Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Tak Kapok, Drone Ukraina Kembali Hancurkan Fasilitas Energi Rusia

Ukraina belum menyerah, meski terus dibombardir oleh Rusia dengan senjata-senjata berat, negara itu terus melawan.

Editor: Hendra Gunawan
Kementerian Pertahanan Ukraina/Ukrinform
Drone Ukraina yang digunakan untuk menyerang wilayah Rusia, Sabtu dini hari tadi 

Sore itu, Poltava kedatangan roket berdaya ledak besar. Wilayah selatan Ukraina yang direbut oleh Rusia hari ini diserang oleh rudal udara. Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan jatuhnya dua rudal serupa di Berdyansk, di mana asap terlihat membubung di lokasi pendaratan.

Kemudian Federasi Rusia mengumumkan dua serangan besar-besaran Storm Shadow di Krimea. Dinyatakan bahwa semua sasaran udara ditembak jatuh saat mendekati semenanjung dan terdapat “provokasi dengan peluncuran ke arah Jembatan Krimea.”

Media Ukraina, mengutip sumber, melaporkan bahwa sebuah pos komando di Krimea, tempat para perwira tinggi Rusia berada, terkena serangan rudal.

Media Barat kembali menyoroti topik “permintaan” Amerika kepada Ukraina untuk berhenti mengebom kilang minyak Rusia.

Seorang karyawan memegang peluru kaliber 155 mm setelah proses pembuatan di Pabrik Amunisi Tentara Scranton (SCAAP) di Scranton, Pennsylvania pada 16 April 2024. - Di bangunan bata yang berusia lebih dari satu abad, hampir di jantung Joe Biden's Rust Kampung halaman Belt di Scranton, Pennsylvania, menggunakan mesin yang menghasilkan artileri untuk konflik modern, terutama perang di Ukraina. Pabrik Amunisi Angkatan Darat Scranton (SCAAP) membuat tabung baja untuk peluru kaliber 155 mm, yang sangat penting bagi upaya Kyiv untuk menghadapi invasi Moskow. (Charly TRIBALLEAU / AFP)
Seorang karyawan memegang peluru kaliber 155 mm setelah proses pembuatan di Pabrik Amunisi Tentara Scranton (SCAAP) di Scranton, Pennsylvania pada 16 April 2024. - Di bangunan bata yang berusia lebih dari satu abad, hampir di jantung Joe Biden's Rust Kampung halaman Belt di Scranton, Pennsylvania, menggunakan mesin yang menghasilkan artileri untuk konflik modern, terutama perang di Ukraina. Pabrik Amunisi Angkatan Darat Scranton (SCAAP) membuat tabung baja untuk peluru kaliber 155 mm, yang sangat penting bagi upaya Kyiv untuk menghadapi invasi Moskow. (Charly TRIBALLEAU / AFP) (AFP/CHARLY TRIBALLEAU)

Pasalnya, sasaran yang menjadi target diduga keras adalah infrastruktur penyimpanan bahan bakar minyak (BBM) atau kilang minyak Rusia.

Namun dilaporkan oleh Washinton Post presiden Zelensky menolak rekomendasi ini.

Permintaan tersebut, kata sumber tersebut, membuat marah Zelensky dan para pembantunya, yang memandang serangkaian serangan pesawat tak berawak Kiev terhadap fasilitas energi Rusia “sebagai titik terang yang langka” dalam perang dengan Rusia.

Ukraina menolak karena tidak mengetahui apakah hal tersebut mencerminkan posisi konsensus pemerintahan Biden. Namun pada minggu-minggu berikutnya, Washington memperkuat peringatan tersebut dalam berbagai percakapan dengan Kiev.

Dan kenyataannya Ukraina justru melipatgandakan upayanya dan melancarkan serangkaian serangan lebih lanjut. Insiden tersebut “memperburuk ketegangan dalam hubungan yang sudah tegang” setelah bantuan AS ke Ukraina terhenti di Kongres.

Para pejabat AS mengatakan secara anonim bahwa serangan terhadap kilang-kilang Rusia tidak hanya dapat meningkatkan harga dan inflasi, hal yang tidak diinginkan Biden pada tahun pemilu. Namun kenaikan harga energi juga “berisiko melemahkan dukungan Eropa terhadap bantuan kepada Ukraina.”

Strana melaporkan pemeritahan Zelensky beralasan bahwa serangan hanya menonaktifkan peralatan sebentar, tetapi tidak menghancurkan seluruh kilang.

Sementara Federasi Rusia terus menggempur wilayah Ukraina dan menimbulkan kerusakan yang jauh lebih signifikan pada sektor energi Ukraina.

Karenanya, Menteri Luar Negeri Kuleba menegaskan bahwa Kiev bermaksud untuk terus mengabaikan rekomendasi Washington. Penyebabnya adalah kurangnya bantuan AS ke Ukraina.

“Saya tidak percaya, dan saya pikir tidak ada seorang pun di Ukraina yang akan percaya, bahwa Angkatan Darat AS yang besar tidak memiliki setidaknya satu baterai Patriot, yang dapat menyelamatkan infrastruktur bernilai miliaran dolar di Ukraina dan nyawa warga Ukraina yang tak ternilai harganya," ujar Kuleba.

Kuleba menegaskan bahwa infrastruktur Ukraina sudah sangat rapuh akibat serangan Rusia dan membutuhkan sistem pertahanan yang mumpuni.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved