Konflik Palestina Vs Israel
Nekat Serbu Langit Lebanon, Jet Israel Diburu Rudal Hizbullah dan Berujung Kabur
Kelompok Hizbullah memburu jet tempur Israel yang terbang di langit Lebanon.
TRIBUNNEWS.COM – Kelompok Hizbullah memburu jet tempur Israel yang terbang di langit Lebanon pada Kamis (25/7/2024).
Sebelumnya, Israel dilaporkan menyerbu setidaknya tiga pemukiman di Lebanon.
“Pejuang kami dari satuan pertahanan udara menggunakan rudal darat ke udara untuk menghalangi pesawat musuh dan memaksa mereka meninggalkan zona udara Lebanon,” kata Hizbullah dikutip dari Mehr News.
Adapun pada hari Rabu lalu Al Mayadeen melaporkan bahwa Angkatan Udara Hizbullah menembakkan beberapa rudal ke arah jet tempur Israel yang memasuki langit Lebanon.
Hizbullah juga menggelar serangkaian operasi pada Rabu malam hingga Kamis dini hari.
Dalam operasi pertama, pejuang Hizbullah menyerang pos militer Birket Risha pukul 10.20 waktu setempat.
Hizbullah menargetkan spyware yang dipasang di pos itu dan berhasil menghancurkannya.
Di samping itu, Hizbullah juga menyerang pos militer Roueissat al-Qarn di kawasan pertanian Shebaa yang diduduki Israel pukul 19.45.
Dalam serangan itu Hizbullah menembakkan roket yang tidak diketahui jenisnya. Roket itu diklaim berhasil menghantam target.
Kemudian, Hizbullah menyerang konvoi militer Israel yang tengah menuju ke pos militer al-Malikiyah.
Para pejuang Hizbullah memantau gerakan konvoi itu sebelum menembakkan peluru artileri ke arah konvoi.
Baca juga: Pejabat Israel: Kami Tak Akan Menunggu Lampu Hijau dari AS untuk Menyerang Hizbullah di Lebanon
Sementara itu, pada pukul 00.30 hari Kamis, Hizbullah menyerang pos militer Hanita.
Tak lama kemudian Hizbullah melancarkan serangan untum membalas serangan Israel di Desa Kafr Hamam.
Targetnya adalah sebuah bangunan yang digunakan tentara Israel. Serangan itu diklaim berhasil.
Hizbullah juga menyerang pemukiman Shatula sebagai balasan atas serangan Israel di Kota Tir Harfa.
Adapun sebagai balasan atas upaya Israel membakar Hutan Rahib, Hizbullah menyerang tentara Israel yang ditempatkan di Hutan Adaither.
Hizbullah disebut buat Israel kewalahan
Hizbullah mengklaim pihaknya berhasil membuat pasukan Israel kelelahan dan kewalahan di perbatasan Israel-Lebanon.
Hassan Nasrallah selaku pemimpin Hizbullah berujar kelompoknya setiap hari mendapatkan kemajuan dalam melawan Israel.
Pernyataan itu disampaikan Nasrallah dalam pidatonya pada Rabu (10/7/2024), untuk mengenang panglima Hizbullah, Muhammad Nimeh Nasser, yang tewas karena serangan Israel.
"Komitmen kami terhadap [operasi] Banjir Al-Aqsa itu tegas dan tetap sejak hari pertama, dan para pejuang kami telah bertempur di garis depan," ujar Nasrallah dikutip dari I24 News.
Operasi Banjir Al-Aqsa yang dimaksudkan Nasrallah ialah operasi serangan Hamas terhadap Israel tanggal 7 Oktober 2023 lalu.
Baca juga: Pejabat Israel: Kami Tak Akan Menunggu Lampu Hijau dari AS untuk Menyerang Hizbullah di Lebanon
"Hizbullah tak akan berhenti bertempur hingga entitas Zionis menyudahi perang genosida di Gaza. Setelah agresi selama 10 bulan, kegagalan adalah nama bagi pertempuran yang dilakukan Israel di Jalur Gaza," katanya menambahkan.

Mengenai perundingan gencatan senjata di Gaza, Nasrallah mengatakan Hizbullah masih menunggu hasil negosiasi di Doha, Qatar.
Dia menyampaikan, Hizbullah akan menyetujui apa yang disepakati oleh Hamas. Menurut Nasrallah, Hizbullah akan mendukung semua perundingan yang dilakukan Hamas.
Nasrallah memberi sinyal Hizbullah tidak pernah ikut campur dalam pilihan yang diambil Hamas dalam negosiasi guna menghindari kesalahpahaman.
Dia turut menyinggung keberanian dan keteguhan rakyat Palestina dalam melawan agresi Israel.
Kata dia, kegagalan militer Israel di Gaza telah membuat kebanyakan negara-negara besar di dunia menuntut adanya gencatan senjata di Gaza secepatnya.
Dilansir dari Almanar, Nasrallah juga menyebut pertempuran di perbatasan Lebanon-Israel sebagai Banjir Al-Aqsa guna menegaskan hubungan antara Lebanon Selatan Gaza.
Pertempuran di perbatasan itu, kata Nasrallah, bertujuan untuk menghabiskan kekuatan Israel dan menekan Zionis agar menghentikan perang di Gaza.
Dia menegaskan Israel sudah mengakui front utara sangat efektif dan pertempuran di sana adalah hal yang strategis.
Sekjen Hizbullah itu menyebut negara-negara Barat menekan Israel untuk mengakhiri perang di Gaza agar Hizbullah bersedia menghentikan perang di perbatasan.
Nasrallah berujar pertempuran di perbatasan telah menahan lebih dari 100 ribu tentara Israel agar tetap di utara lantaran ada kekhawatiran bahwa Hizbullah bisa saja menyerbut Galilea.
Dia menyebut Israel memerlukan pasukan tambahan sehingga negara Zionis itu terpaksa merekrut kaum Yahudi Haredi meski mendapat penolakan.
Menurut dia, saat ini Israel menghadapi situasi terburuk dan kegagalan total, terutama di Kota Rafah, Gaza.
Tak hanya itu, dia menyebut Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, akan membawa negaranya ke dalam jurang kehancuran jika tidak menghentikan perang di Gaza.
Nasrallah berujar para pejabat Israel meremehkan ancaman yang datang dari Hizbullah.
(Tribunnews/Febri)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.