Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

AS Ketar-ketir Israel Bakal Seret Hizbullah di Lebanon ke Dalam Perang Melawan Hamas

ada rumor bahwa Israel tengah berusaha menyeret milisi Hizbullah di Lebanon ke dalam perang Hamas-Israel.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Daryono
AFP/JALAA MAREY
Tank militer Israel selama latihan di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi pada 9 November 2023, di tengah meningkatnya ketegangan antara Hizbullah dan Israel. 

TRIBUNNEWS.COM – Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin khawatir Israel akan memperluas perang hingga ke Lebanon.

Sebelumnya, ada rumor bahwa Israel tengah berusaha menyeret milisi Hizbullah di Lebanon ke dalam perang Hamas-Israel.

Jika Hizbullah sudah terseret, hal itu disebut akan turut menyeret AS dan negara-negara besar lainnya ke dalam konflik itu.

Dilansir dari Sputnik Globe, Israel sendiri sudah membantah kebenaran rumor tersebut.

Pada hari Sabtu, (11/11/2023), laman Kementerian Pertahanan AS melaporkan pertemuan Austin telah dengan Menteri Pertahahan Israel Yoav-Gallant.

Dalam pertemuan itu dibahas perang Israel dan Hamas. Austin mengatakan Israel punya hak untuk membela diri.

Baca juga: Mesir Ditekan Israel Agar Tolak Bantuan Iran Buat Gaza

Dia juga menegaskan pentingnya perlindungan terhadap para warga sipil. Di samping itu, dia turut menggarisbawahi perlunya menahan perang agar tidak meluas menjadi konflik regional.

Laporan di atas disebut mengindikasikan bahwa Austin meminta Gallant untuk tidak mengambil langkah-langkah yang berpotensi memunculkan perang besar di antara Israel dan Hizbullah.

Pertemuan Austin dengan Gallant itu terjadi di tengah kekhawatiran yang diungkapkan oleh Amir-Ali Hajizadeh, seorang panglima tinggi di Korps Garda Revolusioner Iran.

Hajizadeh khawatir perang di Gaza saat ini sudah meluas hingga ke Lebanon dan bahkan berpotensi meluas lagi.

"Hari ini kita melihat bahwa perang itu telah meluas dan Lebanon terlibat di dalamnya,” kata Hajizadeh.

Baca juga: Utang Israel Makin Bengkak Jadi 8 Miliar Dolar AS Akibat Perang Lawan Hamas

Hajizadeh yang mengepalai Angkatan Udara Garda Revolusioner Iran mengklaim negaranya tidak takut kepada AS.

AS sendiri sudah mengerahkan dua kapal induk dan setidaknya satu kapal selam di kawasan Timur Tengah.

Di samping itu, AS juga sudah menempatkan tambahan ribuan pasukan dan jet tempur di kawasan itu.

“AS tidak sedang mengancam Iran. Iran tidak dalam posisi ketika siapa pun akan berupaya mengancam Iran, karena kami kini berada di puncak kekuatan militer kami,” kata Hajizadeh menegaskan.

Sebelumnya, pada hari Minggu, (12/11/2023), Menteri Luar Negeri Iran Hossen Amir-Abdollahian mengatakan telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry.

Baca juga: Data Korban Pembantaian oleh Zionis Israel di Gaza Palestina, 11.180 Meninggal, Termasuk 4.609 Anak

Abdollahian berkata rezim Israel telah tumbang tanggal 7 Oktober, yakni ketika Hamas melancarkan serangan tiba-tiba.

Namun, kata dia, rezim itu hidup kembali karena bantuan “pernafasan buatan dari Amerika”.

Sejauh ini Iran menolak diseret ke dalam perang Hamas-Israel. Negara itu lebih memilih menyuarakan gencatan senjata di antara Hamas dan Israel.

Sementara itu, AS di bawah Presiden Joe Biden terus menyalahkan Iran atas ketegangan yang terjadi di Timur Tengah

AS menuding proksi/pendukung Iran yang berada di Irak dan Suriah menargetkan serangan terhadap pangakalan militer AS di kedua negara itu.

Di samping itu, AS mengklaim milisi Houthi di Yaman menembakkan rudal ke Israel adalah proksi Iran.

Baca juga: Raja Yordania Tolak Semua Rencana Israel untuk Menduduki Gaza: Akar Masalahnya Ada pada Israel

Iran membantah semua tudingan AS dan menegaskan tidak terlibat dalam serangan terhadap sejumlah pangkalan militer AS.

Kemudian, Iran menyebut kerja samanya dengan kelompok Houthi hanya sebatas dukungan moral.

(Tribunnews/Febri)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved