Senin, 29 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Gereja Ortodoks di Gaza Terkena Serangan Udara Israel, Setidaknya 8 Orang Meninggal

Kompleks Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius terkena serangan udara Israel di pusat Kota Gaza. Sedikitnya 8 orang tewas.

Penulis: Tiara Shelavie
SAID KHATIB / AFP
Kepulan asap membumbung selama pemboman Israel di Rafah di selatan Jalur Gaza pada 19 Oktober 2023. Kompleks Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius terkena serangan udara Israel di pusat Kota Gaza. Sedikitnya 8 orang tewas. 

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah ledakan dilaporkan terjadi di Gereja St. Porphyrius di Kota Gaza pada Kamis (19/10/2023) malam, menurut kementerian dalam negeri Gaza dan Patriarkat Ortodoks Yerusalem.

Gereja tersebut merupakan salah satu gereja tertua di dunia.

Gereja St. Porphyrius dijadikan tempat berlindung beberapa ratus pengungsi di tengah konflik Hamas-Israel.

Kementerian tersebut, yang dikendalikan oleh kelompok militan Hamas, mengatakan ledakan tersebut menyebabkan sejumlah besar orang terluka dan mati syahid.

Menurut Aljazeera, setidaknya 8 orang meninggal akibat serangan itu.

Para saksi di lokasi kejadian mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa tim penyelamat sedang menggali puing-puing, menarik keluar orang-orang, yang beberapa di antaranya menderita luka-luka.

Baca juga: Bantuan Masyarakat Indonesia untuk 13.000 Warga Gaza Mulai Disalurkan

Majdy Jildah, seorang pengungsi di gereja Ortodoks Yunani itu, mengatakan dia yakin seorang anak tewas.

Kantor berita Palestina WAFA juga melaporkan bahwa seorang gadis muda tewas dan banyak lainnya terluka di kompleks tersebut.

Bagian depan gereja juga dilaporkan mengalami kerusakan, dan setidaknya satu bangunan di dekatnya diyakini runtuh.

Dalam sebuah pernyataan, Patriarkat Ortodoks Yerusalem mengaitkan ledakan tersebut dengan serangan udara Israel.

"Menargetkan gereja-gereja dan lembaga-lembaganya, serta tempat perlindungan yang disediakan untuk melindungi warga yang tidak bersalah, terutama anak-anak dan perempuan yang kehilangan rumah mereka akibat serangan udara Israel di wilayah pemukiman selama tiga belas hari terakhir, merupakan kejahatan perang yang tidak dapat diabaikan,” kata Patriarkat tersebut.

Awal pekan ini, seorang pengungsi di gereja tersebut mengatakan kepada Al Jazeera bahwa datang ke gereja tersebut telah menyelamatkan hidupnya.

“Pada malam hari, kami berkumpul bersama,” kata George Shabeen.

Ia menambahkan, “Muslim dan Kristen, tua dan muda, semua berdoa untuk keselamatan dan perdamaian.”

Kompleks tersebut terletak tidak jauh dari Rumah Sakit Al-Ahli Arab, sebuah fasilitas yang terkena serangan langsung pada Selasa malam, mengakibatkan ledakan yang menewaskan sekitar 500 orang.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan