Sabtu, 4 Oktober 2025

Satu tahun Tragedi Itaewon: Kisah para penyintas yang terus dihantui pesta Halloween mematikan di Korsel

Bukan saja karena tak mendapat bantuan psikologis dari pemerintah, para penyintas dan keluarga korban terus merasakan kepedihan karena…

BBC Indonesia
Satu tahun Tragedi Itaewon: Kisah para penyintas yang terus dihantui pesta Halloween mematikan di Korsel 

Jin-sung ketika itu tengah mengunjungi Seoul bersama ibu dan adik perempuannya. Penasaran dengan pesta Halloween di Itaewon, mereka memutuskan untuk datang ke kawasan tersebut.

Saat mereka tiba, gang-gang di sana sudah ramai. Jin-sung mendesak adiknya untuk keluar dari kerumunan, sementara dia tetap bertahan untuk menjaga ibu mereka.

Jin-sung memeluk ibunya yang kesulitan bernapas. Dia menciptakan ruang kecil di antara mereka agar ibunya bisa memasukkan udara ke paru-parunya. Ketika paramedis tiba, Jin-sung menarik ibunya keluar melalui celah kerumunan.

Jin-sung lalu berlarian di jalan-jalan Itaewon dan menghampiri banyak rumah sakit. Otot-ototnya di tubuhnya lelah, tapi dia terus mencari saudara perempuannya, sampai akhirnya polisi memanggilnya dari kamar mayat.

"Saat itulah dunia runtuh menimpa saya", kata Jin-sung.

"Awalnya, saya tidak bisa keluar rumah. Saya sangat ketakutan di malam hari. Suara kecil dari peristiwa itu melumpuhkan saya," ucapnya.

Jin-sung dan ibunya memutuskan berhenti dari pekerjaan mereka. Selang setahun kemudian, Jin-sung kembali bekerja. Ketakutan serta kesedihannya yang dulu merundungnya kini berubah menjadi kemarahan.

Banyak penyintas dan keluarga korban menyatakan mereka masih belum mendapatkan jawaban yang memadai mengenai apa dan siapa yang keliru dan bersalah pada malam itu.

Investigasi awal menyimpulkan bahwa sejumlah pejabat pemerintah daerah gagal merencanakan dan menerapkan langkah-langkah pengendalian massa.

Laporan itu juga menemukan bahwa polisi mengabaikan laporan dari sejumlah orang dalam kerumuman untuk mengantisipasi tragedi. Layanan darurat, konsekuensinya, gagal membawa paramedis ke Itaewon tepat waktu.

Namun hingga kini hanya ada sedikit penjelasan mengapa kesalahan tersebut terjadi, terutama karena pihak berwenang telah mengantisipasi adanya kerumunan besar dan telah memperkirakan serta mendokumentasikan potensi bahaya.

Setidaknya 23 polisi dan pejabat pemerintah telah didakwa melakukan pelanggaran pidana, termasuk pembunuhan tidak disengaja dan kelalaian.

Banyak dari mereka kini masih tetap memegang jabatan mereka, meskipun persidangan dan investigasi terhadap mereka masih berlangsung.

Politikus dan pejabat senior lainnya, termasuk Menteri Dalam Negeri, Wali Kota Seoul, dan Kepala Badan Kepolisian Nasional telah dibebaskan dari tuduhan melakukan kesalahan.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved