Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Mesir dan Israel Gelar Rapat Rahasia, Bahas Rencana Invasi Tel Aviv ke Rafah di Gaza

Pejabat tinggi Mesir dan Israel dilaporkan menggelar rapat rahasia di Kairo, Mesir, untuk membahas rencana invasi Israel ke Kota Rafah.

Penulis: Febri Prasetyo
Selebaran / Citra satelit ©2024 Maxar Technologies / AFP
Gambar satelit yang diambil pada tanggal 10 Februari 2024 dan dirilis pada tanggal 15 Februari 2024 oleh Maxar Technologies menunjukkan gambaran wilayah yang berdekatan dengan perbatasan Mesir-Jalur Gaza di Rafah, Mesir. 

TRIBUNNEWS.COM – Pejabat tinggi Mesir dan Israel dilaporkan menggelar rapat rahasia di Kairo, Mesir, untuk membahas rencana invasi Israel ke Kota Rafah di Jalur Gaza.

Rapat pada hari Rabu (24/4/2024) itu dihadiri oleh Ronen Bar yang menjadi kepala Shin Bet (dinas keamanan/intelijen Israel) dan Herzi Halevi yang menjabat sebagai Kepala Staf Umum Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Adapun dari pihak Mesir yang hadir ialah Kepala Dinas Intelijen Mesir, Abbas Kamel, dan Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Mesir, Letjen Osama Askar.

Dikutip dari The Cradle, laporan tentang pertemuan itu muncul pada hari yang sama ketika seorang pejabat pertahanan Israel menyebut negaranya akan segera menyerang Rafah setelah mendapatkan lampu hijau dari pemerintah.

Juru bicara pemerintah Israel juga mengklaim serangan ke Rafah sudah dekat, tetapi hari dan tanggal operasi militer itu belum diungkapkan.

Israel kini dilaporkan tengah membuat rencana evakuasi warga sipil dari Rafah.

Mesir sudah mengungkapkan kekhawatirannya perihal serangan ke kota itu. Menurut Mesir, serangan itu berpotensi memicu masuknya pengungsi Palestina ke wilayah Mesir.

Sebelumnya, Mesir sudah menegaskan tak akan mengizinkan banyak pengungsi Gaza masuk ke area Gurun Sinai.

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) sudah berulang kali meminta Israel untuk memastikan warga sipil dievakuasi dari Rafah dengan aman.

Menurut AS, rencana serangan darat besar-besaran Isral itu berpotensi memperburuk bencana kemanusiaan di Gaza.

“Semua orang menunggu perintah Netanyahu untuk mengevakuasi warga sipil dari Rafah,” kata seorang pejabat Israel kepada Axios.

Baca juga: Israel Panasi Mesin untuk Serang Rafah, Brigade Nahal Ditarik Dulu dari Gaza untuk Dilatih

“Dia harus merampungkan persoalan itu dengan Amerika dan AS.”

Pekan lalu para pejabat AS dan Israel sudah melangsungkan rapat guna membahas rencana untuk Rafah.

Israel mengklaim keputusan untuk melancarkan serangan itu “didasarkan pada situasi, bukan didasarkan pada waktu”.

Di samping itu, Israel menyebut rencana serangan itu “terkait dengan situasi kemanusiaan di lapangan”.

Adapun Wall Street Journal pada hari Selasa (23/4/2024), melaporkan bahwa rencana evakuasi untuk warga sipil di Rafah sudah hampir selesai.

Rencana itu akan memerlukan waktu dua hingga tiga pekan dan dilakukan lewat kerja sama dengan AS, Mesir, dan negara-negara Arab lainnya, termasuk Uni Emirat Arab.

Al-Araby Al-Jadeed pada hari Kamis (18/4/2024), mengatakan pasukan Mesir telah dikerahkan di Sinai utara dan di sepanjang perbatasan Gaza.

Pasukan itu “sudah siap sepenuhnya” setelah diberi pengarahan oleh Israel perihal rencana serangan ke Rafah.

Rencan evakuasi itu melibatkan pemindahan warga sipil Rafah ke Kota Khan Yunis dan daerah lain di Gaza.

Disebutkan bahwa tempat perlindungan darurat dengan tenda, persediaan makanan, fasilitas kesehatan akan didirikan.

Brigade Nahal ditarik dari Gaza

Baca juga: Di Tengah Perundingan Pembebasan Sandera, Kabinet Perang Israel Malah Bahas Operasi Rafah

IDF sudah mengumumkan penarikan mundur Brigade Nahal dari Jalur Gaza.

Brigade Nahal ditarik demi mempersiapkan operasi militer, termasuk serangan darat besar-besara ke Kota Rafah yang nantinya dilancarkan Israel.

I24 News mengatakan dalam tiga bulan terakhir Brigade Nahal dioperasikan di koridor Netzarim.

Brigade itu dilaporkan punya punya peran penting di area Be’eri di Israel selatan hingga pantai Gaza. Nahal membantu aktivitas IDF di Gaza bagian utara dan tengah.

Koridor Netzarim penting karena tidak hanya menjadi jalur bantuan kemanusiaan, tetapi juga sebagai kontrol akses bagi warga Palestina untuk kembali ke Gaza utara.

Di koridor itu, IDF mendirikan tiga pangkalan militer untuk memudahkan serangan di Gaza utara dan tengah.

Setelah Brigade Nahal ditarik, tugas brigade itu diurus oleh dua brigade cadangan, yakni Brigade Lapis Baja Ke-679 "Yiftah" dan Brigade Infanteri Ke-2 "Carmeli", di Gaza tengah.

Penarikan brigade itu menandai fase transisi. Nahal yang diistirahatkan dan menjalani latihan militer atau "pemanasan" guna mempersiapkan serangan Israel selanjutnya.

Sementara itu, lembaga penyiaran Israel bernama KAN mengatakan militer Israel kini berencana menyerang Rafah dalam waktu dekat.

Dalam operasi serangan itu akan ada ribuan orang di Rafah yang dievakuasi.

Adapun pekan lalu juru bicara pemerintah Israel menyebut Netanyahu sudah menetapkan tanggal invasi ke Rafah.

(Tribunnews/Febri)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved