Rabu, 1 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Aksi Penggerebekan IDF di Kantor Al Jazeera Tuai Kecaman dari Kelompok Pers

Sejumlah pihak mengecam aksi penggerebekan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di kantor berita Al Jazeera pada Minggu (22/9/2024) kemarin.

Al Jazeera
Pasukan IDF bertopeng lengkap dengan membawa sejumlah senjata tempur memaksa masuk gedung siaran, menyusuri tiap lorong studio TV yang menjadi kantor pusat biro Al Jazeera di Tepi Barat. Penggrebekan itu dilakukan sembari menuduh saluran TV Al Jazeera telah membantu kelompok perlawanan Palestina Hamas. 

“Upaya Israel untuk menyensor Al Jazeera sangat merusak hak publik terhadap informasi tentang perang yang telah menjungkirbalikkan begitu banyak kehidupan di wilayah tersebut,” katanya.

“Jurnalis Al Jazeera harus diizinkan untuk melaporkan berita pada saat kritis ini, dan terus menerus.”

Reporters Without Borders 

Dalam pernyataan singkat tentang X, Reporters Without Borders (RSF) mengatakan bahwa mereka "mengecam serangan gencar Israel" terhadap Al Jazeera.

RSF sebelumnya telah menyerukan pencabutan undang-undang Israel yang memungkinkan pemerintah menutup media asing di Israel, "yang menargetkan saluran Al Jazeera".

Serikat Jurnalis Palestina

Serikat Jurnalis Palestina mengecam “keputusan militer sewenang-wenang” Israel, menyebutnya sebagai “agresi baru terhadap pekerjaan jurnalistik dan outlet media”.

“Kami menyerukan kepada entitas dan lembaga yang peduli terhadap hak jurnalis untuk mengutuk keputusan ini dan menghentikan pelaksanaannya,” kata kelompok tersebut.

Otoritas Palestina 

Otoritas Palestina mengatakan operasi Israel terhadap Al Jazeera di Ramallah adalah “pelanggaran mencolok” terhadap kebebasan pers.

Al Jazeera telah memberikan liputan luas mengenai serangan militer Israel yang hampir berlangsung setahun di Gaza dan lonjakan kekerasan paralel terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki.

Menteri Komunikasi Israel Shlomo Karhi

Menteri Komunikasi Israel, Shlomo Karhi membenarkan penutupan biro Al Jazeera pada hari Minggu (22/9/2024).

Ia menyebut jaringan tersebut sebagai “corong” Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon yang didukung Iran.

“Kami akan terus melawan jalur musuh dan memastikan keselamatan para pejuang heroik kami,” katanya.

Jaringan Media Al Jazeera 

Dalam sebuah pernyataan, Jaringan Media Al Jazeera mengatakan pihaknya “mengutuk keras dan mencela tindakan kriminal oleh pasukan pendudukan Israel”.

“Al Jazeera menolak tindakan kejam tersebut, dan tuduhan tidak berdasar yang diajukan oleh otoritas Israel untuk membenarkan penggerebekan ilegal ini,” katanya.

Berbicara melalui telepon dari Ramallah, Nida Ibrahim dari Al Jazeera mengatakan penggerebekan di Tepi Barat dan perintah penutupan itu "tidak mengejutkan" setelah larangan sebelumnya untuk melaporkan berita dari dalam Israel.

Baca juga: Pasukan Israel Gerebek Kantor TV Al Jazeera di Tepi Barat, Perintahkan Tutup Siaran Selama 45 Hari

Dituding sebagai Agen Hamas

Militer Israel menuduh jurnalis dari media milik Qatar itu sebagai "agen teroris" yang berafiliasi dengan Hamas di Gaza.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved