Sabtu, 4 Oktober 2025

Lebih dari 1.000 pengungsi Rohingya tiba di Aceh dalam sepekan, di mana peran ASEAN?

Rentetan kedatangan pengungsi Rohingya di Aceh dalam sepekan terakhir tanpa ada solusi yang jelas menggambarkan betapa buntunya upaya…

BBC Indonesia
Lebih dari 1.000 pengungsi Rohingya tiba di Aceh dalam sepekan, di mana peran ASEAN? 

Terdapat 219 pengungsi Rohingya di kapal itu, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak.

Ini adalah kapal keenam yang mengangkut pengungsi Rohingya dan merapat ke wilayah Aceh sejak 14 November.

Begitu tiba, rombongan pengungsi Rohingya sempat tertahan di bibir pantai di bawah terik matahari. Ruang gerak mereka dibatasi oleh garis polisi.

Siang itu, mereka mendapat makan siang berupa nasi dan lauk dari warga setempat. Salah satu pengungsi perempuan tampak terbujur di atas pasir dan harus disuapi oleh kerabatnya.

Wartawan di Aceh, Hidayatullah, yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, mengatakan bahwa beberapa warga Sabang sengaja datang untuk memberi bantuan. Mereka mengaku prihatin dengan kondisi para pengungsi Rohingya yang baru turun dari kapal.

Rukiah naik ke kapal itu bersama suami dan kedua anaknya. Menurutnya, kehidupan di kamp pengungsian di Cox’s Bazaar “sangat buruk”, sehingga mereka harus pergi untuk mencari peluang hidup yang lebih baik dan lebih aman.

“Ekonomi kami sehari-hari sangat sulit. Tidak ada kehidupan di sana. Lebih baik kami dibunuh di sini daripada dikembalikan lagi ke sana,” kata Rukiah menanggapi penolakan sebagian masyarakat terhadap kedatangan mereka.

Seorang pengungsi lainnya, Khalit, 26, menceritakan hal senada soal alasannya meninggalkan kamp di Bangladesh.

“Kami tidak aman di sana, tenda-tenda dibakar. Ada beragam pihak yang tidak kami kenali datang ke tenda kami, lalu membakarnya,” kata Khalit kepada kantor berita AFP.

“Kami memutuskan untuk pergi kapan pun kami bisa dan aman. Kami memutuskan setelah kami mendengar bahwa Indonesia adalah negara terbaik untuk pengungsi, itulah mengapa kami memutuskan pergi ke Indonesia,” sambung Khalit.

Menanti kebijakan penanganan

Sejak pertama kali kedatangan para pengungsi Rohingya pada 14 November lalu, Pemerintah Kabupaten Pidie menyatakan bahwa mereka “masih menunggu kebijakan dari pemerintah pusat” soal bagaimana menangani para pengungsi.

Ratusan pengungsi yang tiba di wilayah Pidie kini ditempatkan sementara di tenda yang didirikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Sedangkan konsumsi mereka ditanggung oleh UNHCR.

“Pemerintah daerah sedang menunggu kebijakan pemerintah pusat karena sudah beberapa kali meeting melalui Zoom tapi belum ada kepastian,” kata Penjabat Bupati Pidie, Wahyudi Adisiswanto dikutip dari kantor berita Antara pada Rabu (22/11).

Wahyudi juga mengutarakan “akan menolak” jika ada pengungsi lainnya yang mendarat di wilayah Pidie.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved