Konflik Palestina Vs Israel
Ini Dia Senjata Baru Hizbullah yang Senyap Meluncur 900 Km, Kenapa Radar Israel Sulit Mendeteksi?
Drone Shahed-101 yang senyap dan mematikan yang digunakan oleh Hizbullah Drone buatan Iran digunakan dalam serangan mematikan baru-baru ini ke Israel
Ini Dia Senjata Baru Hizbullah yang Bisa Senyap Meluncur 900 Km, Kenapa Radar Israel Tak Bisa Memantau?
TRIBUNNEWS.COM - Gerakan Hizbullah Lebanon baru-baru ini memperkenalkan senjata baru, drone bunuh diri Shahed-101 buatan Iran yang digunakan dalam serangan di Israel utara, menurut laporan.
Senjata baru yang Hizbullah Shahed-101 ini menjadi perhatian serius pihak tentara Israel karena sudah berhasil membunuh Sersan Utama (Res.) Valeri Chefonov dalam serangan terhadap Kibbutz Kabri pekan lalu.
Baca juga: Media Israel: Situasi di Utara Tak Lagi Bisa Dikendalikan, Tak Ada Peluang Memukul Mundur Hizbullah
"Setelah Hizbullah mengumumkan penggunaan senjata lapangan khusus baru, sumber media Israel mengatakan Hizbullah juga menggunakan drone bunuh diri Shahed-101, yang digunakan dalam serangan di Israel utara, salah satunya menyebabkan terbunuhnya Chefonov dalam serangan di Kibbutz Kabri, sebelah timur Nahariya," tulis laporan i24 Israel, Rabu (17/7/2024).
Senyap Meluncur Sejauh 901 Kilometer
Apa saja fitur-fitur drone Shahed 101 yang bikin Pasukan Israel ketar-ketir?
Drone ini bertenaga listrik dan mampu menempuh jarak hingga 560 mil (901,233 kilometer) sambil membawa amunisi yang berat.
"Pesawat tanpa awak ini telah menjadi bagian dari sistem pertahanan di Angkatan Udara Iran, dan juga digunakan oleh faksi milisi bersenjata yang setia kepada Iran di Irak dan Yaman," tulis laporan itu.
Drone ini beroperasi dengan mesin listrik dan dapat terbang dalam jangka waktu yang lama, ditandai dengan kebisingan yang rendah, oleh karena itu dijuluki “Drone Senyap”.
Mesin drone bekerja dengan sistem pengisian listrik dan bukan bahan bakar tradisional, sehingga suara yang dihasilkan hampir tidak terdengar dari permukaan tanah.
Selain itu, drone ini sulit untuk dideteksi dan dicegat oleh radar.
Tentara Israel secara umum mengalami kesulitan mendeteksi drone Hizbullah seperti "Ababeel T" dan "Samad 2" melalui radar tradisional karena ketinggian terbangnya yang rendah dan medan pegunungan yang menantang.

Iran Siap Turun Tangan Bantu Lebanon
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, mengatakan Iran akan membela Lebanon jika Israel meluncurkan perang di sana.
Ia mengatakan Iran menganggap dukungan terhadap Lebanon sebagai landasan kebijakan luar negerinya.
"Teheran tidak akan ragu untuk membela rakyat Lebanon dan keamanannya bila diperlukan," kata Nasser Kanaani dalam konferensi pers, seperti diberitakan SNN, Senin (8/7/2024) kemarin.
“Rezim Zionis harus menyadari konsekuensi dari tindakan gegabahnya di Timur Tengah, terutama terhadap Lebanon,” lanjutnya.
Ia menegaskan setiap agresi terhadap Lebanon akan menyebabkan peningkatan ketegangan dan kerusuhan di wilayah tersebut.
"Rakyat, pemerintah, dan tentara di Lebanon mampu mempertahankan keamanan tanah airnya, dan perlawanan di Lebanon lebih kuat dari sebelumnya dan siap membela keamanan dan warga Lebanon," katanya, merujuk pada Hizbullah dan kelompok perlawanan lainnya di Lebanon, seperti diberitakan Mehr.
Israel dan sekutunya, AS, meyakini Iran mendukung dan mendanai kelompok perlawanan seperti Hizbullah Lebanon, Perlawanan Islam Irak, dan kelompok lainnya di Suriah untuk melawan Israel dan pengaruh AS di kawasan itu, selain mempertahankan kepentingan Iran.
Negosiasi Iran-AS
Nasser Kanaani juga membahas proses negosiasi antara Iran sebagai pihak yang dekat dengan Lebanon dan Amerika Serikat (AS) sebagai sekutu Israel untuk meredakan ketegangan antara Hizbullah Lebanon dan Israel di perbatasan.
“Masalah ini memiliki mekanisme khusus, dan Iran telah menggunakan seluruh upaya diplomasinya hingga saat ini," katanya dalam konferensi pers itu.
Ia mengatakan rincian upaya diplomasi itu akan dipublikasikan pada waktunya.
Baca juga: Gempur Israel, Hizbullah Gelar Dua Operasi Tepat Sasaran dalam Waktu 5 Menit
"Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, akan menggunakan segala kemampuan untuk mencapai kepentingan Iran terkait pencabutan sanksi terhadap Iran, termasuk mencapai kesepakatan mengenai nuklir," tambahnya.
Pernyataan ini muncul setelah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hizbullah di perbatasan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki, dengan Lebanon selatan.
Sebelumnya, militer Israel dikabarkan mempersiapkan diri untuk agresi skala penuh di Lebanon, yang dapat memicu perang dengan Hizbullah.
Pekan lalu, Hizbullah mengklaim telah meluncurkan lebih dari 200 roket dan drone ke posisi militer Israel sebagai balasan atas pembunuhan seorang komandan seniornya.
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah menyatakan bergabung dengan perlawanan membela rakyat Palestina yang menghadapi agresi Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Hizbullah menyerang sasaran militer Israel di perbatasan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki, dari wilayah Lebanon selatan yang merupakan basis militer Hizbullah.
Hizbullah berjanji akan berhenti menyerang perbatasan jika Israel menghentikan serangan militernya di Jalur Gaza.
(oln/i24/*)
Konflik Palestina Vs Israel
Trump Kembali Beri Karpet Merah ke Israel, Usul Penjualan Senjata Jumbo Rp 106 Triliun |
---|
Diplomasi Indonesia Diminta Lebih Aktif untuk Tekan Israel Hentikan Serangan ke Gaza |
---|
Konser Amal untuk Palestina di Wembley, London Meraup Rp 33,2 Miliar |
---|
Spanyol akan Mundur dari Eurovision 2026 jika Israel Berpartisipasi |
---|
Macron: Aksi Militer Israel Gagal di Gaza, Solusinya Akui Negara Palestina |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.