Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Taktik Baru Gerilya Hamas Lawan IDF, Pancing Tentara Israel Pakai Speaker Lalu Hujani Tembakan

Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas, menampakkan 'inovasi' mereka dalam taktik pertempuran kota melawan Tentara Israel, IDF

AFP/SAID KHATIB
Pejuang dari Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap bersenjata gerakan Hamas Palestina, menghadiri upacara peringatan pemimpin brigade Ibrahim Abu Al-Naja di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 10 Juni 2017, setelah dia tewas dalam "ledakan yang tidak disengaja" di awal bulan. Hamas pekan ini memperingati 10 tahun sejak mengambil alih kekuasaan di Gaza, di mana daerah kantong Palestina tersebut menghadapi risiko konflik dan menghadapi pemadaman listrik, kemiskinan dan blokade Israel, kata para analis dan pejabat. (SAID KHATIB/AFP) *** Local Caption *** Sayap bersenjata kelompok perlawanan Palestina Hamas, Brigade Al Qassam 

Taktik Baru Gerilya Hamas Lawan IDF, Pancing Tentara Israel Pakai Speaker Lalu Hujani Tembakan

TRIBUNNEWS.COM - Media Israel melaporkan, milisi pembebasan Palestina, Hamas, secara aktif menerapkan taktik baru untuk mengejutkan pasukan Israel yang menyerang Kota Gaza tengah.

Laporan dari koresponden desk militer media Israel, Ynet News, Yoav Zitun ini ditulis pada momen menjelang gencatan senjata pekan lalu.

Laporan itu menyebut, kalau operasi darat pasukan tentara Israel (IDF) di Gaza diawasi langsung oleh komandan senior mereka yang mengatakan gelombang pertempuran akan menguntungkan mereka yang berinovasi dan belajar dengan cepat.

Baca juga: IDF Alami Masalah Besar Saat Gencatan Senjata: Prajurit Israel Berkurang, Suporter Hamas Bertambah

Laporan menggambarkan, di area pertempuran seperti lingkungan al-Zaytoun dan Jabalia di timur laut, Hamas telah mengintensifkan serangan hit and run.

"Taktik ini yang menampilkan (bak cara) serigala yang muncul (tiba-tiba) dari persembunyiannya, menembak lalu secara cepat mundur ke terowongan yang menghubungkan ke seberang jalan," kata jurnalis Israel tersebut.

Serangan tersebut, tambahnya, diwarnai penembakan Rocket Propelled Grenades (RPG) yang terkoordinasi dari berbagai arah.

Dia juga mengulas apa yang disebutnya sebagai cara bertempur “canggih” yang terlihat dalam seminggu terakhir jelang gencatan senjata, di mana Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas, menampakkan 'inovasi' mereka dalam taktik pertempuran kota.

Brigade Al Qassam dilaporkan menempatkan pengeras suara di gang-gang yang terkena pemboman Israel.

Speaker itu digunakan untuk menyiarkan percakapan bahasa Arab untuk menambah kekacauan, merusak fokus dan konsentrasi serta kewaspadaan  di antara tentara Israel yang menyerang.

Kabarnya, obrolan yang dikeraskan lewat pengeras suara tersebut sebagian besar berisi percakapan anak-anak dan remaja.

"Mereka (suara di spekaer) berbicara satu sama lain dalam bahasa Arab, yang berdampak kacau pada tentara Israel yang menyerang wilayah tersebut," tulis laporan tersebut.

Baca juga: Jenderal Israel: Hamas Berhasil Berhentikan Perang, Secara Resmi Mereka Menang

CLOSE RANGE BATTLE - Tangkap layar dari publikasi Bigade Al-Qassam Palestina yang menunjukkan pertempuran jarak dekat (close range battle) dari milisi perlawanan Palestina terhadap tentara Israel. Tampak sebuah roket dari peluncur sandang bahu (manpads) mengarah ke sebuah tank Merkava-4M Israel .
CLOSE RANGE BATTLE - Tangkap layar dari publikasi Bigade Al-Qassam Palestina yang menunjukkan pertempuran jarak dekat (close range battle) dari milisi perlawanan Palestina terhadap tentara Israel. Tampak sebuah roket dari peluncur sandang bahu (manpads) mengarah ke sebuah tank Merkava-4M Israel . (tangkap layar twitter)

Hujani Peluru saat Tentara dan Tank Mendekat

Jurnalis militer Israel itu menekankan kalau milisi Perlawanan Palestina menggunakan taktik ini ketika tentara pendudukan Israel, baik infanteri atau tank, mendekat.

Hamas mengaktifkan pengeras suara ketika tentara IDF mendekat untuk membingungkan penyerang.

Dalam insiden baru-baru ini, dia melaporkan, pasukan infanteri yang diikuti oleh tank, datang mendekat untuk menyelidiki suara-suara yang datang dari sebuah gang menuju jalan yang sebelumnya diserang.

Ketika mereka maju, para milisi perlawanan Hamas yang bersembunyi di lantai atas gedung di dekatnya melepaskan tembakan dengan senapan mesin dan rudal anti-tank.

Konfrontasi tersebut memperlihatkan para milisi Hamas Palestina menggunakan alat peledak dan granat untuk menjatuhkan tentara Israel yang menyerang.

Ulasan ini menyoroti bagaimana metode perang gerilya yang digunakan oleh Hamas secara efektif memberi keuntungan bagi mereka dalam pertempuran.

Taktik hit and run dengan sejumlah inovasi tambahan ini disebutkan mampu melemahkan upaya Israel untuk menyerang Gaza dan bahkan mengekangnya sepenuhnya operasi darat IDF di wilayah kantung tersebut.

--FOTO DIAMBIL SELAMA TUR TERKONTROL DAN SELANJUTNYA DIEDIT DI BAWAH PENGAWASAN MILITER ISRAEL-- Pasukan Israel berpatroli di sepanjang jalan selama operasi militer di Jalur Gaza utara di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas, pada 22 November , 2023.
--FOTO DIAMBIL SELAMA TUR TERKONTROL DAN SELANJUTNYA DIEDIT DI BAWAH PENGAWASAN MILITER ISRAEL-- Pasukan Israel berpatroli di sepanjang jalan selama operasi militer di Jalur Gaza utara di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas, pada 22 November , 2023. (Ahikam SERI / AFP)

Garis Komando Lemah

Sebelumnya, laporan media lain Israel, Kan, juga menambahkan, ada masalah yang sedang dihadapi pasukan Israel di Gaza selama gencatan senjata.

"Reorganisasi militer Israel di Gaza masih dalam tahap pembangunan dan peraturannya (garis komando) belum sepenuhnya jelas," tulis laporan tersebut.

Dalam laporannya itu, dari sudut pandang praktis, tentara Israel telah kalah dalam operasi militer mereka di Gaza melawan Hamas.

Hal itu terkait kesepakatan gencatan senjata yang berada dalam alur kendali Hamas, milisi yang menjadi target utama mereka dalam bombardemen Gaza yang memantik amarah dunia Internasional.

Media mencatat kalau tidak akan ada sebanyak 12.000 tentara Israel yang tersisa di Gaza, karena jumlah ini akan dikurangi oleh IDF terkait pengeluaran besar perang.

Suporter Hamas Justru Bertambah

Laporan tersebut juga menyebutkan kalau pasukan pendudukan Israel berupaya mencegah pergerakan warga Palestina dari bagian selatan Jalur Gaza ke utara saat gencatan senjata dimulai.

"Seluruh unit yang bekerja dalam misi ini, menunjukkan bahwa "jelas bahwa mereka tidak akan berhasil dalam mencapai tujuan mereka untuk menghentikan semua gerakan ini," tulis laporan Kan.

Ulasan ini menyandarkan pada asumsi kalau kembalinya warga Gaza dari selatan ke utara akan memperkuat barisan organisasi Hamas.

Mereka yang kembali, diasumsikan, meninggalkan keluarga -anak dan istri- mereka tetap di Selatan, sementara warga Gaza yang kembali ke Utara datang untuk menengok rumah dan kondisi yang ada; berpotensi siap perang dan bergabung dengan Hamas.

Hal ini menjelaskan mengapa IDF menembaki warga Palestina yang kembali ke Gaza saat periode gencatan sejata. 

Berbondong-bondongnya warga Gaza ini, diulas Kan, sebagai kegagalan upaya Israel untuk merelokasi mereka ke lokasi lain.

Tentara Israel sebelumnya memang membagi Gaza menjadi dua bagian, Utara dan Selatan dalam upaya melokalisir perlawanan Hamas. Nyatanya, upaya itu gagal dan disebutkan sebagai harga yang mahal dari kesepakatan gencatan senjata yang terjadi.

"Jelas bahwa Hamas akan mencoba menghancurkan apa yang telah dilakukan tentara Israel sejauh ini, dan Israel telah mempertimbangkan hal ini dan menyadari bahwa ada harga yang harus dibayar untuk gencatan senjata," tulis laporan Kan.

Hamas Tetap Kuasai Gaza

Media Israel melaporkan kalau Hamas masih menguasai Gaza 49 hari setelah agresi tentara Israel (IDF) di Jalur Gaza.

Laporan Channel 12 menambahkan, kalau gencatan senjata itu adalah hal yang bermanfaat bagi milisi perlawanan Palestina.

"Siapa pun yang berduka atas Hamas harus melihat hari ini; setelah 49 hari pertempuran "Hamas telah membuktikan bahwa mereka tetap kuat dan menguasai Gaza," tulis laporan media Israel itu pada Jumat (24/11/2023).

Baca juga: Brigade Al-Qassam dan Brigade Al-Quds Bersatu Gempur IDF, Pasukan Israel Mundur dari Gaza Timur

Laporan tersebut mengulas bagaimana Brigade Al-Qassam berhasil memberlakukan gencatan senjata di selatan dan utara Jalur Gaza.

Ulasan Media Israel juga menunjukkan kalau sayap bersenjata Hamas tahu bagaimana dan kapan harus membawa para tahanan dan sandera ke Rumah Sakit Khan Yunis.

"Hamas tidak bertekuk lutut menghadapi gempuran pasukan pendudukan Israel," kata media Israel.

Hamas Gendong Sandera, Warga Israel Merasa Dikhianati IDF

Laporan itu merujuk pada perlakukan milisi perlawanan Palestina terhadap para sandera yang mereka sebut sebagai 'hal masih terlalu tidak masuk akal'.

Hamas dan sejumlah milisi perlawanan di Gaza menyebut, memperlakukan sandera secara baik, merawat mereka sampai pertukaran benar-benar terjadi, sebuah hal yang sebaliknya justru dilakukan oleh tentara Israel.

Pasukan Hamas bahkan menggendong sandera hingga ke mobil.

Baca juga: Hannibal Directive, Protokol dan Metode Tentara Israel Tumbalkan Warganya Sendiri Demi Tumpas Hamas

Gambar yang diambil dari video selebaran yang dirilis oleh Kantor Media Hamas menunjukkan seorang anggota Brigade Al-Qassam membawa sandera ke mobil Komite Palang Merah Internasional di Gaza pada 24 November 2023, menjelang pemindahan mereka ke Israel . Setelah 48 hari baku tembak dan pemboman yang merenggut ribuan nyawa, sandera pertama yang dibebaskan berdasarkan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas diserahkan pada 24 November, kata kedua belah pihak, hampir tujuh minggu setelah mereka ditangkap. (Photo by Alex MITA / HAMAS MEDIA OFFICE / AFP)
Gambar yang diambil dari video selebaran yang dirilis oleh Kantor Media Hamas menunjukkan seorang anggota Brigade Al-Qassam membawa sandera ke mobil Komite Palang Merah Internasional di Gaza pada 24 November 2023, menjelang pemindahan mereka ke Israel . Setelah 48 hari baku tembak dan pemboman yang merenggut ribuan nyawa, sandera pertama yang dibebaskan berdasarkan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas diserahkan pada 24 November, kata kedua belah pihak, hampir tujuh minggu setelah mereka ditangkap. (Photo by Alex MITA / HAMAS MEDIA OFFICE / AFP) (AFP/ALEX MITA)

"Semua tahanan Israel di Gaza diabaikan oleh pemerintah Israel," kata Channel 12.

Laporan itu menyoroti kalau warga Israel justru merasa dikhianati IDF dan mereka mengancam akan melakukan pengkhianatan lain jika tidak dilakukan segala upaya untuk membebaskan sisa tawanan.

“Jika Hamas berhasil menghentikan berlanjutnya pertempuran, maka secara resmi mereka telah menang,” kata jenderal pasukan cadangan Israel, Israel Ziv.


Ancaman IDF Tak Bikin Gentar, Warga Gaza Berbondong-bondong Kembali

Media Israel melaporkan pada hari sebelumnya bahwa puluhan ribu warga Palestina telah kembali ke Jalur Gaza sejak pagi hari, saat perjanjian gencatan senjata mulai berlaku, kembali ke Jalur Gaza utara dari selatan.

Media tersebut menambahkan kalau pasukan pendudukan Israel akan mengambil tindakan tegas untuk mencegah warga Palestina berpindah antara selatan dan utara Jalur Gaza.

Sebagai tanggapan, anggota Kabinet Israel, Israel Katz mengatakan kepada Channel 12 dengan menyatakan “tentara berusaha mencegah puluhan ribu warga Palestina kembali ke Jalur Gaza utara,”

“Situasi di utara tidak akan kembali seperti sebelumnya," kata dia.

Menteri Keamanan Israel Yoav Galant menegaskan kembali kalau "gencatan senjata adalah gencatan senjata jangka pendek, dan tentara Israel akan kembali dengan kekuatan penuh pada akhirnya."

Meskipun ada ancaman dari pasukan pendudukan Israel, yang mengerahkan tank dan kendaraan militer di utara dan menargetkan para pengungsi yang meninggalkan Jalur Gaza utara menuju selatan, para pengungsi tersebut, setelah penerapan gencatan senjata pada Jumat dini hari , mulai kembali ke Gaza Utara.

Mereka berbondong-bondong datang ke rumah, rumah sakit, dan kuburan keluarga mereka untuk 'menentang' pendudukan Israel.

"Pendudukan Israel “mengancam akan menembaki siapa pun yang mendekati pasukannya yang ditempatkan di kota Beit Hanoun,” lapor koresponden Al Mayadeen.

“Warga sudah mulai kembali ke Beit Hanoun dengan penarikan pasukan pendudukan dan dimulainya gencatan senjata,” tambahnya.

Laporan itu juga mencatat bahwa pasukan pendudukan Israel, dengan tentara mereka yang ditempatkan di kota, mencegah warga untuk maju.

Penduduk Beit Hanoun mengkonfirmasi bahwa pasukan pendudukan Israel melepaskan tembakan ke arah mereka yang mencoba melewati titik tertentu di Beit Hanoun.

"Sementara koresponden kami menjelaskan bahwa penduduk bersikeras untuk memeriksa properti mereka terlepas dari ancaman yang dibuat oleh pasukan pendudukan Israel," kata laporan Al Mayadeen.

Beberapa warga di Jalan Salah al-Din di Jalur Gaza tengah menyatakan bahwa IDF melepaskan tembakan ke arah perkumpulan warga yang keluar untuk memeriksa properti mereka, dengan tank-tank ditempatkan di depan Kuwait Square di Gaza.

(oln/*/Memo/Almydn)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved