Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Batalyon Storm-Z, Hukuman Mati Ala Rusia Buat Prajurit yang Minum Alkohol dan Langgar Aturan 

Tentara Rusia yang minum minuman keras dan melanggar peraturan dikirim ke batalion hukuman dimana mereka kemungkinan besar mati dalam pertempuran

Foto: RIA NOVOSTI
Para tentara Batalyon Storm-Z Rusia. Anggota pasukan unit ini dilaporkan adalah para tentara yang melanggar perintah dan kebanyakan menjadi umpan peluru dalam perang melawan Ukraina. 

Batalyon tersebut juga merekrut para narapidana untuk menjadikan mereka tentara dengan imbalan pengampunan, sebuah pendekatan yang sebelumnya digunakan oleh perusahaan militer swasta Rusia, Grup Wagner.

Kementerian Pertahanan Rusia menyiapkan program Storm-Z pada awal tahun ini dengan harapan bisa menggantikan Wagner, yang pendirinya Yevgeny Prigozhin terbukti sulit diatur.

Serhii Cherevaty, juru bicara komando militer Timur Ukraina mengatakan pada bulan Juni bahwa ada lebih dari 170.000 tentara tempur Storm Z di “zona operasional” mereka, seperti laporan The Telegraph.

Sebuah video menunjukkan para pejuang dari pasukan Storm-Z Rusia mengatakan mereka tidak akan lagi bertempur di Ukraina, dengan alasan perlakuan petugas terhadap mereka, pada 28 Juni 2023.
Sebuah video menunjukkan para pejuang dari pasukan Storm-Z Rusia mengatakan mereka tidak akan lagi bertempur di Ukraina, dengan alasan perlakuan petugas terhadap mereka, pada 28 Juni 2023. (Gulagu.net/Reuters)

Kemampuan Tempur Sangat Rendah, Dibiarkan Membusuk

Pihak militer Ukraina, seperti dilansir Ukraina Pravda, sebelumnya juga mengatakan bahwa pasukan Storm-Z menunjukkan kemampuan tempur yang sangat rendah.

Seorang pejuang Storm Z mengatakan kepada Reuters bahwa hampir semua orang di unitnya tewas pada bulan Juni di sekitar Bakhmut, rinciannya ada 105 prajurit yang tewas dari 120 orang yang ada di batalyonnya.

Kerabat tentara Storm-Z yang hilang saat bertempur di Ukraina mengatakan kepada Reuters bahwa Kementerian Pertahanan Rusia tidak pernah menjawab ketika mereka bertanya di mana dia berada.

"Dia berasal dari unit Storm. Bagi mereka, tidak ada yang akan terburu-buru," kata seorang kerabat, yang tidak disebutkan namanya, kepada outlet tersebut.

Di musim panas, beberapa pejuang Storm mengatakan dalam sebuah video bahwa mereka menolak melakukan misi tempur karena perlakuan yang mereka terima.

“Di garis depan, tempat kami berada, kami tidak menerima pengiriman amunisi,” kata seorang pejuang dalam video tersebut, menurut Reuters.

"Kami tidak mendapatkan air atau makanan. Yang terluka tidak dibawa pergi: masih saja yang mati masih membusuk," kata tentara tersebut.

Kementerian Pertahanan Rusia belum menanggapi laporan tersebut.

(oln/reuters/telegraph/*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved