Kapal Kargo Gelap-gelapan di Laut Merah, Sinyal Pelacakan Dimatikan agar Tidak Terdeteksi Houthi

Maka timbulah pertanyaan apakah militer AS akan menyerang Houthi atau tidak, seperti yang telah dilakukan di masa lalu.

Pada tahun 2016, AS pernah menyerang Houthi setelah kapal perangnya diserang.

Namun kawasan Laut Merah bagian selatan berada di ambang konflik yang lebih luas.

Hal itulah yang menjadi salah satu alasan mengapa para ahli mengatakan AS menunjukkan sikap kehati-hatian dan menahan diri dalam menanggapi agresi yang dilakukan Houthi.

Jenderal Joseph Votel, yang menjabat sebagai komandan Komando Pusat AS, atau CENTCOM, mengatakan Houthi adalah entitas yang berbeda dalam situasi seperti ini.

Votel menyebut Houthi berusaha memainkan peran besar dalam “poros perlawanan” Iran, yaitu kelompok kelompok proksi di Timur Tengah yang menentang Israel dan AS.

Kenyataan ini juga yang membuat Houthi lebih berbahaya, katanya.

Sementara itu, rudal dan drone penyerang Houthi tidak terlalu menjadi tantangan bagi kapal perang Angkatan Laut AS, yang lebih kuat dan bersenjata lengkap.

Namun Houthi masih menjadi ancaman besar bagi pelayaran komersial.

“Kapal-kapal kami yang beroperasi di sana melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam hal melindungi diri mereka sendiri dan, sampai batas tertentu, melindungi orang lain di sana,” kata Votel.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)