Konflik Rusia Vs Ukraina
Momen Zelensky Mengaku Cemas Ukraina Ditinggalkan Barat Kalau Berani Serang Wilayah Rusia
Kiev bersikeras bahwa tentara Ukraina hanya menyerang sasaran militer di wilayah yang mereka klaim kedaulatannya, seperti Semenanjung Krimea.
Momen Zelensky Mengaku Cemas Ditinggalkan Barat Kalau Berani Serang Wilayah Rusia
TRIBUNNEWS.COM - Ukraina berisiko kehilangan dukungan internasional jika perangnya dengan pemerintahan Moskow meluas ke wilayah Rusia.
Hal itu diungkapkan Presiden Ukraina Vladimir Zelensky yang menegaskan pihaknya hanya akan menyerang wilayah mereka yang diduduki tentara Rusia bukan wilayah kedaulatan Rusia itu sendiri.
Adapun para pejabat Rusia menuduh Ukraina melancarkan sejumlah “serangan teroris” di negara mereka, termasuk terhadap Moskow, Ibu Kota Rusia.
Baca juga: Jerman Kirim Rudal Patriot ke Ukraina, Stok Persenjataan Barat Habis, Zelensky Akui Rusia Keras
Dalam sebuah wawancara TV pada Minggu, Zelensky menegaskan bahwa Ukraina siap untuk “perjuangan panjang” melawan Rusia, asalkan mereka dapat mengurangi jumlah korban jiwa.
Ketika ditanya oleh jurnalis Natalia Moseichuk apakah konflik harus “pindah ke wilayah Rusia,” pemimpin Ukraina tersebut menjawab, itu memiliki risiko sangat besar.
“Hal itu akan menimbulkan risiko besar bahwa kita (Ukraina) akan dibiarkan sendiri (ditinggalkan oleh Barat),” kata Zelensky.
Kiev bersikeras bahwa tentara mereka hanya menyerang sasaran militer di wilayah yang mereka klaim kedaulatannya, seperti Semenanjung Krimea.
Sejauh ini, Ukraina juga terus menyangkal melakukan serangan di wilayah Rusia.
Sikap tersebut bertentangan dengan serangan reguler di wilayah perbatasan serta serangan drone kamikaze di wilayah Rusia, yang menurut Moskow dilakukan oleh pasukan Kiev.
Kiev diketahui tidak pernah mengeluarkan komentar atas serangan-serangan drone di Moskow.

Peran Ukraina dalam melancarkan serangan pesawat tak berawak ke Rusia serta dugaan keterlibatan Barat disorot dalam laporan The Economist pada Minggu (27/8/2023).
Menurut majalah berita Inggris tersebut, sponsor asing memberikan informasi intelijen kepada para perencana Ukraina, sementara Rusia tidak dapat mengunci dan memproteksi seluruh wilayahnya yang luas.
"Program drone Ukraina tidak memiliki komando tunggal namun didukung oleh pemerintah," klaim artikel tersebut dikutip dari Russia Today.
Meskipun sistem komando macam itu jutsru mendorong 'persaingan', hal ini juga berarti kalau sejumlah operasi yang menargetkan Moskow tampaknya merupakan proyek 'Humas' yang dirancang untuk menarik perhatian para petinggi pengadaan (pihak Barat), dibandingkan memiliki nilai militer,” lapor outlet tersebut.
Konflik Rusia Vs Ukraina
Pamer Kekuatan: Rusia–Belarus Gelar Latihan Perang, Kerahkan Rudal Nuklir, Jet Bomber, hingga Tank |
---|
Diplomasi Besi Putin ke NATO, AS Kirim Perwira Pantau Latihan Perang Besar-besaran Rusia-Belarus |
---|
Perang Kuras Keuangan Ukraina, Presiden Zelensky Butuh 120 Miliar Dolar untuk Lawan Rusia di 2026 |
---|
Rumania Naik Pitam, Panggil Dubes Rusia usai Insiden Drone Tembus ke Wilayah Udara |
---|
Ukraina Klaim Hancurkan Sistem Pertahanan Udara Rusia Buk-M3 Senilai Rp655 Miliar |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.