Selasa, 30 September 2025

Kesehatan

Nigeria Utara Bergulat dengan Wabah Difteri Terburuk, Sudah Ada 17.000 Kasus

Para dokter dan petugas kesehatan di negara bagian Kano, Nigeria utara sedang bergulat dengan salah satu wabah difteri terburuk.

freepik
Ilustrasi pasien di rumah sakit. - Para dokter dan petugas kesehatan di negara bagian Kano, Nigeria utara sedang bergulat dengan salah satu wabah difteri terburuk dalam beberapa waktu terakhir. 

TRIBUNNEWS.COM - Para dokter dan petugas kesehatan di negara bagian Kano, Nigeria utara sedang bergulat dengan salah satu wabah difteri terburuk dalam beberapa waktu terakhir.

Kasus difteri sudah dilaporkan di negara tersebut sejak Mei 2022.

Namun belakangan, wabah difteri menyebar dan meningkatkan kekhawatiran,para pejabat kesehatan mengatakan, seperti dikutip dari CNN.

Meski sudah banyak upaya dilakukan untuk mencegah wabah ini semakin meluas, sudah ada 17.000 kasus yang dilaporkan di Nigeria.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Difteri, Penyakit yang Ditetapkan jadi KLB di Garut

Yang makin menambah kekhawatiran, wabah difteri menyebar ke negara-negara Afrika Barat lainnya, seperti Niger, Guinea.

Medecins San Frontieres (MSF) mengatakan, negara-negara tersebut sedang menghadapi wabah penyakit yang paling parah yang pernah tercatat di benua tersebut.

Sebenarnya, difteri bisa dicegah dengan pemberian vaksin.

"Episentrum tetap di Kano," kata petugas kesehatan MSF kepada CNN.

"Sejauh ini, Kano mengonfirmasi 9.310 kasus dan 368 kematian per tahun ini," lanjutnya.

Pada puncaknya, MSF di Kano melaporkan hingga 700 kasus dalam seminggu.

Angka ini turun pada bulan September, namun kasus perlahan mulai meningkat lagi, saat ini mencapai 500 kasus setiap minggunya.

Baca juga: Penanganan Wabah Difteri di Garut, Menetapkan KLB hingga Imunisais

Tanda dan gejala wabah difteri

Dilansir CDC, difteri dapat menginfeksi saluran pernapasan (bagian tubuh yang berperan dalam pernapasan) dan kulit.

Gejala penyakit difteri tergantung pada bagian tubuh yang terkena.

Orang yang terkena difteri biasanya mulai merasakan gejala dalam 2–5 hari jika mereka sakit.

Apabila dokter mengira Anda menderita difteri pernafasan, mereka akan segera meminta Anda memulai pengobatan.

Baca juga: Penyakit Difteri Kembali Muncul, Bagaimana Mencegahnya?

Apa itu difteri pernafasan?

Bakteri paling sering menginfeksi sistem pernapasan, termasuk bagian tubuh yang terlibat dalam pernapasan.

Bila bakteri masuk dan menempel pada lapisan sistem pernapasan, maka dapat menyebabkan:

- Kelemahan

- Sakit tenggorokan

- Demam ringan

- Kelenjar bengkak di leher

Baca juga: Petinggi Hamas Hadiri Peringatan 10 Tahun Kematian Nelson Mandela di Johannesburg, Afrika Selatan

Bakteri menghasilkan racun yang membunuh jaringan sehat di sistem pernapasan.

Dalam dua hingga tiga hari, jaringan mati membentuk lapisan tebal berwarna abu-abu yang dapat menumpuk di tenggorokan atau hidung.

Para ahli medis menyebut lapisan tebal berwarna abu-abu ini sebagai pseudomembran.

Penyakit ini dapat menutupi jaringan di hidung, amandel, kotak suara, dan tenggorokan, sehingga sangat sulit untuk bernapas dan menelan.

Jika racun masuk ke aliran darah, dapat menyebabkan kerusakan jantung, saraf, dan ginjal.

Infeksi kulit

Bakteri tersebut juga dapat menginfeksi kulit sehingga menyebabkan luka terbuka atau bisul.

Namun infeksi kulit difteri jarang menimbulkan penyakit yang parah.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan