Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Reaksi Dunia usai Israel Serang Rafah: PBB Memohon pada Sekutu Zionis, Afrika Selatan Ngeri

Dunia mengecam aksi Israel menyerang Rafah, yang menjadi rumah bagi 1,5 juta pengungsi Palestina.

IDF / AFP
Gambar selebaran yang dirilis oleh tentara Israel pada 7 Mei 2024 menunjukkan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, berdiri bersama tentara di dekat howitzer artileri self-propelled selama kunjungan ke posisi di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza di Israel selatan dekat Rafah. - Dunia mengecam aksi Israel menyerang Rafah, yang menjadi rumah bagi 1,5 juta pengungsi Palestina. 

Organsisasi itu juga meminta agar akses bantuan kemanusiaan tanpa batas bisa diterima warga sipil di Gaza.

"Militer Israel juga harus membatalkan perintah mereka kepada warga sipil untuk 'mengevakuasi' Rafah timur, kecuali mereka bisa menjamin keselamatan penduduk, yang sangat tidak mungkin terjadi jika Israel terus menyerang," ujar Direktur Senior Penelitian, Advokasi, Kebijakan, dan Kampanye Amnesty International, Erika Guevara-Rosas.

Guevara-Rosas menyebut serangan di Israel di Rafah semakin memperburuk "penderitaan yang tak terhingga yang dialami warga Palestina di Gaza."

"Warga sipil Palestina di Gaza adalah manusia, bukan bidak yang bisa digerakkan sesuai keinginan pemerintah Israel. Gagasan bahwa warga sipil yang mengungsi akan aman di mana pun di Gaza telah berulang kali terbukti keliru karena militer Israel telah menyerang wilayah yang sebelumnya dianggap aman," tegas dia.

WHO: Serangan di Rafah Harus Dihentikan Sekarang

Direktur Regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Mediterania Timur, Hanan Balkhy, mengungkapkan serangan Israel ke Rafah menyebabkan hidup 1,5 juta warga sipil "dalam bahaya besar" dan "harus diakhiri sekarang."

Baca juga: Dokter Bedah Inggris-Palestina Dicekal saat akan Ungkap Kondisi di Gaza: Kalian Melindungi Israel

Meskipun badan kesehatan PBB dan mitranya "berkomitmen untuk tetap tinggal dan memberikan" layanan di Rafah, Balkhy menulis dalam sebuah postingan di X, mereka membutuhkan "akses bantuan tanpa hambatan melalui penyeberangan perbatasan Rafah, yang harus segera dibuka kembali."

"Gencatan senjata yang mendesak di Gaza diperlukan saat ini, demi kemanusiaan," tukasnya.

Yordania: Netanyahu Harus Menghadapi Konsekuensi yang Nyata

Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, menyerukan tindakan segera dan tegas oleh Dewan Keamanan PBB untuk mencegah "pembantaian lagi" di Rafah.

Dalam sebuah cuitan di X, ia mengatakan Israel menduduki penyebaranan Rafah dan menutupnya dari bantuan kemanusiaan "daripada membuka negosiasi mengenai pembebasan sandera" dan "peluang gencatan senjata".

"Netanyahu harusnya menghadapi konsekuensi yang nyata (karena serangan Israel ke Gaza)," tegasnya.

Afrika Selatan: Israel Langgar Hukum Internasional

Pemerintah Afrika Selatan mengaku "sangat terganggu" dan "ngeri" atas serangan Israel ke Rafah.

"Israel telah melanggar hukum internasional dan apapun perintah militer mereka tidak bisa dibenarkan," kata Departemen Hubungan dan Kerja Sama Intenrasional (DIRCO).

Serangan di Rafah "akan menghapus perlindungan terakhir bagi orang-orang yang masih hidup di Gaza," tambahnya.

Arab Saudi: Serangan di Rafah adalah Kampanye Berdarah

Arab Saudi mengatakan serangan Israel terhadap Rafah adalah "bagian dari kampanye berdarah yang sistematis", dengan menyerbu seluruh wilayah di Gaza dan membuat penduduknya terpaksa mengungsi.

Dalam sebuah pernyataan, Kemenlu Arab Saudi menyatakan "peringatan Kerajaan (Arab Saudi) akan bahaya Israel yang menargetkan Rafah dan mengusir penduduk Gaza ke tempat yang tidak diketahui."

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved