Pemprov DKI Jakarta akan hapus Rusunawa Marunda Klaster C dari aset karena 'kondisinya membahayakan', apa saja masalah di baliknya?
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan menghapus Rumah Susun Sewa Sederhana (Rusunawa) Marunda di Cilincing, Jakarta Utara,…
Tembok-tembok yang dulunya memisahkan antara satu unit dengan yang lainnya kini sudah rapuh, penuh dengan lubang menganga.
Saat naik ke lantai dua, tangga yang digunakan masih cukup kokoh. Namun, teralisnya sudah tiada lagi.
Lorong yang dulu penuh kehidupan warga-warga yang direlokasi dari Penjaringan dan kampung lainnya kini penuh debu-debu bekas reruntuhan.
Kondisi setiap unit rusun terlihat jelas dari luar karena tidak ada pintu maupun daun jendela yang tertinggal.
Ketika BBC News Indonesia masuk ke dalam salah satu unit di klaster C2, tidak tampak sakelar listrik dan menyisakan lubang di dinding yang menembus ke ruangan sebelah. Lubang serupa pun terdapat di bekas kamar mandi yang tinggal ubin saja, klosetnya hilang.
Selain C2, ada pula klaster C1, C3, C4 dan C5 yang kondisinya tak jauh beda. Cat hijau yang melapisi bagian luar gedung-gedung tersebut pun sudah terkelupas dan di samping-sampingnya terdapat grafiti. .
Sejumlah media menyebut gedung kosong itu dijarah habis-habisan.
Namun, Prahitno, ketua RT setempat yang masih berdagang di warung makanan di samping klaster C2, membantah kabar bahwa terjadi penjarahan di rusun yang dulu ia tempati.
Ia mengeklaim bahwa sebagian bahan-bahan diambil oleh warga-warga di klaster tetangga untuk digunakan sebagai “fasilitas bersama”.
“Mengenai besi yang masih bisa digunakan itu ada sebagian [digunakan] buat karang taruna yang mana dipakai gawang, segala macam itu. Kalau mengenai penjarahan tidak ada,” klaim Prahitno.
Eks Kepala Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) II Marunda, Uye Yayat Dimiyati, mengatakan warga klaster lain ikut menjarah aset hunian di klaster C sejak Oktober 2023
Ia mengatakan kepada Kompas.com bahwa para petugas keamanan belum pernah menangkap warga rusun yang mencuri dari rusun.
Sebab, kata Uye, jumlah petugas keamanan saat itu belum cukup untuk menjaga seluruh area Rusunawa Marunda yang sangat luas.
Ada pula tujuh pegawai rusun, yaitu lima orang petugas keamanan dan dua orang petugas kebersihan, yang pernah tertangkap basah mengambil kabel dan besi yang menempel di tembok hunian Klaster C.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.