Sabtu, 4 Oktober 2025
Deutsche Welle

Kereta Cepat Whoosh Baru Akan Balik Modal 70 tahun Lagi?

Indonesia tengah berbangga hati karena baru saja memiliki kereta cepat nan kinclong. Namun, benarkah Whoosh baru balik modal 70 tahun…

Deutsche Welle
Kereta Cepat Whoosh Baru Akan Balik Modal 70 tahun Lagi? 

Kereta cepat Jakarta-Bandung sudah diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin, 2 Oktober 2023 di stasiun Halim, Jakarta Timur. Kereta baru ini disebut-sebut sebagai kereta cepat pertama di Indonesia dan Asia Tenggara. Namanya: Whoosh.

Awalnya, Whoosh adalah singkatan dari Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Handal. Namun kepanjangan ini sempat menimbulkan kontroversi lantaran dianggap tak mengikuti kaidah EYD. Dalam kata bakunya, 'Handal' seharusnya andal. Oleh karenanya, singkatannya pun berubah menjadi Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Hebat.

Menurut laman KCIC, Kereta Cepat Jakarta-Bandung menggunakan generasi terbaru CR400AF. Kereta ini memiliki panjang trase 142,3 km yang terbentang dari Jakarta hingga Bandung. Ada empat stasiun pemberhentian: Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar dengan satu depo yang berlokasi di Tegalluar. Setiap stasiun akan terintegrasi dengan moda transportasi massal di setiap wilayah.

"Kereta Cepat Jakarta Bandung ini menandai modernisasi transportasi massa kita yang efisien, ramah lingkungan, dan terintegrasi dengan moda transportasi lainnya, maupun terintegrasi dengan TOD (Transit Oriented Development)," ujar Presiden Jokowi dikutip dari laman maritim.go.id.

Biaya proyek Whoosh membengkak di tengah jalan

Kereta yang bisa berlari dengan kecepatan wus-wus ini memang jadi suatu kebanggaan. Namun di sini lain, kontroversi soal biaya yang membengkak juga mencuat. Dalam berbagai media disebutkan bahwa megaproyek kereta api ini dibangun dengan total anggaran US$7,2 miliar atau Rp108 triliun. Padahal sebelumnya, biaya yang dibutuhkan adalah sekitar US$5,13 miliar atau Rp76 triliun.

Menanggapi hal ini, ekonom dari Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengungkapkan bahwa pembengkakan biaya ini muncul lantaran beberapa alasan.

"Yang pertama muncul karena biaya yang tak terduga di tengah jalannya. Ini yang disebut sebagai cost of run. Alasan kedua adalah karena yang harusnya sampai ke Bandung, akhirnya cuma sampai ke Tegalluar. Dan itu yang membuat proyeksi ke depan akan menurunkan juga jumlah passenger rate-nya atau penerimaan dari tiket," kata Bhima kepada DW Indonesia.

"Nah, yang berikutnya lagi ternyata ada impor teknologi, impor besi baja, kemudian penggunaan tenaga kerja asingnya banyak sekali. Itu juga turut membengkakan anggaran."

Bhima menambahkan, pembengkakan ini akan menyebabkan masalah bagi perekonomian Indonesia. Hal ini karena kondisi keuangan Kereta Api Indonesia, yang disebutnya meskipun sudah punya laba, harus tersedot untuk kereta cepat Whoosh.

"Tidak bisa menutup beban untuk pengoperasian, dan akhirnya meminta jaminan dari BUMN dan juga meminta penyertaan modal negara. Yang artinya, proyeknya tidak lagi B2B, tapi government to business antara Government Indonesia dengan China Development Bank."

Punya kereta cepat baru, apakah kita 'panasan'?

Lalu, benarkah kereta cepat Whoosh jadi kebutuhan masyarakat saat ini?

Bak sulit membedakan antara keinginan dan kebutuhan, Bhima menyebut bahwa ini adalah investasi jor-joran dan demi branding sebagai salah satu negara pertama di Asia Tenggara yang punya kereta cepat.

"Nanti kalau misalkan passenger rate-nya rendah ternyata, apalagi karena tadi tidak terintegrasi dengan transportasi lainnya harus pindah ke kereta sampai ke Bandung kota misalnya, itu nanti justru branding-nya jadi negatif. Jadi blunder bagi pemerintah," kata Bhima kepada DW Indonesia.

Hal senada juga diungkapkan ekonom Indef Esther Sri Astuti Soeryaningrum Agustin kepada DW Indonesia. Esther menyebut proyek ini "terlalu maksa."

"Ini seperti Indonesia ini panasan. Lihat tetangga punya mobil baru, panas. Padahal nggak tahu dia punya mobil baru karena sudah settle ekonominya. Tapi Indonesia yang belum settle ekonominya juga mau punya mobil baru," ucapnya.

Halaman
12
Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved