. Tak tersisa satu pun rumah yang menghadap halaman Netiv HaAsara atau jalur kereta api menuju Sderot," kata dia.

Dua serdadu Israel (IDF) tampak membetulkan rantai tank tempur yang bermasalah. Perang banyak front yang berlarut secara nyata menguras ekonomi Israel sebagai dampak dari beban perang.
Dua serdadu Israel (IDF) tampak membetulkan rantai tank tempur yang bermasalah. Perang banyak front yang berlarut secara nyata menguras ekonomi Israel sebagai dampak dari beban perang. (Khaberni)

Menurut dia, IDF menghabiskan tiap hari di Gaza untuk menguras darahnya sendiri. Bahkan, IDF kini bersiap mengerahkan divisi keempatnya untuk beraksi di Gaza.

"Perlu diulangi: Kita tidak akan bisa membunuh setiap orang yang diidentifikasi sebagai Hamas. Jumlah mereka di Gaza tak terbatas. Kita juga tidak akan pernah bisa menghancurkan roket atau RPG terakhir."

"Jika kita tidak bisa mengambil apa yang sudah kita capai saat ini, kita akan mendapati diri kita berkubang dan berdarah di Gaza selama bertahun-tahun tanpa harapan dan tanpa sandera, yang beberapa di antaranya masih hidup."

Ben-David memperingatkan bahwa tanpa pemikiran strategis dan sistematis dari para pemimpin politik Israel, IDF bisa terjebak selamanya dalam perang di Gaza, Lebanon, dan Suriah.

"Seperti pada tahun 1982 ketika kita mengusir warga Palestina dari Lebanon dan terseret ke dalam perang berdarah selama 18 tahun di sana, hal yang sama terjadi saat ini: IDF sedang mencari penjelasan untuk membenarkan keberadaannya [di Gaza] dan pendarahan itu."

Dia menyebut sejarah telah membuktikan bahwa upaya menaklukkan wilayah asing harus dibayar dengan harga mahal.

"Biasanya penakluk yang masuk [wilayah asing] dengan gembar-gembor akan pulang dengan kekalahan dan rasa malu."

Baca juga: Lama Disandera di Gaza, Warga Israel Berkeluh Kesah: Kabinet Netanyahu Ingin Bunuh Kami

Menurutnya, Israel tidak memerlukan wilayah lebih banyak. Israel perlu memulihkan diri, salah satu syaratnya adalah memulangkan para sandera.

Dia mengimbau perang untuk dikurangi untuk mencegah pertumbahan darah yang tidak diperlukan.

Hamas bangkit

Sementara itu, target utama Israel di Gaza, yakni Hamas, dilaporkan bangkit lagi. The Jerusalem Post dan Channel 12 menyampaikan Hamas telah merekrut personel baru.

Channel 12 menyebut Hamas dan kelompok Jihad Islam disebut memiliki 20.000 hingga 23.000 pejuang, sedangkat The Jerusalem Post mengklaim jumlah pejuang Hamas mencapai sekitar 12.000 orang.

Menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF), pada awal perang jumlah pejuang Hamas mencapai 25.000 personel. IDF mengatakan ada 14.000 hingga 16.000 pejuang Hamas yang terluka.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved