Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Daftar Rencana 'Ngawur' Israel untuk Kuasai Gaza: Jatuhkan Bom Nuklir hingga Pulau Buatan

Israel memiliki sejumlah rencana kontroversial untuk menguasai Jalur Gaza.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Tiara Shelavie
AFP
Gambar yang diambil dari Rafah pada 23 Januari 2024 menunjukkan asap mengepul di atas Khan Yunis di Jalur Gaza selatan selama pengeboman oleh Israel. 

Pakar politik David Campbell dari Universitas Wina mengkritik pedas pernyataan Eliyahu itu.

“Rencana itu sama sekali tak bisa diterima,” ujar Campbell kepada Anadolu.

Dia menyebut pernyataan Eliyahu itu mendapatkan tanggapan negatif dari dunia Barat.

Pindahkan warga Gaza ke pulau buatan

Menteri Luar Negeri Israel Katz mengungkapkan keinginannya untuk membuat sebuah “pulau buatan” yang nantinya akan ditinggali warga Palestina.

Hal itu disampaikannya dalam video berjudul “Inisiatif Pulau Buatan Gaza” saat rapat para menteri luar negeri negara-negara Uni Eropa pada hari Senin, (22/1/2024).

Baca juga: Direktur CIA akan Bertemu Kepala Mossad Israel dan PM Qatar untuk Bahas Pembebasan Sandera

“Pembangunan sebuah pulau buatan dengan pelabuhan dan infrastruktur sipil di lepas pantai Gaza akan memberi warga Palestina pintu kemanusiaan, ekonomi, transportasi ke dunia, tanpa membahayakan keamanan Israel,” demikian pernyataan narator dalam video itu.

Rencana itu menuai kritik dari banyak pihak.

Sebagai contoh, Josep Borrel yang menjadi perwakilan Uni Eropa untuk urusan kebijakan luar negeri dan keamanan tidak sepakat dengan rencana Katz.

Menurut Borrel, Katz lebih baik “menggunakan waktunya untuk mencemaskan keamanan negara dan tingginya jumlah kematian di Timur Tengah dan Gaza”.

Pemindahan paksa ke Sinai

Pada bulan Oktober 2023 terungkap adanya proposal kontroversial dari Kementerian Intelijen Israel.

Dalam proposal itu terdapat tiga pilihan rencana mengenai Gaza selepas perang, salah satunya ialah pemindahan paksa warga Palestina ke Semenanjung Sinai di Mesir.

Dokumen itu menyebutkan pemindahan tersebut akan menguntungkan secara stragis.

Namun, menurut media Israel bernama Haaretz pemindahan itu memerlukan dukungan dari AS dan negara lainnya.

Dalam proposal itu disebutkan pula kemungkinan untuk memindahkan warga Palestina ke tenda-tenda sementara sebelum membuat permukiman permanen di Sinai utara.

Baca juga: Hanya 35 Persen Orang Amerika yang Percaya Israel Lakukan Genosida Terhadap Palestina, Sisanya?

Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi menolak mentah-mentah rencana itu.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved