Konflik Palestina Vs Israel
Video Tawanan Lambaikan Tangan kepada Hamas Saat Pembebasan, Israel Perlakuan Tahanan Seperti Anjing
Beredar luas video saat tawanan melambaikan tangan dan tersenyum kepada pejuang Hamas saat sesi pembebasan.
Video Tawanan Lambaikan Tangan kepada Hamas Saat Pembebasan, Israel Perlakuan Tawanan seperti Anjing
TRIBUNNEWS.COM- Beredar luas video saat tawanan melambaikan tangan dan tersenyum kepada pejuang Hamas saat sesi pembebasan.
Pejuang Hamas yang memakai seragam hijau dengan tutup kepala melambaikan tangan kepada sandera Israel.
Warga Israel yang jadi tawanan pun membalas lambaian tangan tersebut. Antara tentara dan sandera saling melambaikan tangan saat mereka berpisah.
Video kedekatan antara sandera dan pejuang Hamas saat pembebasan itu pun viral.
Baca juga: Cerita Sandera Israel yang Dibebaskan Hamas: Perlakuan Mereka Lembut, Kami Diurus dan Diberi Makan
Rekaman yang dirilis oleh Hamas menunjukkan momen saat mereka menyerahkan sejumlah sandera ke Palang Merah selama gencatan senjata sementara dengan Israel.
Pertukaran tersebut terjadi di pusat Kota Gaza, sebuah wilayah yang diklaim berada di bawah kendali tentara Israel selama operasi militer baru-baru ini.
Pertukaran sandera gelombang ketiga ini termasuk 13 warga Israel, 3 warga Thailand, dan 1 warga negara Rusia.
Dalam momen perpisahan tersebut, para pejuang Hamas terlihat melambaikan tangan kepada para sandera.
Dari dalam mobil, sandera perempuan itu membalas lambaian tangan pejuang Hamas.
Baca juga: Kesaksian Keluarga Sandera: Adikku Ditahan Hamas di Rumah, Bukan Terowongan
Pembebasan tersebut, yang merupakan bagian dari pertukaran tahanan.
Ini bukan pertama kali, para sandera yang ditawan pejuang Hamas bersikap damai dengan para pejuang Palestina.
Sebelumnya pada bulan lalu, Kelompok militan Hamas membebaskan dua orang wanita israel berusia lanjut.
Momen yang menyentuh hati banyak orang ketika menyakiskan video seorang sandera Israel bernama Yocheved Lifschitz dibebaskan oleh pejuang Hamas pada hari Senin (23/10/2023) setelah hampir dua minggu disandera.
Beberapa detik sebelum momen pembebasan, Yocheved Lifschitz sempat memegang tangan seorang pejuang Hamas sambil mengucap kata Shalom.
"Shalom," kata Yocheved Lifschitz kepada Pejuang Hamas itu dalam Bahasa Ibrani yang artinya damai atau perdamaian dikutip dari BBC.
Saat jumpa pers, momen itu ditanyakan kepada Yocheved Lifschitz. Ketika ditanya oleh wartawan mengapa Yocheved Lifschitz menjabat tangan pejuang Hamas yang menahannya sebelum dibebaskan?
Lifschitz melalui putrinya mengatakan para penyandera atau Pejuang Hamas itu telah memperlakukan dirinya dengan baik.
Baca juga: Makin Banyak Sandera Dibebaskan, Joe Biden Ingin Gencatan Senjata Israel-Hamas Diperpanjang
Dirinya diperlakukan dengan baik begitu pula dengan para sandera lainnya. Semuanya berada dalam kondisi baik.
Putri Yocheved Lifschitz, Sharone Lifschitz membantu menerjemahkan pengalaman ibunya kepada sejumlah wartawan.
Sharone mengatakan ibunya dibawa ke “jaringan terowongan besar di bawah Gaza yang tampak seperti jaring laba-laba”.
Lifschitz mengatakan dia termasuk di antara 25 sandera yang dibawa ke dalam terowongan dan setelah beberapa jam, lima orang dari kibbutznya, termasuk dirinya, dibawa ke ruangan terpisah.
Di sana, mereka masing-masing mendapat penjaga dan akses ke paramedis dan dokter. Dia menggambarkan kondisinya bersih di dalam, dengan kasur di lantai untuk mereka tidur.
Tawanan lain yang terluka parah dalam kecelakaan sepeda motor dalam perjalanan ke Gaza dirawat oleh dokter karena lukanya.
“Mereka memastikan kami tidak sakit, dan kami selalu menemui dokter setiap dua atau tiga hari,” katanya dikutip dari BBC.
Baca juga: Sosok Emily Hand, Sandera yang Disebut Israel telah Dibunuh Hamas, Ternyata Masih Hidup
Dia juga mengatakan bahwa mereka memiliki akses terhadap obat-obatan yang mereka butuhkan dan terdapat banyak perempuan di sana yang mengetahui tentang “kebersihan kewanitaan”.
Mereka makan makanan yang sama – roti pitta dengan keju dan mentimun – seperti yang dimakan penjaga Hamas, tambah putrinya, Sharone.
Ketika ditanya oleh seorang wartawan mengapa dia berjabat tangan dengan pria bersenjata itu?
Lifschitz mengatakan para penyandera telah memperlakukannya dengan baik dan para sandera lainnya berada dalam kondisi baik.
Pengakuan dari beberapa sandra yang dibebaskan oleh tentara pejuang Hamas mengatakan bahwa mereka telah diperlakukan dengan baik.
Baca juga: Viral Kebohongan Israel Terungkap dari Pembebasan Sandera Bernama Emily Hand, Bocah Perempuan Usia 9
Tawanan Palestina: Israel Perlakukan Kami Seperti Anjing
Pejuang Hamas memperlakukan sandera Israel dengan manusiawi, terlihat pada saat perpisahan mereka melambaikan tangan kepada pejuang Hamas.
Sikap dan perlakukan yang berbeda dialami para tahanan Palestina yang ditahan Israel.
Mereka diperlakukan kasar oleh militer Israel.
'Kami diperlakukan seperti anjing' kata tahanan Palestina yang dibebaskan mengeluhkan penganiayaan
Israel.
Dia mengatakan anak-anak di bawah umur yang dibebaskan sebagai bagian dari gencatan senjata empat hari adalah teroris.
Palestina mengatakan banyak dari mereka adalah anak remaja yang ditahan tanpa diadili karena dianggap sebagai pelanggaran kekacauan sipil.
Kita telah melihat para sandera Israel pulang ke rumah dalam pemberitaan yang luas. Namun sangat sedikit tahanan Palestina yang kembali ke Yerusalem sebagai bagian dari gencatan senjata.
Ada alasan bagus untuk itu. Polisi Israel di Yerusalem tidak ingin proses pengembalian tahanan Palestina tersebut difilmkan, dirayakan, atau menjadi fokus pertemuan dan potensi kerusuhan.
Di jalur sempit Silwan, di bawah bayang-bayang benteng Kota Tua Yerusalem, polisi perbatasan paramiliter dikerahkan.
Wartawan seperti dikutip dari Sky News.com, mencoba mencapai satu rumah di mana empat anak laki-laki dikembalikan ke satu keluarga. "Jangan sekarang," kami diberitahu sebelum melanjutkan perjalanan dengan tegas.
Daerah tersebut mayoritas penduduknya adalah orang Arab dan sering terjadi kerusuhan.
Bintang-bintang berwarna biru neon pada bangunan pemukiman Yahudi terlihat jelas di antara rumah-rumah warga Palestina yang tidak menyukai kehadiran mereka dan fakta bahwa kota ini menghabiskan jutaan dolar lebih sedikit untuk lingkungan mereka dibandingkan dengan mayoritas warga Yahudi di bagian barat kota.
Untuk meredam kerusuhan tersebut, polisi Israel secara rutin menangkap dan menahan remaja laki-laki setelah bentrokan di antara mereka.
Israel memiliki kebijakan penahanan administratif yang kontroversial ketika tersangka dapat ditahan selama enam bulan tanpa diadili.
21 dari 39 tahanan yang dibebaskan dalam pertukaran sandera ketiga hari Minggu itu berasal dari Yerusalem Timur dan telah dipulangkan ke sana.
Wartawan pindah ke rumah keluarga tahanan lain namun kali ini merekam dari jarak jauh hingga polisi melanjutkan perjalanan.
Di dalam wartawan menemukan keluarga Abu Ghannam saat mereka menyambut pulang putra mereka yang berusia 17 tahun.
Ghannam Abu Ghannam ditahan setahun yang lalu, dengan tuduhan melempar batu ke sebuah bus.
Dia belum pernah dihukum, kata keluarganya. Dia sekarang telah dibebaskan sebagai bagian dari gencatan senjata di Gaza.
“Ini adalah anugerah dari Tuhan,” kata ibunya kepada Sky News. “Seolah-olah ini adalah keajaiban.”
Israel mengatakan anak-anak di bawah umur yang dibebaskan sebagai bagian dari gencatan senjata adalah teroris, namun Palestina mengatakan banyak dari mereka adalah remaja yang ditahan tanpa diadili karena dianggap oleh negara lain sebagai pelanggaran kekacauan sipil.
Ghannam mengatakan kepada Sky News bahwa penjara menjadi jauh lebih buruk sejak serangan Hamas pada 7 Oktober.
“Penjara sungguh mengerikan. Mereka datang dan memukuli kami sejak perang dimulai dan kami diperlakukan seperti anjing.”
Tahanan lain yang dibebaskan karena gencatan senjata ini ditahan karena pelanggaran yang lebih serius.
Shorouk Dwayatt Jalani Hukuman 16 Tahun
Shorouk Dwayatt keluar dari penjara setelah menjalani setengah hukuman 16 tahun penjara. Dia menjalani hukuman sejak tahun 2015.
Persidangannya mendengarkan klaim bahwa dia telah mengunggah di Facebook tentang kerinduannya untuk menjadi seorang syuhada.
Keluarganya mengklaim dia bertindak untuk membela diri setelah salah satu pria menghampirinya dan mencoba melepas jilbabnya sebelum menembaknya.
Dia mengatakan kepada Sky News bahwa dia akan berlatih sekarang untuk menjadi pengacara guna membantu warga Palestina lainnya yang menjadi korban pendudukan Israel.
Dia mengatakan kondisi di penjara semakin buruk setelah tanggal 7 Oktober dan mengklaim bahwa penjaga laki-laki telah memukul dan menganiaya tahanan perempuan.
Dia mengatakan dia takut Israel akan mencoba mengurungnya lagi.
“Ketakutan terbesar saya adalah ditangkap lagi karena mereka sudah mengancam saya dengan hal itu dan ada kemungkinan rumah itu bisa diserbu kapan saja.”
Israa Jaabis Termasuk yang Dibebaskan
Israa Jaabis telah dipenjara sejak tahun 2015 setelah dinyatakan bersalah dengan tuduhan meledakkan tabung gas yang melukai seorang petugas polisi Israel,
meski itu dibantahnya dan menurutnya adalah kecelakaan tabung gas hingga menyebabkan luka bakar parah di wajah dan tangannya.
Jaabis menghabiskan tujuh tahun di penjara Israel dengan hukuman 11 tahun.
Pada 11 Oktober 2015, Jaabis, 31, sedang dalam perjalanan menuju rumahnya di Yerusalem ketika tabung gas di mobilnya meledak, dan mobilnya terbakar.
Dia menderita luka bakar tingkat tiga yang menghanguskan 60 persen tubuhnya, termasuk wajah dan tangannya.
Pihak Israel menuduh Jaabis ingin melakukan serangan "teror", tuduhan yang kemudian dibantahnya.
Dia telah dijatuhi hukuman 11 tahun penjara atas serangan tersebut, namun dibebaskan sebagai bagian dari pertukaran sandera.
Dia menyapa keluarganya, Israa berkata: "Saya malu untuk memeluknya (putranya) karena dia telah menjadi laki-laki, ketika dia mengatakan kepada saya 'ibuku', saya melihatnya kembali sebagai anak kecil di mata saya."
Menggambarkan kondisi di penjara tempat dia ditahan, dia berkata:
"Tahanan perempuan benar-benar berada dalam situasi yang buruk, dan perempuan Arab-Israel mereka tidak tahu tentang pergerakan tahanan dan mereka tidak tahu bagaimana harus bersikap terhadap mereka pada sipir penjara."
Diperkirakan ada sekitar 7.000 warga Palestina di penjara-penjara Israel, 2.000 di antaranya berada dalam tahanan administratif. Ratusan lainnya telah ditangkap dan dipenjara sejak perang dimulai.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.