Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Sirene Bahaya Roket Meraung di Ashkelon, Hamas Bisa Serang Israel Sedalam yang Mereka Mau

sirene berbunyi di kota Ashkelon akibat penembakan rudal dari Jalur Gaza. Hamas kembali bisa membobol pertahanan Israel di kota utama pendudukan

khaberni
Sistem pertahanan udara Israel, Iron Dome melepaskan rudal pencegat untuk mengintersep roket yang ditembakkan milisi perlawanan Palestina ke kota-kota pendudukan. 

" (Peluncuran) Rudal sebelumnya telah diluncurkan dari jarak satu setengah kilometer atau kurang, Tentara pendudukan sendiri tidak mengakui hal ini," katanya.

Baca juga: Jebakan Terowongan Kembali Rontokkan IDF di Rafah, Senapan Runduk Ghoul Al Qassam Makan Korban Lagi

Penembak runduk Brigade Al Qassam menembakkan senapan sniper Ghoul hasil produksi lokal Milisi Perlawanan Palestina di Jalur Gaza.
Penembak runduk Brigade Al Qassam menembakkan senapan sniper Ghoul hasil produksi lokal Milisi Perlawanan Palestina di Jalur Gaza. (Brigade Al-Qassam/Media militer)

Khan Yunis Jadi Lokasi Mematikan Bagi IDF

Dalam banyak kasus penyergapan, Khan Yunis terbukti sebagai benteng terkuat Al Qassam, satu di antaranya karena keampuhan efektivitas milisi tersebut dalam mengelola pertempuran.

"Keefektifan milisi perlawanan Palestina bertempur di sana, menunjukkan bahwa operasi penembak jitu mempunyai dampak moral dan psikologis yang besar terhadap pendudukan," tambah Al-Duwairi.

Ia menjelaskan, senjata yang digunakan dalam operasi sniping adalah senapan “Ghoul”, yang dikembangkan dari senapan sniper Tiongkok, dan memiliki jangkauan dua ribu meter.

Adapun jangkauan ideal untuk sniping dari senjata ini adalah hingga 1800 meter, dan 14,5 meter.

"Peluru kaliber yang digunakan membuat pukulannya sangat mematikan dan dapat menembus target dan mengenai target lain setelahnya," kata dia.

Untuk menjelaskan proses penembakan dari sudut pandang teknis, Al-Duwairi mengatakan kalau penembak jitu menargetkan satu tentara meskipun ada tentara lain di sekitarnya.

"Karena senapan perlu diubah posisinya agar dapat menembak lagi," kata dia menjelaskan kalau penembakan cuma bisa dilakukan secara 'manual' satu demi satu.

Dia menjelaskan bahwa setiap operasi perlawanan terhadap pendudukan dikendalikan oleh keadaan tertentu, seperti sifat target dan keadaan di sekitarnya.

"Ini yang membuat milisi perlawanan menggunakan taktik tertentu dan senjata yang tepat untuk menargetkan tentara pendudukan melalui tembakan, peluru, dan tembakan misil, atau ambushment (penyergapan lewat jebakan).

Pakar militer  itu juga menunjukkan kalau penyergapan dianggap sebagai jenis taktik militer yang paling sulit dilakukan oleh milisi perlawanan.

"Karena memerlukan pengaturan lebih dari satu tahap, seperti pengintaian, membaca dan memeriksa informasi, memvisualisasikan bentuk operasi yang dilakukan. pendudukan diperkirakan akan dilaksanakan, dan menyiapkan penyergapan yang sesuai," kata Al Duwairi.

Baca juga: Jebakan Canggih Al Qassam di Al-Zaytoun, Kombinasi Kamera dan Bom di Tembok Tewaskan Tentara Israel

Taktik Perlawanan yang Menguras Tentara Israel

Taktik menggunakan terowongan sebagai jebakan rupanya tidak hanya digunakan Brigade Al-Qassam - sayap militer Gerakan Perlawanan Hamas di Jalur Gaza.

Tentara Israel (IDF), rupanya meniru taktik serupa untuk memancing milisi perlawanan Palestina.

Hanya, terowongan jebakan buatan IDF itu rupanya terbaca oleh Al-Qassam.

Baca juga: Ranpur Israel Dihantam Roket Yassin-105 di Zlata, Ranjau Darat Qassam Robohkan Pasukan Infanteri IDF

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved