Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Menyesali Serangannya yang Tewaskan Tentara Lebanon, tapi IDF Klaim sebagai Pertahanan Diri

Israel mengungkapkan penyesalannya atas serangan yang menewaskan seorang tentara Lebanon. Tapi, IDF mengklaim serangan itu bentuk pertahanan diri.

AFP/JALAA MAREY
Tentara Israel tiba untuk latihan di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi pada 9 November 2023, di tengah meningkatnya ketegangan lintas batas antara Hizbullah dan Israel ketika pertempuran berlanjut di selatan dengan militan Hamas di Jalur Gaza. Israel mengungkapkan penyesalannya atas serangan yang menewaskan seorang tentara Lebanon, Selasa (5/12/2023). Tapi, IDF mengklaim serangan itu bentuk pertahanan diri. 

TRIBUNNEWS.com - Israel mengungkapkan penyesalannya soal serangan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang di Lebanon selatan, dekat perbatasan Israel.

Diketahui, dalam serangan yang terjadi Selasa (5/12/2023), seorang tentara Lebanon tewas dan tiga lainnya mengalami luka.

Israel kemudian menegaskan sebenarnya Angkatan Bersenjata Lebanon bukanlah sasaran serangan IDF.

"Angkatan Bersenjata Lebanon bukanlah sasaran serangan. Kami menyatakan penyesalannya atas kejadian tersebut."

"Insiden ini sedang ditinjau," ungkap militer Israel dalam sebuah pernyataan, Rabu (6/12/2023), dilansir Al Arabiya.

Baca juga: Israel Kirim Puluhan Tank ke Gaza Selatan, AS Puji Taktik IDF yang Minta Warga Sipil Mengungsi

Meski demikian, IDF mengaku serangannya itu adalah "pertahanan diri untuk menghilangkan ancaman yang telah diidentifikasi berasal dari Lebanon".

Dikutip dari Reuters, pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon, UNIFIL, menyatakan pada Selasa, seorang tentara Lebanon yang tewas menjadi korban pertama permusahan.

UNIFIL juga mengatakan Lebanon tidak terlibat dalam konflik dengan Israel.

"Ini adalah pertama klainya seorang tentara LAF (Angkatan Bersenjata Lebanon) terbunuh selama periode kritis ini."

"LAF tidak terlibat dalam konflik dengan Israel," kata UNIFIL di X.

"Selama beberapa hari terakhir, kami telah melihat peningkatan kekerasan yang cepat dan mengkhawatirkan."

"Kami terus mendesak mereka yang saling baku tembak di sepanjang Garis Biru untuk mengakhiri siklus kekerasan, yang dapat menimbulkan konsekuensi yang menghancurkan bagi masyarakat di kedua sisi," sambung UNIFIL.

Sebagai informasi, Garis Biru adalah garis demarkasi antara Lebanon dan Israel.

Garis itu menandai titik penarikan pasukan Israel ketika mereka meninggalkan Lebanon selatan pada 2000.

AS Prihatin

Dua pejuang Hizbullah berdiri di sekitar peluncur roket Katyusha di Selatan Desa Ein Qana, Lebanon.
Dua pejuang Hizbullah berdiri di sekitar peluncur roket Katyusha di Selatan Desa Ein Qana, Lebanon. (Tangkap Layar/AP Photo/Mohammed Zaatari)

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) mengaku prihatin soal adanya seorang tentara Lebanon yang tewas akibat serangan Israel.

Pasalnya, menurut seorang pejabat AS, Angkatan Bersenjata Lebanon adalah institusi penting untuk menjaga stabilitas di seluruh kawasan.

"Angkatan Bersenjata Lebanon adalah institusi penting, tidak hanya untuk stabilitas dan keamanan Lebanon, tapi juga seluruh kawasan," kata pejabat AS tersebut.

Pejabat yang enggan disebutkan namanya ini, mengatakan AS telah menegaskan pihaknya tak ingin konflik di Gaza meluas hingga ke Lebanon.

Ia menilai memulihkan keamanan di sepanjang Garis Biru adalah hal yang paling penting bagi AS.

Baca juga: Rencana Israel Banjiri Terowongan Hamas Pakai Air Laut, Nyawa Sandera Bisa Saja Terancam

"Harusnya (hal tersebut) menjadi prioritas utama bagi Israel dan Lebanon," sambungnya.

Diketahui, tewasnya seorang tentara Lebanon adalah yang pertama kalinya sejak pecahnya pertempuran antara kelompok militan Lebanon, Hizbullah yang didukung Iran, dengan Israel, setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Hizbullah mengatakan mereka menanggapi serangan Israel dan mengklaim telah membunuh, serta melukai anggota IDF.

Israel Perluas Serangan di Gaza

Unit artileri Israel bersiap melakukan gempuran di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza pada hari Selasa, 5 Desember 2023 di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Hamas.
Unit artileri Israel bersiap melakukan gempuran di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza pada hari Selasa, 5 Desember 2023 di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Hamas. (Gil Cohen-Magen/AFP melalui Getty Images)

Israel telah memerintahkan warga Palestina untuk mengevakuasi beberapa daerah, saat mereka memperluas pemboman di Jalur Gaza, yang menewaskan ratusan orang.

Pada Senin, militer Israel lewat media sosial X, mengatakan mereka telah menetapkan "daerah aman" bagi warga sipil Gaza untuk meminimalisir bahaya.

Tetapi, ratusan warga Palestina lainnya terbunuh sejak serangan kembali terjadi pada Jumat, setelah gencatan senjata berakhir.

Tidak jelas ke mana warga sipil mencari keselamatan.

Jurnalis AlJazeera di lapangan mengatakan sulit untuk mematuhi peraturan secara real-time, karena tidak ada tempat aman tersisa di Gaza.

Israel menerbitkan peta pada Jumat, membagi Gaza menjadi "zona evakuasi" dan meminta masyarakat mengikuti pengumuman itu demi keselamatan mereka.

Namun, peta tersebut, yang mencakup hampir 2.500 jaringan listrik, telah membingungkan banyak orang.

Sementara, internet dan listrik yang tidak dapat diandalkan membuat pembaruan menjadi sebuah tantangan.

Pengeboman baru ini menyusul berakhirnya gencatan senjata selama tujuh hari pada Jumat.

Serangan udara yang intens semalam menewaskan lebih dari 100 warga Palestina, menurut otoritas Hamas.

Baca juga: 139 Negara Akui Palestina, Spanyol: AS, Eropa dan Beberapa Negara Sulit Ikuti Kami

Hal ini menambah jumlah korban tewas di Gaza sejak Sabtu (2/12/2023), menjadi lebih dari 800 orang.

Israel juga meningkatkan serangan terhadap kota Khan Younis di selatan, yang sebelumnya ditetapkan sebagai daerah aman.

“Ini terjadi ketika ratusan ribu warga Palestina meninggalkan rumah mereka dan mengungsi,” kata Hamdah Salhut dari AlJazeera, yang melaporkan dari Yerusalem Timur yang diduduki.

“Sementara Israel menyusun rencana pertempuran di bagian selatan Jalur Gaza, kenyataannya tidak ada tempat yang aman di Gaza pada akhir hari ke-58 perang ini."

“Perlu dicatat bahwa militer Israel belum menunjukkan pencapaian atau pencapaian militer yang besar, namun apa yang kita lihat adalah bencana kemanusiaan mengerikan yang terjadi di Jalur Gaza.”

Jumlah Korban

Warga Palestina yang terluka akibat pemboman Israel dibawa ke rumah sakit Nasser di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada 5 Desember 2023.
Warga Palestina yang terluka akibat pemboman Israel dibawa ke rumah sakit Nasser di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada 5 Desember 2023. (MAHMUD HAMS / AFP)

Kementerian Kesehatan Hamas di pada Senin, mengatakan ada 15.899 korban tewas di wilayah Palestina dan 42.000 lainnya terluka.

Berikut rinciannya, dilansir AlJazeera:

Korban di Gaza

- Korban tewas: 15.899 orang, termasuk 6.600 anak-anak dan 4.300 perempuan
- Korban luka: 41.316, 70 persen di antaranya adalah anak-anak dan perempuan
- Hilang: Setidaknya 7.500 orang

Korban di Tepi Barat

- Korban tewas: 259 orang
- Korban luka: Lebih dari 3.365 orang

Korban di Israel

Awalnya, Israel mengatakan korban tewas di pihaknya mencapai angka 1.405.

Namun, jumlah itu direvisi menjadi 1.200, lalu direvisi kembali menjadi 1.147.

- Korban tewas: 1.147 orang
- Korban luka: 8.730 orang

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved