Konflik Palestina Vs Israel
Hizbullah Gebuk Drone Termahal Israel, Kochav Hermes 900 Takluk Hanya dengan Rudal
Satu drone milik Israel berhasil dimatikan oleh militan Hizbullah, drone termahal dan terbesar itu takluk oleh rudal
TRIBUNNEWS.COM - Satu drone milik Israel berhasil dimatikan oleh militan Hizbullah.
Pada Sabtu (1/6/2024) lalu, tentara Israel mengumumkan, salah satu drone mereka ditembak jatuh di wilayah Lebanon.
Drone Israel yang disebut-sebut sebagai drone termahal itu ditaklukan oleh rudal permukaan-ke-udara.
Seorang juru bicara militer Israel menyatakan, insiden tersebut sedang diselidiki.
Ia juga menambahkan, angkatan udara Israel akan terus beroperasi di wilayah udara Lebanon untuk menjalankan misi tentara Israel.
Adapun dikutip dari Shafaq, drone yang disebutkan adalah "Kochav Hermes 900".
Drone itu merupakan drone terbesar dan termahal di gudang senjata tentara Israel.
Drone tersebut terbakar saat berada di udara sebelum jatuh di sebuah desa di Lebanon selatan.
Menurut Sky News, ini adalah keempat kalinya sejak awal perang, Hizbullah berhasil menembak jatuh drone penyerang Israel.
Sejauh ini, dua drone “Kochav” dan dua drone “Zik” telah ditembak jatuh.
Hizbullah adalah salah satu kekuatan paramiliter paling kuat di Timur Tengah yang terlibat dalam pertempuran sengit lintas batas dengan Israel hampir setiap hari sejak 7 Oktober.
Baca juga: Iron Dome Israel Kebobolan, Drone Hizbullah Bakar Nahariya di Galilea Barat
Sejauh ini, sekitar 300 anggota Hizbullah tewas dalam serangan Israel di Lebanon selatan.
Hizbullah berduka atas kematian semua anggotanya yang dibunuh oleh Israel dengan slogan: "dalam perjalanan menuju Yerusalem" sejak Oktober 2023, sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza yang menjadi sasaran agresi Israel selama tujuh bulan.
Sebaliknya, kelompok ini telah menargetkan Israel dengan rudal-rudal berat, yang mengakibatkan kematian dan cederanya tentara serta hancurnya ratusan menara telekomunikasi militer, serta jatuhnya drone.
Israel tetap sangat merahasiakan kekalahannya melawan Hizbullah, namun semua pemukiman di wilayah utara tidak memiliki penduduk, yang melarikan diri ke tempat lain atau mencari perlindungan di tempat penampungan.
Ada juga konflik internal Israel mengenai meningkatnya ketegangan dengan Hizbullah, mengingat kelompok tersebut memiliki persenjataan hingga 100.000 rudal, termasuk yang mampu mencapai Tel Aviv, sebagaimana dinyatakan oleh Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah.
Bentrokan Al Quds
Sayap militer Jihad Islam Palestina, Brigade Al-Quds, mengumumkan hasil operasi mereka melawan tentara Israel di wilayah Jabalia di Gaza utara, Minggu (2/6/2024).
Hal itu ditunjukkan lewat sebuah video yang diunggah Al-Quds lewat saluran Telegram mereka.
Al-Quds melaporkan para pejuangnya terlibat bentrokan sengit jarak dekat dengan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di gang-gang kamp Jabalia.
Setidaknya Al-Quds melaksanakan 13 operasi yang melibatkan bentrokan jarak dekat dengan tentara Israel.
Selain itu, pejuang Al-Quds juga menyerang tentara Israel yang bersembunyi di gedung-gedung di Jabalia.
"(Kami) melakukan 13 operasi, di mana kami terlibat bentrokan dengan tentara Israel dari jarak dekat di gang kamp Jabalia," ungkap Al-Quds, dikutip dari Palestine Chronicle.
"Enam operasi penembak jitu dilaksanakan untuk menyerang tentara Israel yang bersembunyi di gedung dan titik pertemuan mereka di kamp Jabalia," imbuhnya.
Tak hanya IDF, Al-Quds juga menargetkan kendaraan militer yang ada di Jabalia.
Mereka menyerang kendaraan militer Israel menggunakan peluru RBG hingga peledak proyektil Ababil.
Berikut rincian operasi Al-Quds yang menargetkan kendaraan militer Israel:
- Melaksanakan 21 operasi penargetan menggunakan peluru tandem, RBG, dan TPG terhadap kendaraan musuh dan pasukan Israel di kamp Jabalia;
- Melaksanakan 35 operasi penargetan menggunakan peluru mortir kaliber berbeda pada posisi kendaraan Israel dan pasukannya di garis depan di kamp Jabalia;
- Melaksanakan 10 operasi penargetan menggunakan alat peledak anti-lapis baja dan anti-personel, termasuk alat aksi gerilya Thaqib 40 dan bahan peledak proyektil Ababil, menargetkan kendaraan dan pasukan Israel.
Al-Quds juga melaporkan berhasil menjatuhkan drone quadcopter Mavic Pro milik Israel dan mengambil alih kendalinya.
Baca juga: Keluarga Sandera Israel: Jangan Biarkan Netanyahu Jadi Penghalang Gencatan Senjata
"(Kami berhasil) menjatuhkan quadcopter Mavic Pro yang dipersenjatai bom, mengambil kendali atas drone tersebut beserta informasi di dalamnya, di kamp Jabalia," pungkas Al-Quds.
Juru Bicara Al-Quds: Hampir Setiap Hari Kami Menargetkan Pasukan Israel
Sebelumnya, Juru Bicara Al-Quds, Abu Hamzah, memperingatkan Israel soal serangan rezim Zionis itu ke Jalur Gaza.
Ia mengingatkan pasukan Israel untuk tidak mendengarkan para pemimpinnya.
Abu Hamzah juga menyebut anggota IDF hanya bisa kembali ke rumah mereka masing-masing jika serangan di Jalur Gaza dihentikan.
"Entitas kriminal Zionis melakukan genosida terhadap orang-orang yang tidak bersenjata," kata dia, Sabtu (1/6/2024).
"Kami memberi tahu (pasukan) Israel, jangan dengarkan pemimpin Anda. Kepulangan Anda ke rumah hanya mungkin dilakukan jika perang di Gaza dihentikan," imbuh dia.
Abu Hamzah juga mengungkapkan, hampir setiap hari pejuang Al-Quds menargetkan pasukan Israel di Rafah, Jabalia, dan poros Netzarim.
Ia juga mengklaim pejuangnya berhasil mengebom wilayah Bir Sabi', Sderot, dan menduduki Asqalan sekaligus menghadapi pasukan Israel.
"Hampir setiap hari kami menargetkan pasukan musuh dan pertemuan mereka di Rafah, Jabalia, dan Netzarim, menggunakan lusinan mortir dan roket 107 mm."
Baca juga: Brigade Al-Qassam Pamer Senjata Tentara Israel yang Disita di Jalur Gaza
"Dalam beberapa hari terakhir, kami telah mengebom wilayah Bir Sabi', Sderot, dan menduduki Asqalan sekaligus menghadapi pasukan Israel yang putus asa di Rafah," urainya.
Abu Hamzah mendesak Israel untuk secepat mungkin menarik pasukannya dari Jalur Gaza jika ingin membebaskan para sandera.
Ia pun menegaskan, apabila Israel terus melancarkan serangan ke Jalur Gaza, Al-Quds menjamin akan memukul mundur anggota IDF hingga meninggalkan wilayah kantong itu dengan rasa malu.
"Satu-satunya cara untuk mendapatkan kembali tawanan Anda adalah dengan menarik diri dari Gaza, melakukan kesepakatan pertukaran, dan mengakhiri agresi," kata Abu Hamzah.
"(Apabila serangan berlanjut) di masa yang akan datang, akan memaksa musuh (pasukan Israel) meninggalkan Gaza dengan rasa malu," tegasnya.
(Tribunnews.com/ Chrysnha, Pravitri Retno W)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.