Sabtu, 4 Oktober 2025

Anggota DPR Korea Dibekap dan Diseret Paspampres, Presiden Yoon Dituntut Minta Maaf

Anggota DPR Korea dibekap dan diseret oleh Paspampres usai dekati Presiden Yoon Seok Yeol. Kini, Presiden dituntut agar minta maaf.

JTBC
Anggota DPR Korea perwakilan Partai Jinbo, Kang Sung Hee, dibekap dan diseret oleh Paspampres usai dekati Presiden Yoon Seok Yeol. Insiden ini terjadi saat acara peluncuran Negara Bagian Jeonbuk, yang sebelumnya dikenal sebagai Provinsi Jeolla Utara, Kamis (18/1/2024), di Moak Hall di Sori Arts Center di Jeonju. Kini, Presiden dituntut agar minta maaf. 

TRIBUNNEWS.com - Partai Jinbo, partai oposisi kecil di Korea Selatan, mendesak Presiden Yoon Seok Yeol untuk meminta maaf.

Hal ini buntut sikap Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) terhadap perwakilan Partai Jinbo di DPR Korea Selatan, Kang Sung Hee.

"Kami meminta Yoon untuk menyampaikan permintaan maaf secara langsung (kepada Kang) dan memberhentikan Kepala Dinas Keamanan Presiden," kata Ketua Partai Jinbo, Yoon Hee Suk, kepada wartawan di Majelis Nasional, Jumat (19/1/2024), dikutip dari Yonhap.

Yoon Hee Suk menambahkan, Paspampres Yoon telah menggunakan "kekerasan dalam menjalankan tugasnya mengamankan sang Presiden."

Ia menyebut perkelahian fisik antara Kang dan Paspampres "tidak berbeda dengan perilaku kediktatoran militer yang menolak demokrasi (Korea)."

Diketahui, Paspampres membekap mulut dan menyeret Kang dari Moak Hall di Sori Arts Center di Jeonju, saat acara peluncuran Negara Bagian Jeonbuk, yang sebelumnya dikenal sebagai Provinsi Jeolla Utara, Kamis (18/1/2024).

Peluncuran ini berbarengan dengan berlakunya undang-undang khusus yang memberikan otonomi kepada Negara Bagian Jeonbuk untuk mendorong industri baru.

Di kesempatan tersebut, Kang mendekati Yoon dan meminta agar Presiden mengubah kebijakannya.

"Kebijakan pemerintah harus kita ubah jika tidak ingin rakyat menderita," kata dia kepada Yoon, Kamis, dilansir Korea Herald.

Sesaat setelah berbicara kepada Yoon, Kang kemudian diseret paksa oleh Paspampres dan dibekap mulutnya.

Menurut kesaksian Juru Bicara Partai Jinbo, Son Sol, Paspampres Yoon saat itu langsung bergegas masuk dan membekap mulut Kang.

Baca juga: Para Pelarian dari Utara Mengatakan Mereka Bahagia Berada di Korea Selatan

Paspampres lalu mengangkat lengan dan kaki Kang sembari menyeretnya keluar dari Moak Hall.

Son menggambarkan aksi tersebut sebagai "memaksanya keluar menggunakan kekerasan" dan juga "tindakan asusila terhadap badan legislatif dan tindakan arogan yang mengabaikan rakyat."

Terpisah, setelah diusir dari Moak Hall, Kang mengaku ia hanya meminta Yoon untuk "mengubah kebijakannya" demi mencegah penderitaan rakyat lebih lanjut.

Perlakuan Paspampres terhadap anggota DPR terpilih seperti yang dialaminya, sungguh tidak masuk akal, tambah Kang.

Sementara itu, Kantor Kepresidenan Korea Selatan mengaku tidak punya pilihan lain selain menggunakan kekerasan karena menilai sikap Kang berpotensi merugikan acara.

Seorang pejabat kepresidenan mengatakan Paspampres sudah memperingatkan Kang.

Namun, pejabat itu menyebut Kang terus berteriak kepada Presiden Yoon.

"Dinas Keamanan memperingatkan dia (Kang) untuk menjauh, dan bahkan setelah Presiden lewat, dia terus berteriak dengan suara keras dan mengganggu acara," kata pejabat itu kepada wartawan.

"Ini tentu saja merupakan situasi yang dianggap berbahaya untuk keamanan. Itulah sebabnya Kang Sung Hee terpaksa dibawa keluar," imbuhnya.

Ia juga menuding Kang "melawati batas yang tidak boleh dilewati."

Baca juga: Tiga Strategi Indo-Pasifik Korea Selatan di Bawah Pemerintahan Presiden Yoon

Kang: Tugas Saya Menyampaikan Suara Warga

Partai Jinbo Korea Selatan
Ketua Partai Jinbo, Yoon Hee Suk (kiri), dan Perwakilan Partai Jinbo, Kang Sung Hee, berbicara pada konferensi pers yang diadakan di Majelis Nasional di Seoul pada hari Jumat (19/1/2024).

Dalam konferensi pers bersama partainya, Kang menegaskan apa yang ia lakukan di Moak Hall pada Kamis, adalah bentuk dirinya menjalankan tugas sebagai wakil rakyat.

Ia mengatakan, tugasnya sebagai anggota DPR adalah untuk "menyampaikan suara warga kepada Presiden," ujarnya pada Jumat.

Pernyataannya itu mengacu pada keluarga korban tragedi di Itaewon dan lebih dari 10.000 korban pembayaran sewa jeonse.

Sebagai informasi, jeonse adalah sistem di Korea Selatan yang memungkinkan seseorang bisa tinggal di apartemen tanpa membayar sewa.

Penyewa cukup memberikan uang jaminan kepada tuan tanah, seringkali sebesar 50 persen atau lebih dari nilai pasar properti, dilansir Korea Times.

Sementara itu, partai oposisi utama, Partai Demokrat Korea Selatan, turut mengomentari insiden tersebut.

Perwakilan Partai Demokrat, Park Ju Min, mengatakan Paspampres yang hadir di acara Moak Hall, harus dipanggil ke pertemuan komite Majelis Nasional.

Ia mengatakan Paspampres di acara itu perlu memberikan penjelasan tentang bagaimana insiden di Moak Hall bisa terjadi.

Park juga mendesak agar Paspampres menyampaikan permintaan maaf yang pantas.

Diketahui, Kang Sung Hee adalah anggota DPR Korea Selatan yang mewakili daerah pemilihan (dapil) Eul di Jeonju, ibu kota Negara Bagian Jeonbuk.

Kang, yang berusia 51 tahun, merupakan satu-satunya anggota DPR Korea Selatan dari Partai Jinbo.

Mantan aktivis buruh ini memenangkan kursi DPR Korea Selatan pada pemilu sela di bulan April 2023.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved