Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Tetapkan Status Siaga di Eilat, IDF Kirim Pasukan Besar dan Helikopter Takut Milisi Menyusup

peningkatan status siaga di satu di antara kota ekonomi Israel itu lantaran kecurigaan ada penyusupan (infiltrasi) milisi perlawanan ke Eilat

khaberni
Pihak keamanan Israel, termasuk kepolisian lokal di Kota Eilat, Selatan pendudukan, memanggil pasukan Israel (Tentara IDF) ke kota pelabuhan itu karena kecurigaan adanya penyusupan milisi perlawanan. 

Golber menyebut Eilat juga mengimpor sapi dan biri-biri dari Australia.

Pelabuhan Eilat di Israel Selatan.
Pelabuhan Eilat di Israel Selatan. (Crew Center)

Kelompok Houthi di Yaman disalahkan atas tutupnya Eilat. Houthi menyerang dan menghentikan kapal-kapal yang menuju ke Eilat.

Kapal-kapal itu berlayar ke Israel dengan melewati Selat Bab Al-Mandeb yang menguasai sekitar 10 persen pelayaran dunia.

Karena serangan Houthi, kapal dagang memilih untuk mengubah jalur, yakni dengan mengitari Tanjung Harapan. Jalur itu jauh lebih panjang.

Baca juga: Drone Milisi Perlawanan Irak Lagi-Lagi Hajar Kota Eilat Israel, Objek Vital AS Target Sah Serangan

Kota Eilat juga sudah terdampak parah oleh perang di Gaza sejak 7 Oktober 2023 karena pariwisata dan perdagangan di sana dihentikan sepenuhnya. Di samping itu, ada banyak warga di sana yang kehilangan pekerjaan.

Seorang pengacara sekaligus jurnalis asal Kanada bernama Dimitri Lascaris sempat berkunjung ke Eilat tanggal 17 Maret.

Dia berujar operasi militer yang dilakukan Houthi telah membuat pelabuhan itu kosong, tak disambangi kapal kargo.

Bangkrutnya Eilat menjadi topik yang ramai dibicarakan di media sosial X. Ada yang menyebutkan bahwa Houthi telah mencapai tujuannya dalam melawan Israel.

Pada bulan Desember 2023 pelabuhan itu dilaporkan kehilangan 85 persen perdagangannya karena serangan Houthi.

Manajemen Eilat meminta bantuan keuangan dari pemerintah Israel. Namun, belum tentu pemerintah akan membantunya karena kondisi ekonomi sedang bergejolak.

Eilat “tercekik”

Eilat sebenarnya dilindungi oleh sistem pertahanan antirudal. Namun, hal itu tak bisa mencegah ekonomi Eilat memburuk karena serangan.

Golber menyebut Houthi berusaha “mencekik Eilat dan ekonominya”. Dia menyinggung banyaknya kapal yang memilih jalur mengitari Afrika.

Jalur itu membuat pelayaran makin panjang dan biaya makin mahal.

Pada bulan Januari lalu Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyetujui Resolusi 2722 yang isinya mendesak Houthi untuk menghentikan serangannya di Laut Merah.

Baca juga: Perlawanan Islam Irak Umumkan Serangan Target Penting di Kota Pelabuhan Eilat, Israel Selatan

Golber meminta Amerika Serikat (AS) agar lebih terlibat dalam melawan Houthi. Dia meyakini jika AS dianggap “lemah”, persoalan Eilat mungkin akan bertambah parah.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved