Serangan udara Israel ke RS Indonesia di Gaza, sedikitnya 10 orang tewas
Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza terkena serangan udara Israel, setidaknya 10 orang tewas.
Sedikitnya 10 orang tewas dalam serangan udara Israel di Rumah Sakit Indonesia, Gaza, kata Direktur Rumah Sakit Dr Marwan Al-Sultan kepada BBC.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina di bawah kendali Hamas di Gaza mengatakan bahwa 12 orang tewas.
Juru bicara Kementerian Kesehatan, Ashraf al-Qudra juga mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa puluhan orang terluka akibat serangan udara tersebut.
Menyusul serangan tersebut, tank-tank Israel telah bergerak ke Rumah Sakit Indonesia yang berlokasi di Gaza utara.
Beberapa waktu lalu, Dokter Marwan menuturkan kepada BBC bahwa tentara Israel sudah ada sekitar 20 meter dari gedung tersebut.
Dia mengaku mendengar suara tembakan di sekitarnya, serta unit perawatan pascaoperasi di rumah sakit tersebut telah diserang.
Namun pernyataan terbaru militer Israel tidak menyinggung penyerbuan di dekat rumah sakit tersebut.
“Pasukan IDF terus beroperasi di Jalur Gaza, mengarahkan pesawat untuk menyerang teroris, infrastruktur teroris, dan menemukan lokasi senjata dan peralatan militer," bunyi pernyataan IDF.
Tiga komandan Hamas disebut telah terbunuh, menurut klaim IDF.
Sejak pekan lalu, Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza lumpuh setelah pasokan bahan bakar dan persediaan obat-obatan habis, kata Kepala Presidium MER-C Dr Sarbini Abdul Murad.
Kendati begitu para tenaga medis tidak akan meninggalkan rumah sakit meskipun telah berkali-kali nyaris terkena serangan roket oleh militer Israel.
Itu mengapa dia dan pengamat Timur Tengah, Tia Mariatul Kibtiah, meminta pemerintah Indonesia lebih aktif melakukan diplomasi ke negara-negara yang 'menyokong' kedua belah pihak agar melakukan gencatan senjata demi kemanusiaan.
Sebab bagaimanapun, menurut Tia, rumah sakit tersebut adalah simbol wajah Indonesia sebagai negara yang tak boleh diperlakukan semena-mena.
Adapun Presiden Jokowi dijadwalkan terbang ke Arab Saudi untuk berunding dengan negara-negara OKI sebelum menemui Presiden AS, Joe Biden, untuk mendesak penghentian perang.
Beroperasi di tengah pemadaman listrik
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.