Sabtu, 4 Oktober 2025
Deutsche Welle

Kereta Cepat Whoosh Baru Akan Balik Modal 70 tahun Lagi?

Indonesia tengah berbangga hati karena baru saja memiliki kereta cepat nan kinclong. Namun, benarkah Whoosh baru balik modal 70 tahun…

Deutsche Welle
Kereta Cepat Whoosh Baru Akan Balik Modal 70 tahun Lagi? 

Perbaikan infrastruktur memang dapat menjadi upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Hanya saja, kata Esther, jangan memaksakan diri.

Waspada ancaman jebakan utang

Pembengkakan dan perubahan anggaran yang pada akhirnya harus mengusik dana APBN ini akan menyebabkan Indonesia masuk dalam jebakan utang, ujar Bhima.

"Jadi ada dua teori, yang satu hidden debt, karena seolah utangnya berbentuk business to business, padahal pelibatan terhadap APBN-nya cukup besar. Yang kedua adalah debt trap (jebakan utang). Karena kalau sampai tidak mampu membayar, APBN pun terlibat. Tapi kan APBN punya prioritas lain bisa jadi dilakukan divestasi, alias ditawarkan kepada pengelola lain kereta cepatnya. ... Jadi ini model dari Belt and Road Initiative yang terjadi di banyak negara. Harusnya sih pemerintah sadar dari situ."

Awalnya, dana APBN disebut-sebut tak bakal diusik-usik pemerintah untuk membiayai kereta cepat. Hal ini juga diatur dalam Perpres Nomor 107 Tahun 2015, pembiayaan Kereta Cepat Jakarta-Bandung dilarang menggunakan anggaran pendapatan belanja negara (APBN).

Namun, semuanya berubah dalam Perpres Nomor 93 Tahun 2021 tentang Perubatan Atas Perpres Nomor 107 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Saranan Kereta Cepat Antara Jakarta dan Bandung.

Isi Pasal 4 ayat 2 tersebut adalah Pendanaan lainnya sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf c dapat berupa pembiayaan dari APBN dalam rangka menjaga keberlanjutan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dengan memperhatikan kapasitas dan kesinambungan fiskal.

Kereta kinclong baru balik modal 70 tahun lagi?

Menurut Esther, penambahan utang negara akibat kereta cepat ini membuat pemerintahan periode saat ini menjadi periode pemerintahan dengan utang terbanyak. Senada dengannya, Bhima juga menyebutkan bahwa pembengkakan biaya ini juga menjadikan kereta Whoosh sebagai proyek paling mahal di sektor transportasi.

"Sudah dibangun dengan biaya yang sangat mahal, negosiasi, cost of run itu, bunganya ternyata juga tinggi sekali kan. Tinggi sekitar 3,4%. ini salah satu proyek yang paling mahal di sektor transportasi misalnya dibandingkan MRT dari Jepang ya pembangunan MRT dengan pinjaman Jepang bunganya 0,1%."

Menurut perhitungan kasar kedua ekonom ini, kereta cepat Jakarta-Bandung diprediksi tak bakal balik modal atau dapat laba dalam waktu singkat.

Esther memprediksi tak bakal balik modal sampai 100 tahun dan membenarkan ucapan ekonom Faisal Basri di harian Kompas bahwa kereta cepat Whoosh tidak akan balik modal sampai kiamat. Namun Bhima sedikit lebih optimistis. Menurutnya, jika sejumlah kondisi terpenuhi, balik modal bisa dicapai dalam waktu 70 tahun.

"Kalau hanya menghitung dari pendapatan tiket mungkin baru 70 tahun, dengan catatan full penumpang terus setiap perjalanan dan tiap hari. Tapi kalau sama operasional, maintenance dari kereta cepatnya mungkin butuh waktu lebih lama lagi dari 70 tahun."

"Sudah kepalang tanggung, jadi harus dapat pendapatan nontiket atau pengembangan wilayah di sekitarnya. Wilayah komersil, tempat wisata baru, perkantoran baru terutama di Halim untuk menutup pendapatan dan occasional dari kereta cepat. Dan juga memikirkan kembali untuk melanjutkan kereta cepat sampai Surabaya. Karena akan mengalami hal yang hampir sama nanti." (ae)

Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved