Konflik Rusia Vs Ukraina
Putin Kunjungi UEA dan Arab Saudi, Bahas Perang Israel-Hamas hingga Jamu Presiden Iran di Moskow
Kunjungan Vladimir Putin ke Timur Tengah pertama kali diumumkan oleh Penasihat Urusan Luar Negeri Rusia, Yuri Ushakov pada Senin (4/12/2023).
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin melakukan kunjungan kerja ke Timur Tengah.
Dilansir dari Al jazeera, Putin singgah ke Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi pada Rabu (6/12/2023).
Lalu, hari berikutnya, sepulang dari Timur Tengah, Putin akan menjamu Presiden Iran, Ebrahim Raisi.
Mereka dijadwalkan bertemu di Moskow.
Kunjungan Putin ke Timur Tengah pertama kali diumumkan oleh Penasihat Urusan Luar Negeri Rusia, Yuri Ushakov pada Senin (4/12/2023), dikutip dari outlet berita Rusia, Life.
Upaya Putin untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara Teluk dan Timur Tengah lainnya, menunjukkan bahwa meski Barat mengisolasi Moskow melalui sanksi atas invasinya ke Ukraina, semua itu telah gagal.
Baca juga: Vladimir Putin Mulai Turun Gunung Ikut Selesaikan Konflik Gaza, Kunjungi Timur Tengah

"Pembicaraan dengan UEA dan Arab Saudi akan fokus membahas hubungan bilateral, perang Israel-Hamas, dan isu-isu internasional lainnya," kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Masalah terkait pembatasan harga minyak di bawah OPEC+ juga akan menjadi agenda yang dibicarakan.
Sebab, Moskow bekerja sama dengan tiga negara itu melalui OPEC+.
Kelompok OPEC+ yang dibentuk Putin pada 2016, mengumumkan pengurangan pasokan pekan lalu.
"Saya berharap, negosiasi yang kami anggap penting ini akan sangat berguna," ucap Ushakov, dikutip Life.
Bahas Perang Israel-Hamas
Sehubungan dengan pemboman Israel terhadap Gaza pada 7 Oktober 2023, Putin menganggap perang Israel-Hamas sebagai bentuk kegagalan diplomasi AS.
Putin menuduh Washington mengabaikan upaya untuk menciptakan perdamaian dan kemerdekaan Palestina.
Ia pun menyarankan bahwa Moskow dapat memainkan perang sebagai mediator.
"Tidak ada yang bisa mencurigai kami 'bermain-main' dengan satu pihak," kata Putin.
Baca juga: Perang Berlanjut, Vladimir Putin Tambah Jumlah Angkatan Bersenjata Rusia hingga 170.000 Tentara

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.