Konflik Palestina Vs Israel
Meski Ada Agresi AS-Inggris di Yaman, Houthi Bersumpah akan Terus Serang Kapal-kapal di Laut Merah
Houthi terus menargetkan kapal-kapal Israel yang menuju ke pelabuhan-pelabuhan Palestina yang diduduki
TRIBUNNEWS.COM - Kelompok Houthi di Yaman yang didukung Iran bersumpah untuk terus menyerang kapal-kapal di Laut Merah.
Houthi menegaskan akan terus menargetkan pengiriman di Laut Merah.
Hal ini disampaikan Houthi setelah mereka mengatakan Amerika Serikat (AS) dan Inggris telah melancarkan serangan baru di Yaman.
“Kami akan terus menargetkan kapal-kapal Israel yang menuju ke pelabuhan-pelabuhan Palestina yang diduduki, tidak peduli bagaimana agresi Amerika-Inggris mencoba mencegah kami melakukan hal tersebut,” ujar seorang pejabat militer Houthi, Kamis (18/1/2024), dilansir The Times of Israel.
Houthi Klaim Serangan di Laut Merah
Sebelumnya, Houthi di Yaman telah mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kapal kargo berbendera Malta di Laut Merah.
Serangan itu terjadi ketika AS mengatakan pihaknya telah melancarkan serangan baru terhadap sasaran-sasaran Houthi di tengah meningkatnya ketegangan di sekitar jalur air utama tersebut.
“Sebuah kapal curah berbendera Malta milik Yunani dilaporkan menjadi sasaran dan terkena dampak rudal saat transit di selatan Laut Merah menuju utara,” ujar perusahaan manajemen risiko maritim Ambrey, Selasa (16/1/2024), seperti diberitakan Al Jazeera.
Juru bicara militer Houthi, Yahya Sarea, mengatakan pemberontak Yaman menargetkan kapal Zografia dengan rudal angkatan laut pada hari Selasa ketika kapal tersebut menuju ke Israel, sehingga mengakibatkan serangan langsung.
Tidak ada laporan korban luka dalam serangan itu.
Kapal tersebut sedang menuju utara menuju Terusan Suez ketika diserang, kata Kementerian Perkapalan dan Kebijakan Pulau Yunani.
Baca juga: Dicap Teroris, Houthi Tetap Ganggu Jalur Bisnis AS di Laut Merah: Kami Tak Takut
Mengenal Houthi
Kelompok Houthi yang didukung Iran telah menyerang kapal komersial yang mereka katakan memiliki hubungan dengan Israel sejak November 2023, sehingga mengganggu jalur perdagangan maritim.
Houthi mengatakan serangan itu merupakan respons terhadap pemboman Israel di Gaza.
Kelompok Houthi menguasai provinsi utara Saada sebelum merebut Ibu Kota, Sanaa, setelah membentuk aliansi yang tidak terduga dengan Saleh dan pasukan keamanan yang masih setia kepadanya.
Pada 2015, pemberontak merebut sebagian besar wilayah barat Yaman dan memaksa Hadi melarikan diri ke luar negeri, dilansir BBC.
Negara tetangganya, Arab Saudi, khawatir Houthi akan mengambil alih Yaman dan menjadikannya satelit dari saingannya, Iran.
Ini membentuk koalisi negara-negara Arab yang melakukan intervensi dalam perang.
Namun, serangan udara dan pertempuran darat selama bertahun-tahun belum berhasil mengusir kelompok Houthi dari sebagian besar wilayah yang mereka rebut.
Arab Saudi kini berusaha membuat perjanjian damai dengan Houthi dan gencatan senjata yang ditengahi PBB telah berlaku sejak April 2022.
Perang tersebut telah menewaskan lebih dari 160.000 orang, menurut Proyek Data Lokasi & Peristiwa Konflik Bersenjata (ACLED).
Lebih dari empat juta orang telah mengungsi.

Kelompok Houthi juga menguasai barat laut Yaman, termasuk garis pantai Laut Merah.
Sebagian besar penduduk Yaman tinggal di wilayah ini, dan Houthi menjalankan pemerintahan de facto yang mengumpulkan pajak dan mencetak uang.
Pemerintah Yaman yang diakui secara internasional berbasis di pelabuhan selatan Aden.
Hal ini diawasi oleh Dewan Pimpinan Presiden yang beranggotakan delapan orang, yang mana Presiden Hadi menyerahkan kekuasaannya pada 2022.
Baca juga: Lancarkan Gelombang Serangan Baru, AS Tembak Jatuh 14 Rudal Houthi Yaman: Ancaman segera Terjadi
AS mengatakan, Iran mengizinkan Houthi untuk menargetkan kapal-kapal.
Presiden AS Joe Biden mengatakan, dia telah mengirim pesan pribadi ke Teheran yang mendesak mereka untuk berhenti.
Namun, Iran membantah terlibat dalam serangan itu.
Arab Saudi dan AS mengatakan, Iran telah menyelundupkan senjata, termasuk drone, serta rudal jelajah dan balistik ke Houthi selama perang saudara di Yaman dan melanggar embargo senjata PBB.
Dikatakan bahwa rudal dan drone semacam itu telah digunakan dalam serangan terhadap Arab Saudi, serta sekutunya, Uni Emirat Arab.
Iran juga membantah memasok senjata kepada kelompok Houthi dan mengatakan pihaknya hanya mendukung mereka secara politik.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.