Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Militer Israel Diterpa Cuaca Buruk dan Desersi Massal, Invasi Besar-besaran ke Gaza Ditunda 

Desersi massal tentara Israel terjadi antara tentara dan komandan, karena banyak yang dilaporkan menyatakan enggan untuk berpartisipasi dalam perang

AP/Erik Marmor
Unit artileri bergerak Israel menembakkan peluru dari Israel selatan menuju Jalur Gaza, di posisi dekat perbatasan Israel Gaza, Israel, Rabu, 11 Oktober 2023. (AP Photo/Erik Marmor) 

Memperkuat laporan ada perselisihan di internal Israel, outlet berita Ibrani Channel 10 mengklaim kalau telah terjadi desersi massal dalam tubuh militer Israel.

Desersi massal tentara Israel itu terjadi antara tentara dan komandan, karena banyak yang dilaporkan menyatakan keengganan untuk berpartisipasi dalam perang.

Menurut surat kabar Israel Hayom, banyak tentara cadangan yang mengeluhkan “kekurangan peralatan” dan “kekurangan” dalam persiapan tentara.

Sementara itu, sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, merilis sebuah video pada hari Sabtu yang menunjukkan banyak pejuang bersenjata dan siap sepenuhnya, dengan pesan yang berbunyi: “Inilah yang menanti Anda di Gaza.”

Warga Palestina berkumpul untuk mencari korban yang selamat di reruntuhan bangunan yang runtuh setelah serangan Israel, di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada 14 Oktober 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas.
Warga Palestina berkumpul untuk mencari korban yang selamat di reruntuhan bangunan yang runtuh setelah serangan Israel, di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada 14 Oktober 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas. (MAHMUD HAMS / AFP)

Gaza Terus Dibom dari Serangan Udara

Meski invasi darat militer Israel ke Gaza terhenti utnuk sementara, pesawat-pesawat tempur Israel tanpa ampun terus menargetkan penduduk sipil di Jalur Gaza.

Pada 15 Oktober, jumlah korban tewas di Jalur Gaza mencapai lebih dari 2.300 orang dan terus bertambah. Lebih dari 9.000 orang terluka.

Israel juga telah berusaha memaksa lebih dari satu juta warga Gaza untuk melarikan diri dari Gaza utara menuju perbatasan Mesir di selatan – di mana perbatasan Rafah dengan Mesir masih ditutup.

“Israel memaksa lebih dari 2.000 pasien untuk pindah ke Gaza selatan, di mana fasilitas kesehatan sudah beroperasi pada kapasitas maksimum, sama saja dengan hukuman mati,” kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Amnesty International menyebut permintaan evakuasi Israel sebagai “permintaan yang mustahil” dan “bisa berarti pengungsian paksa.”

Ismail Haniyeh, kepala biro politik Hamas, mengatakan dalam pidatonya pada Sabtu menyebut  “keputusan Palestina adalah tetap tinggal di tanah kami,” dan menambahkan bahwa warga Gaza tidak akan mengungsi ke Mesir.

Pengungsian warga Gaza telah menimbulkan kekhawatiran atas rencana lama Israel untuk memukimkan kembali warga Palestina di Semenanjung Sinai, Mesir.

Seorang anggota parlemen Mesir, Mustafa Bakri, mengatakan kepada TV Al-Arabiya bahwa Kairo akan menentang rencana ini.

Pada sore hari tanggal 14 Oktober, pesawat tempur Israel menargetkan warga sipil saat mereka melarikan diri menuju Jalur Gaza selatan.

Baca juga: Video Terverifikasi, Israel Serang Konvoi Pengungsi Gaza, Anak-anak dan Perempuan Terbunuh

(oln/twp/blmbrg/thcrdl/*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved