Ukraina Sebut Kedahsyatan Rudal Zirkon Hanya Klaim Rusia, Fakta Ini Membuktikan
Militer Ukraina mengungkap rudal jelajah Tsirkon atau 3MM2 Zirkon yang ditembakkan pasukan Rusia ke Kiev tidak berfungsi dengan baik.
TRIBUNNEWS.COM -- Militer Ukraina mengungkap rudal jelajah Tsirkon atau 3MM2 Zirkon yang ditembakkan pasukan Rusia ke Kiev tidak berfungsi dengan baik.
Tentara Vladimir Putin menggempur ibu kota Ukraina dengan rudal presisi tersebut pada 7 Februari dan 25 Maret lalu.
Potongan-potongan senjata tersebut kemudian diteliti oleh laboraturium militer Kiev.
Baca juga: Ukraina Mulai Gunakan Drone Balon, Diam-diam Dekati Target Lalu Jatuhkan Bom
Andrii Kulchytskyi, Kepala Laboratorium Penelitian Militer Institut Penelitian Ilmiah Keahlian Forensik Kiev mengungkap kepada lembaga penyiaran publik Ukraina, Suspilne.
Zirkon merupakan salah satu rudal kebanggaan Vladimir Putin yang diklaim bisa menyerang sasaran dengan presisi tinggi dengan kecepatan hipersonik.
Namun menurut peneliti tersebut, klaim Rusia bahwa karakteristik Zirkon sebagai misil 'super' atau 'hiper' hanyalah kata-kata saja.
"Rudal ini tidak menjalankan misi tempurnya. Kenyataannya, misil tersebut masih jauh dari digunakan di pertempuran. Ia terbang ke arah yang salah, dan tidak melakukan pekerjaan yang dirancang untuknya," kata Kulchytskyi dikutip dari Ukrainska Pravda, Rabu (27/3/2024).
Zirkon, jelasnya, memiliki hulu ledak tidak lebih dari 40 kilogram bahan peledak.
“Kami masih melakukan pemeriksaan untuk mengetahui jenis zat apa yang ada di sana. Tapi hulu ledaknya kecil: tidak bisa dibandingkan dengan hulu ledak rudal seperti Kh-101 dan Kh-22,” ujarnya.
Pada pagi hari tanggal 25 Maret 2024, peringatan serangan udara dikeluarkan di Kyiv, yang segera diikuti dengan ledakan.
Baca juga: Pembela Zelensky Dipecat, Jadi Korban Perombakan Sistem Pemerintahan Ukraina
Sistem pertahanan udara merespons serangan tersebut. Pihak berwenang Kiev melaporkan serangan rudal yang menyebabkan ledakan di sebuah gedung dan puing-puing berjatuhan di distrik Pecherskyi, Solomianskyi dan Dniprovskyi di Kyiv.
Setelah serangan itu, menjadi jelas bahwa Rusia telah menyerang Kyiv dengan dua rudal terbarunya, 3M22 Zirkon.
Pada 12 Februari, Institut Penelitian Ilmiah Keahlian Forensik Kyiv melaporkan bahwa Rusia telah menggunakan rudal 3M22 Zirkon pada 7 Februari di Ukraina, dan Rusia mengklaim rudal itu hipersonik.

Kantor berita TASS melaporkan, Zirkon dikembangkan pada 2017 lalu dan pada November 2017, rudal tersebut sudah beroperasi.
Uji terbang lainnya dilaporkan terjadi pada 10 Desember 2018, di mana rudal tersebut menunjukkan bahwa ia dapat mencapai kecepatan Mach 8.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.