Jumat, 3 Oktober 2025

Di balik tambang mineral milik China yang menggurita di Indonesia, Argentina, dan Kongo

China telah memperluas investasinya di berbagai tambang dunia - termasuk di Indonesia - untuk mengekstraksi mineral yang penting bagi…

BBC Indonesia
Di balik tambang mineral milik China yang menggurita di Indonesia, Argentina, dan Kongo 

Namun Kepala Dinas Lingkungan Hidup Halmahera Selatan Samsu Abubakar, mengatakan kepada BBC tidak ada keluhan yang diterima dari masyarakat mengenai kerusakan lingkungan.

"Kerusakannya bagaimana, lokasinya di mana, kapan terjadi? Sampai sekarang kami belum menerima laporan secara resmi dari masyarakat soal kerusakan lingkungan," kata Samsu.

Ia juga membagikan laporan resmi yang menyimpulkan perusahaan "taat terhadap pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai dengan kewajiban".

Perwakilan perusaahn itu sendiri mengatakan kepada BBC bahwa mereka "mematuhi dengan ketat praktik bisnis yang etis dan hukum setempat" serta "terus berupaya mengatasi dan memitigasi dampak negatif apa pun".

Mereka mengeklaim bahwa hal tersebut tidak menyebabkan penggundulan hutan secara luas, sumber air minum setempat terus dipantau, dan tes independen telah memastikan bahwa air tersebut memenuhi standar kualitas pemerintah.

Perusahaan nikel ini menambahkan bahwa mereka tidak melakukan penggusuran paksa atau transaksi lahan yang tidak adil dan tidak mengintimidasi siapa pun.

Orang-orang di belahan dunia yang lain, juga menceritakan kisah mereka kepada kami.

Awal tahun ini, Ai Qing terbangun pada tengah malam kala suara seruan dengan nada kemarahan terdengar di luar asramanya di Argentina utara.

Dia mengintip ke luar jendela dan melihat para pekerja Argentina mengepung kompleks dan memblokade pintu masuk menggunakan ban-ban yang dibakar.

“Saat itu semakin menakutkan karena saya bisa melihat langit terang oleh nyala api. [Situasi] saat itu sudah berubah ricuh,” ujar Ai, perempuan yang bekerja di sebuah perusahaan China yang mengekstraksi litium – materi yang digunakan dalam baterai – dari dataran garam di Pegunungan Andes, Argentina,

Aksi demonstrasi tersebut, yang dipicu oleh pemecatan sejumlah pekerja Argentina, hanyalah salah satu contoh meningkatnya perselisihan antara perusahaan China dengan masyarakat setempat. Ini terjadi ketika China – yang mendominasi pengolahan mineral yang penting bagi ekonomi hijau – memperluas aktivitasnya dalam proses penambangan mineral tersebut.

Sepuluh tahun lalu, sebuah perusahaan China membeli saham dalam proyek ekstraksi yang dikenal sebagai “segitiga litium” di Argentina, Bolivia, dan Cile. Di sanalah tempat sebagian besar cadangan litium dunia.

Banyak investasi China dalam operasi pertambangan lokal menyusul kemudian, menurut publikasi pertambangan serta laporan perusahaan, pemerintah, dan media.

BBC memperkirakan bahwa berdasar kepemilikan saham mereka, perusahaan China kini memiliki sekitar 33 persen litium di proyek-proyek yang saat ini memproduksi atau sedang membangun fasilitas produksi mineral tersebut.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved