Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Brigade Al-Qassam Hamas 'Undang' Tentara Israel Masuk Gaza, Sentil Pemimpin Arab Lemah Soal Bantuan

Menurutnya, itu adalah kesempatan bagi Hamas 'memperkenalkan' kehancuran ke tentara Israel. Karena itu undangan masuk Gaza diberikan Hamas ke IDF.

AFP/SAID KHATIB
(FILE) Abu Ubaida (tengah), juru bicara Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap militer gerakan Islam Palestina Hamas, berbicara dalam peringatan di kota Rafah di Jalur Gaza selatan pada 31 Januari 2017, untuk Mohamed Zouari, seorang 49- insinyur Tunisia dan ahli drone berusia satu tahun, yang dibunuh saat mengemudikan mobilnya di luar rumahnya di Tunisia pada bulan Desember 2016. Sayap bersenjata Hamas mengatakan bahwa negara Yahudi bertanggung jawab atas pembunuhan Mohamed Zaouari di Tunisia timur, digambarkan sebagai pemimpin gerakan Islam yang mengkhususkan diri dalam pengembangan drone. (Foto oleh SAID KHATIB/AFP) 

Brigade Al-Qassam Hamas 'Undang' Tentara Israel Masuk Gaza, Sentil Pemimpin Arab Soal Bantuan

TRIBUNNEWS.COM - Juru bicara Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap militer gerakan perlawanan Hamas Palestina, Abu Obeida, memberikan pidato di televisi pada Sabtu (28/10/2023).

Dalam pidatonya, Abu Obeida menyatakan kalau para pejuang gerakan tersebut menyambut baik rencana invasi darat Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang berniat masuk ke Gaza.

Dia juga mengkritik negara-negara Arab karena gagal memberikan bantuan kepada warga di Jalur Gaza yang terkepung oleh blokade Israel.

Baca juga: Perwira Militer Israel Terluka Parah di Dalam Gaza, Al Qassam Menyusup ke Garis Belakang Tel Aviv

Abu Obeida menyatakan, Hamas memandang invasi darat Israel ke Gaza sebagai sebuah peluang.

Menurutnya, itu adalah kesempatan bagi Hamas 'memperkenalkan' kehancuran ke tentara Israel. Karena itu undangan masuk Gaza diberikan Hamas ke IDF.

“Kami ingin menyampaikan kepada musuh kami bahwa kami tidak sabar menunggu kesempatan untuk memperkenalkan [pasukan Israel] pada bentuk-bentuk kehancuran yang baru,” kata Abu Obeida.

Dalam pidatonya di televisi, Abu Obeida menggarisbawahi pentingnya pertempuran ini dalam pembebasan Yerusalem yang diduduki Israel.

Dia juga menekankan, “pembantaian Zionis terhadap warga sipil di Gaza mencerminkan kelemahan Israel."

Ia juga menyatakan kesediaan untuk menukar tawanan yang diambil Hamas selama serangan 7 Oktober dengan imbalan tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.

“Harga yang harus dibayar untuk sejumlah besar sandera musuh di tangan kita adalah mengosongkan penjara [Israel] dari semua tahanan Palestina,” kata Abu Obeida dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh saluran televisi Al-Aqsa yang dikelola Hamas.

“Jika musuh ingin menutup barisan tahanan ini sekaligus, kami siap melakukannya. Jika mereka ingin melakukannya selangkah demi selangkah, kami juga siap,” tambahnya.

Baca juga: AS Cemas Pasukan Israel Cuma Antar Nyawa Masuk Gaza: Tak Ada Taktik Jelas untuk Serangan Darat

(FILE) Abu Ubaida (tengah) juru bicara Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap militer gerakan Islam Palestina Hamas, berbicara dalam upacara peringatan di kota Rafah di Jalur Gaza selatan pada 31 Januari 2017, untuk Mohamed Zouari, seorang pria berusia 49 tahun. -Insinyur tua Tunisia dan ahli drone, yang dibunuh saat mengemudikan mobilnya di luar rumahnya di Tunisia pada bulan Desember 2016. Sayap bersenjata Hamas mengatakan bahwa negara Yahudi bertanggung jawab atas pembunuhan Mohamed Zaouari di Tunisia timur, dijelaskan sebagai pemimpin gerakan Islam yang mengkhususkan diri dalam pengembangan drone. (Foto oleh SAID KHATIB/AFP)
(FILE) Abu Ubaida (tengah) juru bicara Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap militer gerakan Islam Palestina Hamas, berbicara dalam upacara peringatan di kota Rafah di Jalur Gaza selatan pada 31 Januari 2017, untuk Mohamed Zouari, seorang pria berusia 49 tahun. -Insinyur tua Tunisia dan ahli drone, yang dibunuh saat mengemudikan mobilnya di luar rumahnya di Tunisia pada bulan Desember 2016. Sayap bersenjata Hamas mengatakan bahwa negara Yahudi bertanggung jawab atas pembunuhan Mohamed Zaouari di Tunisia timur, dijelaskan sebagai pemimpin gerakan Islam yang mengkhususkan diri dalam pengembangan drone. (Foto oleh SAID KHATIB/AFP) (AFP/SAID KHATIB)

Sentil Para Pemimpin Arab

Abu Obeida juga bertanya-tanya mengapa para pemimpin negara-negara Arab tidak mampu mengirimkan bantuan ke Gaza, apalagi melakukan intervensi militer di pihak Palestina.

“Kami bahkan tidak meminta tentara Arab untuk melakukan mobilisasi, karena kami telah mengambil tindakan sendiri untuk menyapu Zionis keluar dari Gaza, namun apakah Anda [para pemimpin Arab] menjadi begitu lemah dan tidak berdaya sehingga Anda tidak dapat mengirimkan kendaraan bantuan ke wilayah tersebut dari tanah Arab dan Islam Anda?" kata dia.

Pidato Abu Obeida disampaikan ketika tim pasukan khusus Israel telah mencoba beberapa kali dalam seminggu terakhir untuk memasuki Gaza, namun sejauh ini masih digagalkan oleh pejuang Hamas.

Israel mengintensifkan pemboman yang sudah mengerikan di Gaza pada Jumat, menewaskan 53 warga Palestina dalam semalam.

Israel juga memutus semua jaringan internet dan telepon di Gaza, yang diduga sebagai persiapan untuk invasi darat skala penuh.

Sebagian besar penduduk Gaza tidak dapat berkomunikasi dengan dunia luar, sehingga menimbulkan kekhawatiran kalau invasi darat besar-besaran Israel akan segera dimulai.

Tank tempur Merkava tentara Israel dikerahkan di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza di Israel selatan pada 13 Oktober 2023.
Tank tempur Merkava tentara Israel dikerahkan di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza di Israel selatan pada 13 Oktober 2023. (MESSINIS / AFP)

Serangan Darat Israel ke Gaza Belum Juga Dimulai

Pada tanggal 28 Oktober, Menteri Pertahanan Israel mengisyaratkan hal ini dengan menyatakan kalau "tanah berguncang di Gaza" pada malam sebelumnya dan bahwa perang melawan Hamas di wilayah tersebut telah "memasuki tahap baru".

Baca juga: Israel Umumkan Fase Baru Aksi Militer Lawan Hamas Dimulai, Lima Ribu Tentara AS Ikut Masuk Gaza

“Kami menyerang di atas tanah dan di bawah tanah. ...Instruksi kepada pasukan jelas. Operasi ini akan berlanjut hingga pemberitahuan lebih lanjut,” kata Gallant.

Israel terus memperingatkan warga Palestina pada Sabtu untuk meninggalkan bagian utara wilayah kantong yang terkepung tersebut sebelum melakukan invasi darat.

Namun, Israel juga melancarkan serangan udara besar-besaran di Gaza selatan, sehingga warga Palestina tidak punya tempat untuk melarikan diri.

Para pemimpin Israel telah menyatakan, kalau Israel ingin memaksa 2,3 juta penduduk Gaza untuk mengungsi ke Mesir dan kemudian mencaplok Jalur Gaza dan cadangan gas lepas pantai yang baru-baru ini ditemukan.

Israel beberapa kali menunda peluncuran invasi darat seiring militer AS mengirimkan pasukan angkatan laut dan darat tambahan ke wilayah tersebut.

AS juga berupaya untuk mengerahkan sistem pertahanan udara tambahan ke jaringan pangkalannya di seluruh Asia Barat, termasuk di Irak dan Suriah.

Baca juga: Diserang Tiap Hari, Pangkalan-Pangkalan Militer AS di Suriah Diguyur Bala Bantuan

(oln/tc/*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved