Konflik Palestina Vs Israel
Teka-teki Israel, Netanyahu 6 Kali Tolak Bunuh Pemimpin Hamas Yahya Sinwar
Masih belum diketahui alasan Netanyahu menolak setidaknya 6 kali rencana pembunuhan pemimpin Hamas Yahya Sinwar yang diajukan badan keamanan Israel.
"Netanyahu memandang Hamas sebagai harta karun yang akan membantunya menggagalkan solusi dua negara," lanjut Caspit.
"Bantuan pertama yang ditawarkan Netanyahu kepada Hamas adalah kesepakatan pertukaran tahanan yang menghasilkan pembebasan tentara Israel Gilad Shalit dengan imbalan 1.027 tahanan Palestina, termasuk Sinwar, pada tahun 2011," lapornya.
Israel Abaikan Laporan Intelijen soal Latihan Hamas

Baca juga: Saat Gencatan Senjata Hari ke-5, Israel dan Hamas Bentrok di Gaza utara
Sebulan yang lalu, mantan ketua Shin Bet, Yoram Cohen mengungkapkan kepada “Meet the Press” mengenai penolakan Netanyahu ketika ia mengajukan rencana pembunuhan pemimpin Hamas selama masa jabatannya di Shin Bet.
"Shin Bet telah merekomendasikan operasi yang menargetkan semua pemimpin Hamas di Gaza, namun Netanyahu menolak semua peluang operasional ini," katanya.
Yoram Cohen merekomendasikan operasi "pengangkutan udara" yang menargetkan semua pemimpin Hamas di Gaza.
Selain itu, dalam setahun terakhir, menurut laporan Jerusalem Post, Hamas menggandakan kekuatan dan jumlah pasukan unit komando elit Nukhba.
Bahkan, pidato Yahya Sinwar pada Mei 2023 merinci rencana operasi di Israel, yang mana latihan besar Hamas dipraktikkan secara terbuka di depan mata Israel.
Israel menyadari perkembangan tersebut, namun tidak segera mengambil tindakan hingga terjadi Operasi Badai Al-Aqsa yang dilakukan Hamas melalui perbatasan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023).
Pada September 2023, Unit Pengawasan dan Intelijen Veteran 8200 memberikan laporan-laporan kepada atasannya tentang peningkatan latihan Hamas, namun sebagian besar laporan tersebut diabaikan.
Hamas Palestina vs Israel

Baca juga: Meski Ada Gencatan Senjata, Korban Perang Israel-Hamas Terus Naik, 15.242 Warga Palestina Tewas
Sebelumnya, Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas Palestina yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel.
Pemboman Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 15.242 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Selasa (28/11/2023), dikutip dari Al Jazeera.
Selain itu, kekerasan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina juga terjadi di Tepi Barat, wilayah yang dipimpin Otoritas Pembebasan Palestina (PLO).
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.