Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Netanyahu Ogah Setujui Kesepakatan Gencatan Senjata jika Harus Tarik Mundur Pasukannya dari Gaza

PM Israel juga mengatakan dia tidak akan menerima gencatan senjata apa pun yang haruskan pembebasan ribuan tahanan Palestina atau penarikan pasukan

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Febri Prasetyo
GALI TIBBON / POOL / AFP
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan) mendengarkan menteri transportasi Yisrael Katz selama rapat kabinet mingguan di kantornya di Yerusalem pada 26 September 2017. 

TRIBUNNEWSCOM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berkata ia tak akan menerima kesepakatan gencatan senjata apa pun jika harus menarik mundur pasukannya dari Gaza atau membebaskan ribuan tahanan Palestina, The Guardian melaporkan.

Sementara itu, pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, akan berangkat ke Kairo, Mesir, untuk mendiskusikan kesepakatan tersebut.

Haniyeh menyebut tujuan Hamas adalah untuk mengakhiri serangan militer Israel di Gaza dan membuat pasukan Israel menarik diri dari wilayah tersebut.

Israel mungkin akan sulit untuk menerima permintaan tersebut.

Namun, Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat (AS) yang menjadi mediator optimistis kedua belah pihak dapat dibujuk untuk menerima kesepakatan gencatan senjata yang berlangsung setidaknya satu bulan, di mana semua sandera berharap dibebaskan.

Proposal gencatan senjata itu, yang digambarkan sebagai sebuah kerangka kerja, disepakati oleh Mesir, Qatar, AS, dan Israel pada hari Minggu (28/1/2024) dalam pembicaraan di Paris.

Lokasi perundingan yang berada di Paris menyebabkan perundingan Hamas tidak dapat hadir.

Pasukan Israel mengendarai jip militer di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza pada 3 Desember 2023, setelah pertempuran kembali terjadi antara Israel dan militan Hamas, sementara bentrokan terus berlanjut antara Israel dan militan Hamas pada 3 Desember 2023. Israel melakukan pemboman mematikan di Gaza pada 3 Desember ketika seruan internasional meningkat untuk perlindungan yang lebih besar terhadap warga sipil dan pembaruan gencatan senjata yang telah berakhir dengan kelompok militan Palestina Hamas. (Photo by JACK GUEZ / AFP)
Pasukan Israel mengendarai jip militer di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza pada 3 Desember 2023, setelah pertempuran kembali terjadi antara Israel dan militan Hamas, sementara bentrokan terus berlanjut antara Israel dan militan Hamas pada 3 Desember 2023. (AFP/JACK GUEZ)

Netanyahu menolak setiap kesepakatan yang mengharuskan tentara Israel meninggalkan Gaza secara permanen tanpa kemenangan militer yang jelas.

Dia mengatakan perang di Gaza bukanlah perang ronde baru dengan Hamas dan dia tidak akan mengakhirinya tanpa mencapai tujuan Israel.

Sehubungan dengan laporan mengenai kemungkinan kesepakatan pembebasan tawanan, PM Israel mengatakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tidak akan meninggalkan Gaza, dan dia mengatakan dia tidak berniat melepaskan para tahanan.

Menurut sumber, fase pertama gencatan senjata yang diusulkan di Paris, mencakup pembebasan sekitar 35 sandera Israel sebagai imbalan atas jeda pertempuran selama enam minggu.

Baca juga: Hamas Disebut akan Bertemu Kepala Intelijen Mesir di Kairo, Bahas Kesepakatan Gencatan Senjata

Kelompok ini mencakup perempuan sipil, laki-laki lanjut usia, dan sandera yang sakit atau terluka.

Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan ratusan warga Palestina dari penjaranya.

Tahap kedua akan difokuskan pada tentara pria dan wanita, dan tahap ketiga secara eksklusif akan melibatkan pembebasan jenazah sandera.

Netanyahu menghadapi kabinet yang terpecah belah dan tahu bahwa usulan tersebut dapat menjatuhkan pemerintahannya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved