Konflik Palestina Vs Israel
Sergapan Al Qassam Tewaskan 4 IDF Termasuk Wanita Tentara Saat Israel Klaim 4 Batalyon Hamas Hancur
Penyergapan Hamas menewaskan empat tentara Israel; termasuk pejuang wanita pertama sejak 7 Oktober. Klaim Hamas sudah hancur hanya kebohongan Israel
"Begitu pasukan penyelamat (rescue) tiba, sebuah pengangkut pasukan menjadi sasaran di samping sejumlah tentara dengan peluru Yassin 105," tulis pernyataan Al Qassam dalam saluran medianya.
"Hal itu (kedatangan pasukan rescue), mengonfirmasi bahwa anggota pasukan Israel tersebut tewas dan terluka di dekat masjid Ebad al-Rahman di lingkungan Al-Geneina, sebelah timur Rafah," tambah pernyataan itu.
Batalyon Qassam dan faksi perlawanan Palestina telah menghadapi pasukan musuh Zionis selama lebih dari 11 bulan sejak dimulainya perang pemusnahan di Jalur Gaza.
Baca juga: Brigade Al Qassam Sergap Pasukan Israel di Jenin, IDF Kerahkan Lapis Baja, Buldoser, hingga Sniper

Israel Gagal Total Meski Sudah Setahun Perang
Pakar militer dan ahli strategi asal Yordania, Nidal Abu Zaid, memberikan analisisnya terkait klaim Brigade Al Qassam yang terdokumentasi baik tersebut.
Dia menyatakan, kalau sergapan Al Qassam menunjukkan kalau setelah 346 hari operasi militer di Gaza, tentara pendudukan Israel gagal mencapai tujuan apa pun yang ditetapkan.
Pada tataran perjuangan Hamas di bidang politik Internasional, Abu Zaid, memperkirakan kalau pemimpin biro politik Hamas, Yahya Al-Sinwar, secara tidak biasa kemungkinan akan merilis rekaman pernyataan untuk mengkonfirmasi kegagalan strategis Israel dalam Perang Gaza.
Dalam komentarnya tentang perkembangan peristiwa di Gaza, Abu Zaid mengatakan penyergapan kompleks yang terjadi di Rafah, khususnya di lingkungan Al-Geneina, oleh Al Qassam memiliki arti penting.
"Penting karena terjadi 3 hari setelah pengumuman menteri pertahanan Israel, Yoav Galant yang mengklaim sudah melenyapkan sepenuhnya Brigade Rafah," katanya.
Baca juga: Pakar Militer: Israel Kepedean Habisi Hamas Setahun Lagi, Qassam Olah Ulang 9 Ton Bom Tak Meledak
Abu Zaid menambahkan, persenjataan yang digunakan Qassam, terutama rudal Al-Yassin 105, hal ini semakin memperkuat kalau simpul dan batalyon tempur Brigade Rafah Al Qassam masih memiliki kompetensi tempur yang memungkinkan mereka melanjutkan operasi militer.
Abu Zaid menambahkan, "Saya mengindikasikan beberapa hari yang lalu, sebagai jawaban atas pertanyaan tentang di mana perlawanan berada, bahwa perlawanan mengikuti metode “latensi taktis” yang menghabiskan tenaga pendudukan Israel dan menghabiskan kemampuan material dan moralnya, dan inilah yang sebenarnya terjadi dalam penyergapan kompleks di Rafah dan membuktikan kepalsuan narasi Israel,".

Tentara IDF Alami Krisis Sampai Rekrut Pengungsi Afrika
Mengenai laporan adanya perekrutan pencari suaka Afrika oleh tentara pendudukan Israel, Abu Zaid menunjukkan kalau hal ini memperkuat hipotesis tentang terbatasnya pilihan militer yang dimiliki tentara pendudukan Israel.
Hal ini juga menunjukkan besarnya krisis kerugian yang diderita dalam hal personel.
"Juga menunjukkan ketidakmampuan IDF untuk merekrut personel militer baru yang dapat memberikan kompensasi atas kerugian yang dideritanya di Gaza," katanya.
Krisis personel ini, kata dia, mendorong tentara pendudukan Israel untuk 'menyerang' kelompok ultra-Ortodoks, yang mendapat pengecualian dari dinas militer.
"Setelah cara itu tak ampuh, mereka sekarang mulai merekrut pencari suaka dari Afrika," kata dia.
Konflik Palestina Vs Israel
PBB: Netanyahu Dalang Genosida di Gaza, Ribuan Warga Palestina Dibunuh dengan Sengaja |
---|
Diteriaki di Depan Rumahnya, Netanyahu Kabur, Keluarga Sandera Tuntut Jawaban |
---|
Israel Gempur Gaza Tanpa Henti, 106 Tewas dan Ribuan Warga Terpaksa Mengungsi |
---|
Saham-saham Israel Anjlok Setelah Netanyahu Pidato tentang Super-Sparta |
---|
FOTO-FOTO Menlu AS dan PM Israel Gali Terowongan di Bawah Masjid Al-Aqsa |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.