Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Suriah

Panglima Perang HTS: Deir Ezzor Sepenuhnya Dikuasai Oposisi Seusai Perang Sengit Lawan Pasukan Kurdi

Pasukan SDF Kurdi hanya menguasai Deir Ezzor cuma hari setelah rezim Assad tumbang. HTS pimpinan Al-Jawlani berhasil mengamankan kota penting Suriah

|
Rudaw
Pasukan Demokratik Suriah (SDF) sempat mengusai wilayah Deir Ezzor, Suriah Timur seusai tumbangnya rezim Bashar al-Assad selama beberapa hari. Pasukan HTS, pemimpin koalisi oposisi bersenjata pengguling Assad, mengatakan berhasil merebut wilayah itu setelah perang sengit melawan pasukan Kurdi. 

Pasukan Demokratik Suriah (SDF) merupakan gabungan kelompok militan pimpinan Kurdi yang berpusat di Suriah timur laut, yang didukung oleh Amerika Serikat untuk memerangi ISIS.

Pada tahun 2019, Presiden Amerika Serikat saat itu, Donald Trump, menarik pasukan AS dari Suriah utara.

Hal itu membuka jalan bagi Turki untuk melancarkan invasi.

Baca juga: Faksi Bersenjata Suriah Berada di Gerbang Kota Hama, Menyaksikan Gelombang Besar Pengungsian

Selain pertempuran SDF melawan ekstremis Islam, SDF juga terlibat dalam konflik paralel melawan Turki dan pejuang yang didukung Turki.

Turki menentang SDF karena hubungannya dengan PKK, dan telah lama memandang keberadaannya di dekat perbatasan Turki sebagai ancaman.

Kelompok pemberontak Kurdi tidak bersekutu dengan mereka yang memimpin serangan terbaru ini.

Dalam seminggu terakhir, SDF mengatakan mereka berjuang untuk menahan laju pejuang yang didukung Turki yang berpartisipasi dalam serangan yang dipimpin HTS.

Pada hari Senin, Jenderal SDF Mazloum Kobane Abdi mengumumkan evakuasi pejuang Kurdi dan warga sipil dari Aleppo.

Ia mengatakan pasukan Kurdi berkomunikasi dengan semua pihak di Suriah untuk mengamankan jalur yang aman dari kota tersebut ke wilayah Suriah yang dikuasai Kurdi di sebelah timur.

Para analis mengatakan waktu serangan ini bertepatan dengan melemahnya pendukung rezim Assad.

"Ini ada hubungannya dengan geopolitik dan peluang lokal," kata Emile Hokayem, peneliti senior untuk keamanan Timur Tengah di Institut Internasional untuk Studi Strategis.

"Pemberontakan secara umum telah berkumpul kembali, dipersenjatai kembali, dan dilatih ulang untuk sesuatu seperti ini."

(oln/shlv/Toi/Tribunnews/*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved