Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Buat Geram Bos IDF, Netanyahu Dituntut Minta Maaf usai Kritik Militer Israel, Halevi: Ini Serius

Kepala IDF menuntut Benjamin Netanyahu meminta maaf setelah mengkritik militer Israel di tengah situasi kurangnya pasukan.

Amos Ben Gershom/GPO via The Times of Israel
Kepala Staf IDF Letnan Jenderal Herzi Halevi (kiri) dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menghadiri upacara wisuda kadet di sekolah perwira IDF di Israel selatan, yang dikenal sebagai Bahad 1, 7 Maret 2024 - Baru-baru ini, Halevi menuntut Netanyahu meminta maaf setelah mengkritik militer Israel di tengah situasi kurangnya pasukan. 

Tetapi, komunitas Yahudi Ultra-Ortodoks sebagian besar dikecualikan dari aturan itu, selama beberapa dekade.

Pada Juni 2024, Mahkamah Agung Israel memutuskan Kementerian Pertahanan harus mencabut aturan pengecualian bagi Yahudi Ultra-Ortodoks.

Hal itu memicu ketegangan politik baru bagi pemerintahan Benjamin Netanyahu.

Sebab, koalisi Netanyahu mencakup dua partai Ultra-Ortodoks yang menganggap pengecualian itu sebagai kunci untuk menjaga konstituen mereka.

Baca juga: Dua Anggota MUI yang Ikut Organisasi Terafiliasi Israel Bakal Diberhentikan

Keputusan Mahkamah Agung Israel itu telah memicu protes oleh penganut Yahudi Ultra-Ortodoks.

Sebagai informasi, jumlah Yahudi Ultra-Ortodoks mencapai 13 persen dari 10 juta penduduk Israel.

Angka itu diperkirakan akan mencapai 19 persen pada tahun 2035.

Penolakan mereka untuk ikut serta dalam perang yang umumnya mereka dukung, merupakan perpecahan yang sudah lama terjadi dalam masyarakat Israel.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved