Bolivia memutus hubungan diplomatik dengan Israel, Kolombia dan Cile tarik duta besar
Pemerintah Bolivia telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel lantaran tindakan militer Israel di Gaza yang mereka sebut “agresif…
Sebagai gambaran, menurut Komisaris Jenderal lembaga bantuan PBB (UNRWA), Philippe Lazzarini, sekitar 500 truk memasuki Gaza setiap hari sebelum terjadi pertikaian Israel dan Hamas.
Hamas menyambut keputusan Bolivia
Pengumuman pemutusan hubungan dengan Israel terjadi sehari setelah Presiden Bolivia, Luis Arce, bertemu dengan duta besar Otoritas Palestina di La Paz, Mahmoud Elalwani.
Pada Senin (30/10), Presiden Bolivia Luis Arce menggambarkan tindakan Israel di Gaza sebagai “kejahatan perang”.
Namun, para pejabat Bolivia tidak menyebutkan serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.
Menanggapi keputusan pemerintah Bolivia, kelompok Hamas mengeluarkan pernyataan yang menyambut baik langkah tersebut.
Hamas mengundang negara-negara Arab yang "telah menormalisasi hubungan mereka dengan Israel" untuk melakukan hal yang sama, seperti dikutip kantor berita AFP.
Kolombia dan Cile tarik duta besar untuk Israel
Pada Selasa (31/10) malam, Presiden Kolombia, Gustavo Petro, menyatakan dirinya telah menarik duta besar negaranya untuk Israel, Margarita Eliana Manjarrez Herrera.
Dalam pesan yang dipublikasikan di jaringan X, Gustavo Petro mengatakan: "Saya telah memutuskan untuk memanggil duta besar kami di Israel untuk berkonsultasi. Jika Israel tidak menghentikan pembantaian rakyat Palestina, kami tidak bisa berada di sana."
Selama dua dekade terakhir dan sebelum Petro berkuasa, Kolombia dianggap sebagai salah satu mitra utama Israel di Amerika Latin.
Presiden Cile, Gabriel Boric, juga mengumumkan pada hari Selasa (31/10) melalui X bahwa ia memanggil duta besar negaranya untuk Israel, Jorge Carvajal, untuk berkonsultasi. Dia menyebut pemanggilan itu dilakukan “mengingat pelanggaran Hukum Humaniter Internasional yang tidak dapat diterima yang dilakukan Israel di Jalur Gaza."
“Cile mengecam keras dan mengamati dengan penuh keprihatinan bahwa operasi militer ini – yang dalam perkembangannya memuat hukuman kolektif terhadap penduduk sipil Palestina di Gaza – tidak menghormati norma-norma dasar Hukum Internasional, seperti yang ditunjukkan dari 8.000 korban warga sipil, kebanyakan perempuan dan anak-anak,” katanya.
Cile adalah negara yang menampung komunitas warga Palestina terbesar di luar Timur Tengah.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.