Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Tiga Truk Militer Yordania Angkut Bantuan ke Gaza Kecelakaan di Laut Mati, Dua Tentara Arab Tewas

Truk-truk militer Yordania, yang merupakan bagian dari konvoi pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, keluar jalur di jalan Laut Mati dekat Adasiya

JN/tangkap layar
Angkatan Bersenjata Yordania (JAF) - Tentara Arab pada Kamis (30/5/2024) kembali melancarkan 3 kali bantuan kemanusiaan dan makanan ke sejumlah lokasi di Jalur Gaza selatan. Ini menjadi airdrop ke-100 yang dilakukan Yordania sejak dimulainya invasi Israel ke Gaza per 7 Oktober 2023. 

Namun hubungan bilateral dengan cepat memburuk sejak dimulainya perang Gaza pada bulan Oktober tahun lalu.

Baca juga: Yordania Kutuk Israel Atas Pembantaian Rafah, Ratu Rania: Korban Digiring Lalu Dibakar Saat Tidur

Bulan lalu, ribuan orang berkumpul setiap malam selama berminggu-minggu di Amman, ibu kota Yordania, menuntut agar Yordania memutuskan hubungan dengan Israel.

“Perjuangan Palestina adalah perjuangan kami, dan meskipun ada kerugian politik atau ekonomi yang harus ditanggung Yordania, peran mereka terhadap rakyat Palestina akan terus berlanjut,” kata putra mahkota.

Normalisasi tanpa perdamaian?

Pangeran Hussein mengecam Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu karena mencoba menyeret wilayah di sekitarnya ke dalam perang.

Hussein tidak hanya menyinggung perang brutal Israel di Gaza tetapi juga serangannya di Tepi Barat yang diduduki.

Serangan udara dan darat Israel telah menewaskan lebih dari 36.000 orang di Jalur Gaza sejak 7 Oktober.

Pasukan Israel juga meningkatkan serangan mematikan di Tepi Barat, menewaskan lebih dari 500 orang sejak saat itu.

“Pemerintah Israel berusaha mempromosikan ke seluruh dunia bahwa konflik dimulai pada 7 Oktober,” kata Pangeran Hussein.

“Mari kita kembali ke masa sebelum 7 Oktober, dan semua pidato Yang Mulia Raja (Raja Abdullah II dari Yordania) dalam 25 tahun terakhir, dan bagaimana beliau memperingatkan bahwa terus melanggar hak-hak rakyat Palestina akan mengakibatkan bencana di wilayah tersebut."

"Lihatlah apa yang terjadi hari ini,” kata putra mahkota kepada Al Arabiya.

“Selama bertahun-tahun, ada upaya untuk meminggirkan isu (Palestina), dan masyarakat telah kehilangan kepercayaan terhadap proses perdamaian,” tambahnya.

Raja Abdullah II dari Yordania (tengah) bersama putranya, Hussein (paling kanan)
Raja Abdullah II dari Yordania (tengah) bersama putranya, Hussein (paling kanan) (Instagram @alhusseinjo)

Sejak Inisiatif Perdamaian Arab, terdapat konsensus Arab bahwa satu-satunya solusi untuk mengakhiri konflik adalah dengan memberikan orang-orang Palestina hak-hak mereka dan mengakhiri pendudukan dengan imbalan normalisasi hubungan dengan Israel, kata Pangeran Hussein.

“Sejak tahun 2002 hingga saat ini, apakah menurut Anda Israel menginginkan perdamaian?"

"Kita sedang berhadapan dengan pemerintahan yang dikendalikan oleh agenda ekstremis, dengan menteri-menteri yang secara terbuka menyerukan pemusnahan rakyat Palestina."

Baca juga: Media Israel: Yordania Tolak Hamas Buka Kantor di Negaranya Kalau Terpaksa Pindah dari Qatar

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved