Konflik Palestina Vs Israel
Blinken Mulai Desak PM Israel Benjamin Netanyahu untuk Akhiri Fase Militer Perang di Gaza
Menlu AS, Antony Blinken mulai mendesak Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu untuk menghentikan fase militer perang di Gaza.
Penulis:
Whiesa Daniswara
Editor:
Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, kembali melakukan perjalannnya ke Timur Tengah.
Perjalanan Blinken di Timur Tengah ini untuk membahas perang di Gaza yang mulai memburuk.
Washington tampak mulai frustrasi dengan perang di Gaza yang telah memakan banyak korban.
Dijadwalkan, Blinken akan bertemu dengan para pejabat Israel dan akan mendesak Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu untuk menghentikan fase militer perang di Gaza.
Dikutip dari Al Jazeera, Blinken pun memberikan saran kepada Netanyahu untuk beralih ke "serangan yang ditargetkan".
Blinken telah melakukan perjalanan ke Yunani, Turki, Yordania dan Qatar selama akhir pekan kemarin.
Lalu pada Senin (8/1/2024), Blinken akan bertemu dengan para pejabat di UEA dan Arab Saudi untuk mencegah konflik semakin meluas seiring meningkatnya ketegangan regional.
"Ini adalah konflik yang dapat dengan mudah menyebar, menyebabkan lebih banyak ketidakamanan dan lebih banyak penderitaan," kata Blinken di Qatar.
AS Tegas Tolak Pengusiran Warga Gaza

Setelah pertemuan dengan Raja Abdullah di Amman dan dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani dan Perdana Menteri Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani, Blinken mengatakan AS menolak pemindahan paksa warga Palestina dari Tepi Barat dan Gaza.
"Warga sipil Palestina harus bisa kembali ke rumah mereka sesegera mungkin jika kondisinya memungkinkan," kata Blinken, dikutip dari Arab News.
Baca juga: Klaim Berhasil Redam Serangan Hamas, Israel Beri Sinyal Hentikan Perang di Gaza
Blinken dan pejabat Qatar juga membahas upaya untuk membebaskan sandera yang diyakini masih dilakukan oleh Hamas setelah perjanjian sebelumnya yang dimediasi oleh Qatar gagal.
Blinken juga menekan negara-negara Muslim yang ragu-ragu di Timur Tengah agar bersiap memainkan peran dalam rekonstruksi, pemerintahan, dan keamanan Gaza jika Israel berhasil melenyapkan Hamas, kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri sebelumnya.
"Mitra kami bersedia melakukan pembicaraan yang sulit ini dan mengambil keputusan yang sulit," kata Blinken.
Blinken menambahkan bahwa ia berencana untuk menekan para pemimpin Israel agar berbuat lebih banyak guna mencegah jatuhnya korban sipil dan mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan.
Israel Tak Bergeming

Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengatakan intensitas serangan di Gaza menandakan tekad negaranya untuk menghancurkan Hamas.
Gallant juga mengatakan, pihaknya juga berusaha untuk menghalangi musuh potensial lainnya yang didukung Iran, termasuk Hizbullah di Lebanon.
"Pandangan dasar saya: Kita sedang melawan sebuah poros, bukan satu musuh," kata Gallant kepada Wall Street Journal, dikutip dari Reuters.
"Iran sedang membangun kekuatan militer di sekitar Israel untuk menggunakannya," lanjutnya.
Baca juga: Putra Sulung Jurnalis Al Jazeera Wael Al-Dahdouh Tewas Dirudal Israel: Selamat Tinggal yang Pahit
Israel dan Hizbullah sering saling baku tembak melintasi perbatasan Lebanon.
Selain itu, kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman tampaknya bertekad untuk melanjutkan serangan terhadap kapal-kapal Laut Merah sampai Israel berhenti membombardir warga Palestina di Gaza.
Senada dengan Gallant, Netanyahu juga berjanji akan terus berperang melawan musuh-musuhnya.
"Perang tidak boleh dihentikan sampai kita mencapai semua tujuan: melenyapkan Hamas, mengembalikan semua sandera kami dan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel," katanya.
"Saya mengatakan ini kepada musuh dan teman kita," ujar Netanyahu.
Meskipun ada kekhawatiran global atas kematian dan kehancuran di Gaza dan seruan luas untuk gencatan senjata, opini publik Israel tetap mendukung operasi tersebut, meskipun dukungan terhadap Netanyahu telah menurun tajam.
(Tribunnews.com/Whiesa)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.