Konflik Palestina Vs Israel
Serangan Israel ke Kamp Pengungsi Gaza Tewaskan 38 Orang, Hamas Sebut Masih Banyak Korban Lain
Serangan Israel ke kamp pengungsian di Gaza tengah telah menewaskan 38 orang. Hamas menyebut masih banyak korban yang masih terjebak di reruntuhan.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menolak hal tersebut saat bertemu Blinken pada Jumat di Tel Aviv.
Baca juga: Turki Panggil Duta Besar untuk Israel Buntut Tragedi Kemanusiaan di Gaza
Blinken akan mengunjungi Turki pada hari Senin untuk melakukan pembicaraan mengenai konflik tersebut.
Wakil Presiden Iran, Mohammad Mokhber menyebut tindakan Israel sebagai "kejahatan perang".
"Kita harus segera mengakhiri ini dan memberikan lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Gaza," ucap Mokhber.
Serangan dan pengepungan Israel telah memicu kekhawatiran global terhadap kondisi kemanusiaan di wilayah pesisir yang sempit tersebut.
Blinken Terus Bujuk Israel untuk Jeda Perang

Baca juga: Serangan Israel di Kamp Pengungsi Maghazi Tewaskan 51 Orang
AS sedang berusaha membujuk Israel untuk mengambil jeda kemanusiaan dari serangan udara di Gaza.
Dikutip dari AP, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken membuat upaya baru untuk membantu warga sipil, dan bertemu dengan para menteri luar negeri Arab pada hari Sabtu di Yordania.
Hal ini terjadi setelah pembicaraannya di Israel dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang menegaskan tidak akan ada gencatan senjata sementara sampai semua sandera yang ditahan oleh Hamas dibebaskan.
Sementara itu, para pemimpin Arab mengecam kematian ribuan warga sipil Palestina dalam perang Israel-Hamas mendorong gencatan senjata segera pada hari Sabtu.
Namun, Blinken memperingatkan bahwa langkah seperti itu akan kontraproduktif.
Baca juga: Serangan Udara Israel Tewaskan 60 Orang yang Disandera Hamas, Netanyahu Ogah Gencatan Senjata
Para menteri Arab berulang kali menyerukan agar pertempuran dihentikan sekarang juga dan mengutuk taktik perang Israel.
"Kami tidak dapat menerima pembenaran yang dianggap sebagai hak untuk membela diri, hukuman kolektif terhadap warga Palestina di Gaza," kata Sameh Shoukry dari Mesir.
"Ini sama sekali bukan pembelaan diri yang sah," lanjutnya.
Blinken berpegang teguh pada posisi AS bahwa gencatan senjata akan merugikan hak dan kewajiban Israel untuk membela warganya setelah serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan.
Dia mengatakan komitmen pemerintahan Biden terhadap hak pembelaan diri Israel tetap teguh.

Baca juga: Perekonomian Uni Eropa Bisa Babak Belur Terdampak Perang Hamas-Israel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.