Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Presiden Turki Erdogan Sebut Semangat PBB di Gaza Sudah Mati: Apa yang Anda Tunggu?

Menanggapi serangan udara Israel ke Rafah, Erdogan menyebut semangat PBB di Gaza sudah mati.

Penulis: Nuryanti
ADEM ALTAN / AFP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Menanggapi serangan udara Israel ke Rafah, Erdogan menyebut semangat PBB di Gaza sudah mati. 

Diberitakan The Guardian, serangan tersebut menyusul serangan roket jarak jauh pertama terhadap Israel dari Gaza sejak Januari 2024, dengan delapan roket ditembakkan ke arah Tel Aviv dari Rafah.

Sebagian besar roket dicegat atau jatuh tanpa membahayakan di lapangan, dan tidak ada korban jiwa yang signifikan yang dilaporkan.

Awalnya, militer Israel mengklaim serangan angkatan udaranya telah menghantam kompleks Hamas dengan “amunisi yang tepat dan berdasarkan intelijen yang tepat”.

Dikatakan bahwa dua pejabat senior Hamas, Yassin Rabia dan Khaled Nagar, tewas dalam serangan itu.

Namun, Israel juga mengatakan bahwa mereka mengetahui laporan yang menunjukkan bahwa akibat serangan dan kebakaran yang terjadi, beberapa warga sipil di daerah tersebut terluka.

Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengakui dalam pidatonya di Knesset bahwa warga sipil tewas.

Baca juga: Israel Lanjut Perang 7 Bulan Lagi, Klaim Kuasai 75 Persen Perbatasan Rafah antara Mesir-Gaza

Sementara, PBB menekankan gambaran suram setelah serangan udara Israel di sebuah kamp di Rafah di Jalur Gaza selatan.

Pada Selasa (28/5/2024), PBB menyebut sebanyak 200 orang tewas.

“Menurut beberapa sumber medis internasional, tim kami berbicara dengan sedikitnya 200 orang tewas dalam serangan itu, di antaranya perempuan dan anak-anak,” kata Juliette Touma, direktur komunikasi Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA), dilansir Anadolu Agency.

Warga Palestina berkumpul di lokasi serangan Israel di sebuah kamp pengungsi di Rafah pada 27 Mei 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas Palestina.
Warga Palestina berkumpul di lokasi serangan Israel di sebuah kamp pengungsi di Rafah pada 27 Mei 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas Palestina. (AFP/EYAD BABA)

Ia menekankan bahwa akibat dari serangan itu sangat besar.

"Hal itu menambah ketakutan umum akan kematian," ungkapnya.

Selama perang, lebih dari separuh dari 2,3 juta penduduk Gaza mencari perlindungan di Rafah.

Namun, sekitar 1 juta orang terpaksa mengungsi lagi, karena Israel telah pindah ke pinggiran kota pada bulan ini.

Sebanyak 400.000 warga sipil diperkirakan masih berada di wilayah tersebut.

Sementara itu, 800.000 orang menurut PBB telah meninggalkan Rafah dalam beberapa pekan terakhir, sebagian besar kini berlindung di utara kota.

Baca juga: Eks-Dubes AS untuk PBB Tulis Habisi Mereka di Bom Israel Saat Korban Jiwa Gaza Tembus 36 Ribu

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved