Sabtu, 4 Oktober 2025

Polisi AS Terdengar Tertawa saat Bicarakan Wanita 23 Tahun Tewas Tertabrak Mobil Rekannya

Polisi di AS terekam menertawai kematian seorang wanita India yang ditabrak mobil patroli rekannya.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
Seattle Police/@ShehanJeyarajah via Twitter
Tangkap layar video bodycam yang memperlihatkan seorang polisi menertawai seorang wanita yang tewas ditabrak mobil patroli rekan polisinya. 

TRIBUNNEWS.COM - Video bodycam menunjukkan seorang polisi di Amerika Serikat tertawa dan bercanda atas kematian wanita 23 tahun yang tewas tertabrak mobil patroli rekannya.

Dilansir thehindu.com, wanita asal India bernama Jaahnavi Kandula terbunuh pada Januari lalu setelah mobil patroli yang dikendarai petugas Kevin Dave menabraknya.

Saat itu, petugas Dave berkendara dengan kecepatan 119 km/jam menuju laporan seseorang yang mengalami overdosis.

Dalam rekaman bodycam yang dirilis pada Senin (11/9/2023) oleh Seattle Police Department, polisi bernama Daniel Auderer terdengar menertawai kecelakaan itu.

Ia juga menepis semua kemungkinan bahwa Dave rekannya mungkin bersalah dan perlu penyelidikan kriminal.

Dalam rekaman tersebut, Auderer, yang merupakan wakil presiden Persatuan Petugas Polisi Seattle, sedang menelepon presiden serikat tersebut, Mike Solan.

Baca juga: Fakta Sebenarnya Kasus Tabrak Lari Mobil Dinas Pejabat di Sukasari Bogor yang Viral

Auderer tertawa beberapa kali, lalu berkata, "Ya, tulis saja ceknya."

"11.000 dolar. Lagipula dia berusia 26 tahun," kata Auderer dalam video tersebut, yang salah menyebutkan usia Kandula.

"Dia memiliki nilai yang terbatas," kata Auderer.

Laporan investigasi polisi yang dirujuk ke jaksa untuk ditinjau bulan lalu, mengatakan bahwa Dave mengemudi dengan kecepatan 74 mph (119 km/jam), dan Kandula terlempar lebih dari 100 kaki (30 meter) setelah tabrakan.

“Itu bukan tindakan sembrono bagi seorang pengemudi terlatih,” kata Auderer dalam video tersebut.

Auderer menambahkan, bahwa dia tidak percaya korban terlempar sejauh 40 kaki.

"Tapi dia mati," katanya sambil tertawa dan menambahkan, "Bukan, dia orang biasa."

Hanya percakapan dari sisi Auderer yang terdengar dalam rekaman bodycam itu.

Rekaman bodycam Auderer
Rekaman bodycam Auderer (Seattle Police)

Baca juga: Seorang Jurnalis Wanita Terluka Parah Setelah Jadi Korban Tabrak Lari di Dekat Polda Metro Jaya

Pembelaan Auderer

Sementara itu, Auderer mengatakan komentar tersebut dibuatnya sebagai ejekan terhadap pengacara, menurut stasiun radio KTTH di Seattle.

Auderer menyebut bahwa Solan, lawan bicaranya, menyesali kematian wanita muda tersebut.

Ia menambahkan, bahwa sangat disayangkan kematiannya akan berubah menjadi perdebatan pengacara yang memperdebatkan nilai kehidupan manusia.

"Saya menjawab dengan sesuatu seperti, 'Dia berumur 26 tahun. Apa nilainya? Siapa yang peduli?'."

"Saya bermaksud berkomentar seperti itu sebagai ejekan terhadap pengacara," kata Auderer.

“Saya meniru apa yang dikatakan seorang pengacara yang ditugaskan untuk menegosiasikan kasus ini dan bersikap sinis saat menyatakan bahwa mereka tidak boleh mengajukan argumen gila untuk meminimalkan pembayaran,” tambahnya.

"Saya tertawa melihat betapa konyolnya cara kasus-kasus ini diajukan ke pengadilan dan betapa konyolnya saya melihat kejadian-kejadian ini terjadi saat dua pihak saling tawar-menawar mengenai sebuah tragedi."

Menurut laporan tersebut, Auderer mengakui bahwa siapa pun yang mendengarkan rekaman itu pasti akan percaya bahwa dirinya tidak peka terhadap hilangnya nyawa manusia.

Namun Auderer mengatakan, bahwa komentar tersebut tidak dibuat dengan niat atau hati yang jahat.

Jaahnavi Kandula
Jaahnavi Kandula (@ShehanJeyarajah via Twitter)

Baca juga: Viral Video Mobil Dirusak di Solo: Dikejar Warga karena Lakukan Tabrak Lari, Pengemudi Ketakutan

Kantor Akuntabilitas Polisi mengkonfirmasi, bahwa penyelidikan telah dimulai setelah badan tersebut menerima pengaduan pada tanggal 2 Agustus dari seorang karyawan di Departemen Kepolisian Seattle.

Badan pengawas yang menyelidiki pelanggaran polisi itu, sedang menyelidiki “konteks" di mana pernyataan tersebut dibuat dan apakah ada kebijakan yang dilanggar, kata departemen kepolisian.

Jaahnavi Kandula, yang berasal dari Andhra Pradesh India, sedang mengejar gelar masternya di Northeastern University di Seattle, menurut penggalangan dana GoFundMe yang diluncurkan keluarganya.

“Keluarganya tidak bisa berkata apa-apa,” kata pamannya, Ashok Mandula, seperti dikutip dalam laman tersebut.

“Saya bertanya-tanya apakah anak perempuan atau cucu laki-laki ini memiliki nilai. Kehidupan adalah kehidupan,” tulisnya.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved